Abses anus adalah benjolan berisi nanah yang terbentuk di anus. Kondisi ini umumnya terjadi akibat infeksi bakteri di area anus. Abses anus menimbulkan rasa sakit, terutama saat duduk atau buang air besar.

Abses anus umumnya ditandai dengan benjolan kecil kemerahan di saluran anus. Pada beberapa kasus, abses juga bisa muncul di bagian akhir usus besar yang tersambung ke anus (rektum).

Abses Anus - Alodokter

Bila tidak segera ditangani, abses anus dapat menyebabkan terbentuknya saluran tidak normal di anus (fistula ani). Kondisi ini akan membuat rasa sakit memburuk, bahkan menyebabkan kesulitan mengontrol buang air besar.

Penyebab Abses Anus

Abses anus terjadi ketika kelenjar-kelenjar di sekeliling anus terinfeksi oleh bakteri. Akibatnya, kelenjar tersebut membesar dan berisi nanah. Beberapa penyebab abses anus antara lain:

Faktor risiko abses anus

Abses anus dapat terjadi pada siapa saja, tetapi kondisi ini lebih berisiko terjadi pada orang yang:

Abses anus juga lebih mudah terjadi pada ibu hamil, serta bayi dan balita yang masih mengenakan popok.

Gejala Abses Anus

Gejala umum abses anus adalah nyeri di anus atau rektum yang terasa menusuk. Rasa nyeri ini berlangsung terus menerus dan bertambah parah saat duduk, batuk, dan buang air besar.

Gejala lain yang dapat muncul akibat abses anus adalah:

  • Sembelit
  • Tubuh mudah lelah
  • Sulit buang air kecil
  • Demam dan menggigil
  • Sakit di bagian bawah perut
  • Iritasi, bengkak, dan kemerahan di sekitar anus
  • Keluar nanah atau darah dari dubur

Kapan harus ke dokter

Periksakan diri Anda ke dokter bila mengalami gejala seperti yang telah disebutkan di atas. Abses anus yang dibiarkan dapat berkembang menjadi fistula ani, yaitu saluran tidak normal yang terbentuk di dubur. Fistula ani harus ditangani dengan operasi dan biasanya membutuhkan waktu lama untuk sembuh.

Segera ke IGD bila mengalami demam tinggi yang disertai muntah, menggigil, susah buang air besar, dan nyeri yang tidak tertahankan di sekitar anus. Gejala tersebut bisa menandakan infeksi telah menyebar ke aliran darah. Jika tidak cepat ditangani, penderita dapat mengalami sepsis, syok, hingga kematian.

Diagnosis Abses Anus

Dokter akan mengawali diagnosis dengan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area dubur pasien. Melalui pemeriksaan fisik, dokter dapat membedakan apakah benjolan di dubur pasien abses atau wasir.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab abses yang terbentuk di anus. Pemeriksaan tersebut meliputi:

  • Tes darah, untuk mendeteksi diabetes, radang usus atau HIV/AIDS
  • Endoskopi atau kolonoskopi, untuk melihat kondisi saluran anus dan rektum
  • Pemindaian dengan USGCT scan atau MRI, untuk mendeteksi lokasi abses yang lebih dalam dan tidak terlihat pada saat pemeriksaan fisik

Pengobatan Abses Anus

Abses anus tidak dapat sembuh hanya dengan terapi antibiotik. Penanganan yang perlu dilakukan untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan operasi yang jenisnya tergantung pada letak abses.

Jika abses terletak di area yang tidak terlalu dalam, pasien akan menjalani operasi kecil dan biasanya boleh pulang setelah kondisi pulih. Namun, bila abses terletak di bagian yang lebih dalam atau berukuran besar, pasien perlu menjalani rawat inap.

Operasi abses anus dapat dilakukan dengan bius lokal atau bius total. Operasi dilakukan dengan membuat sayatan di area abses dan mengeluarkan nanah dari dubur.

Setelah operasi, dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi, dan obat untuk meredakan nyeri, seperti paracetamol. Pasien juga disarankan untuk merendam anus di dalam air hangat atau sitz bath sebanyak 3–4 kali sehari.

Guna membantu proses penyembuhan, pasien bisa mengonsumsi makanan lunak dan mengandung serat tinggi, serta banyak minum air putih untuk memperlancar buang air besar. Pasien juga bisa menggunakan obat pelunak tinja untuk meredakan nyeri saat buang air besar.

Komplikasi Abses Anus

Jika tidak diobati atau tidak rutin diperiksakan setelah operasi abses anus dapat menyebabkan sejumlah komplikasi di bawah ini:

  • Fistula ani
  • Nyeri yang terus-menerus (kronis) di area abses
  • Sulit mengendalikan BAB (inkontinensia tinja)
  • Abses kambuh setelah operasi
  • Infeksi yang menyebar ke aliran darah (sepsis)

Pencegahan Abses Anus

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terbentuknya abses anus, di antaranya:

  • Mencegah infeksi menular seksual, salah satunya dengan menggunakan kondom saat berhubungan intim
  • Segera berobat bila terserang infeksi menular seksual
  • Mengobati penyakit yang dapat meningkatkan risiko terserang abses anus, seperti diabetes dan radang usus
  • Tidak berhubungan seksual melalui dubur (anal)
  • Menjaga kebersihan kelamin dan dubur
  • Mengganti popok anak secara berkala