Mengompol merupakan hal yang umum terjadi pada anak-anak. Jadi, kalau Si Kecil mengalaminya, Bunda tidak perlu terlalu khawatir, ya. Untuk mengatasinya, sebenarnya ada beberapa cara sederhana tetapi efektif yang bisa Bunda lakukan untuk membantu Si Kecil menghilangkan kebiasaan ini.

Dalam dunia medis, mengompol saat tidur di malam hari dikenal dengan istilah nokturnal enuresis. Pada dasarnya, ini adalah hal yang wajar terjadi pada anak-anak. Meski begitu, akan lebih baik bila kebiasaan ini segera dihentikan, supaya tidak terbawa sampai anak dewasa nanti.

3 Cara Kreatif Mengatasi Anak Mengompol - Alodokter

Ini Penyebab Anak Mengompol

Penyebab anak mengompol saat tidur belum bisa ditentukan secara pasti. Namun, banyak ahli menyatakan bahwa faktor genetik turut berpengaruh terhadap terjadinya kondisi ini.

Di samping itu, mengompol saat tidur juga bisa terjadi karena ukuran kantong kemih anak yang tergolong masih kecil, sehingga tidak cukup untuk menampung volume urine yang diproduksi.

Faktor lain yang mungkin bertanggung jawab terhadap kondisi ini adalah kualitas tidur anak. Saat tertidur pulas, anak-anak belum mampu sigap merespons sinyal-sinyal dari kantong kemih mereka. Hal ini membuat anak tidak terbangun untuk pergi ke toilet ketika ingin buang air kecil, dan akhirnya mengompol.

Selain itu, ada pula kondisi medis tertentu yang dikaitkan dengan mengompol, yaitu sembelit atau susah buang air besar. Biasanya, anak dengan kondisi ini hanya mengompol pada malam ketika ia belum buang air besar sebelumnya, bukan di setiap malam.

Anak mengompol juga dapat menjadi tanda bahwa ia sedang mengalami sesuatu yang mengganggu kondisi psikologisnya, seperti cemas, takut, atau gelisah. Perasaan tersebut dapat muncul misalnya ketika ia khawatir karena melakukan kesalahan, akan pindah sekolah, atau menjadi korban bullying.

Cara Mengatasi Anak Mengompol

Berikut ini adalah cara mengatasi anak mengompol yang bisa Bunda lakukan:

1. Buat tabel penghargaan

Bunda bisa menyediakan stiker dengan wajah ceria dan cemberut untuk ditempelkan Si Kecil di tabel yang telah dibuat sebelumnya. Berikan tanda wajah ceria saat Si Kecil bisa tidur tanpa mengompol dan stiker berwajah cemberut jika ia masih mengompol saat tidur.

Bunda juga bisa memberikan Si Kecil hadiah bila ia telah berhasil mengumpulkan stiker berwajah ceria, misalnya sebanyak 10 buah. Namun, hindari memberinya hukuman ketika mengompol, ya. Soalnya, ini justru akan membuat anak makin tertekan, bukan termotivasi untuk menghentikan kebiasaan mengompolnya.

2. Beri anak hadiah alarm kencing

Alarm ini akan menyala saat anak buang air kecil, karena memiliki sensor kelembapan atau sensor basah. Bentuk alarmnya juga dapat disesuaikan dengan kesukaan anak, sehingga bisa menambah semangatnya untuk berhenti mengompol.

Sensor alarm ini bisa ditempelkan langsung di baju tidur anak. Jadi, ketika ia mengompol, alarm akan otomatis menyala. Dengan alarm yang menyalanya, Si Kecil akan terbangun dan segera pergi ke toilet. Jika ia terlalu lelap, Bunda bisa membangunkannya.

3. Temani anak ke toilet

Melatih anak ke toilet sebelum tidur memang bukan hal yang mudah. Jadi, dibutuhkan kesabaran yang ekstra dari orang tua untuk menerapkan hal ini.

Tujuan proses ini sebetulnya bukan hanya untuk menghentikan kebiasaan mengompol Si Kecil, tetapi juga untuk menekankan betapa pentingnya memakai toilet pada malam hari. Lama kelamaan, Si Kecil akan terlatih untuk pergi ke toilet sendiri tanpa harus didampingi Bunda maupun Ayah lagi.

Sebenarnya, selain sebelum tidur, Bunda juga disarankan untuk membangunkan Si Kecil di malam hari, di jam-jam ia biasa mengompol, untuk kemudian mengantarnya ke toilet. Dengan begitu, ia akan terbiasa untuk bangun dan pergi ke toilet ketika ingin buang air kecil di tengah tidurnya.

Cara mengatasi anak mengompol memang tidak bisa berhasil secara instan. Di awal-awal, mungkin tips di atas cukup berat untuk dilakukan. Jam tidur Bunda pun bisa saja jadi terganggu. Namun, jangan patah semangat ya, Bun!

Kalau Bunda merasa kesulitan, jangan ragu untuk meminta pertolongan Ayah. Bila perlu, Bunda juga dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.