Obat penyubur kandungan umumnya bekerja dengan cara melepaskan hormon yang mengatur atau memicu ovulasi. Pemberian obat-obatan ini juga merupakan bagian dari prosedur bayi tabung, dan bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan pelepasan telur yang sehat dari ovarium.

Bagi pasangan yang sedang berusaha mendapatkan buah hati, obat penyubur kandungan sering kali menjadi pilihan pengobatan. Obat ini akan membantu melancarkan siklus ovulasi pada wanita, sekaligus meningkatkan kadar hormon untuk melepaskan sel telur yang siap dibuahi.

4 Jenis Obat Penyubur Kandungan yang Aman Digunakan - Alodokter

Sebagian obat penyubur kandungan memiliki efek samping yang parah, sedangkan yang lainnya memberikan hasil positif. Dokter bisa saja menyarankan obat penyubur kandungan yang berbeda, tergangung pada kondisi medis, respons terhadap pengobatan, dan efek samping dari obat tersebut terhadap pasien.

Berbagai Jenis Obat Penyubur Kandungan

Ada banyak obat penyubur kandungan yang tersedia dan umum diresepkan oleh dokter, di antaranya:

1. Clomiphene citrate

Clomiphene citrate telah digunakan lebih dari 40 tahun dan sering menjadi pilihan utama obat penyubur kandungan. Obat penyubur kandungan ini menyebabkan kelenjar pituitari dan hipotalamus pada otak melepaskan hormon yang merangsang ovarium untuk memproduksi sel telur.

Clomiphene dikonsumsi dengan dosis awal 50 miligram per hari selama lima hari, dimulai sekitar hari ke-5 menstruasi. Selanjutnya, ovulasi diharapkan terjadi pada tujuh hari setelah hari terakhir mengonsumsi obat. Clomiphene tidak disarankan untuk dikonsumsi lebih dari 6 bulan.

Keberhasilan obat penyubur kandungan ini sekitar 60–80%. Obat-obatan lain mungkin akan diresepkan dokter apabila pasien belum juga hamil setelah enam bulan pasca pengobatan.

Namun, ada beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkan dari konsumsi clomiphene, seperti sakit kepala, mual, perut kembung, penglihatan buram, hot flashes, perubahan lendir serviks, peningkatan berat badan, nyeri pada payudara, dan perdarahan pada vagina.

Di samping itu, obat penyubur kandungan yang satu ini juga dapat meningkatkan peluang hamil bayi kembar.

2. Metformin hydrochloride

Obat penyubur kandungan yang satu ini membuat tubuh lebih sensitif terhadap hormon insulin. Konsumsi metformin hydrochloride akan menyebabkan kadar insulin dalam darah menurun, sehingga wanita dapat berovulasi secara normal.

Metformin sebenarnya diperuntukkan bagi penderita diabetes tipe 2. Namun, obat ini juga efektif untuk menangani gangguan ovulasi, terutama pada wanita yang mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan obesitas.

3. Bromocriptine

Jika penyebab sulit hamil adalah tingginya kadar hormon prolaktin dalam tubuh, dokter akan merekomendasikan bromocriptine. Tingginya hormon prolaktin akan menurunkan kadar hormon estrogen, sehingga wanita akan mengalami gangguan ovulasi yang menyebabkan sulit hamil.

Bromocriptine bekerja dengan memblokir pelepasan hormon prolaktin dari kelenjar pituitari. Tak hanya itu saja, obat ini juga dapat mengurangi risiko sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS) tanpa memengaruhi peluang untuk hamil.

Obat penyubur kandungan ini juga dapat diberikan pada pria yang mengalami masalah kesuburan karena kadar prolaktin yang berlebihan di dalam tubuhnya. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul yang dikonsumsi dengan cara diminum.

4. Gonadotropin

Gonadotropin terdiri dari luteinising hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH). LH dan FSH ini secara langsung merangsang ovarium untuk memproduksi dan mematangkan sel-sel telur.

Obat penyubur kandungan ini diberikan dengan cara disuntik, dan dapat digunakan pada wanita yang menjalani program bayi tabung atau pada penderita PCOS yang tidak merespons obat-obatan lain. Suntikan gonadotropin ini kemudian dapat diikuti suntikan human chorionic gonadotropin (hCG).

Meski jarang menimbulkan efek samping secara langsung, obat penyubur kandungan gonadotropin dapat menyebabkan pembesaran ovarium yang berakibat pada nyeri perut atau panggul. Efek samping lainnya adalah mual, sakit kepala, perut kembung, berat badan naik drastis, kaki bengkak, dan timbul jerawat.

Berbagai jenis obat penyubur kandungan di atas dapat Anda coba jika sedang menjalankan program hamil. Namun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat-obatan di atas guna menentukan terapi yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.