Sakit kepala bisa terasa di berbagai bagian kepala. Salah satu keluhan yang paling sering terjadi adalah sakit kepala bagian depan. Penyebab sakit kepala di bagian depan bisa bermacam-macam. Sebagian tidak berbahaya dan bisa sembuh sendiri, namun sebagian lainnya perlu diwaspadai.

Hampir setiap orang mungkin pernah atau cukup sering mengalami sakit kepala, terutama sakit kepala bagian depan. Sebagian besar sakit kepala bagian depan bisa sembuh dengan sendirinya atau bisa lebih cepat diatasi dengan istirahat yang cukup dan konsumsi obat pereda nyeri yang bisa dibeli bebas, misalnya paracetamol.

Apa Saja Penyebab Sakit Kepala Bagian Depan? - Alodokter

Namun, terkadang sakit kepala bagian depan bisa cukup berat atau sering kambuh. Jika sakit kepala yang Anda rasakan menyebabkan aktivitas sulit dijalani atau tidak mereda dengan obat pereda nyeri biasa, keluhan ini patut diwaspadai dan sebaiknya diperiksakan ke dokter.

Beberapa Penyebab Sakit Kepala Bagian Depan

Ada beberapa penyebab terjadinya sakit kepala bagian depan, antara lain:

1. Sakit kepala tegang

Sakit kepala tegang sering dirasakan di kepala bagian depan atau bisa juga pada bagian samping kepala. Biasanya, seseorang akan merasakan sakit kepala tegang ketika otot pada kepala dan leher mengencang.

Sakit kepala tegang umumnya terasa seperti kepala ditekan atau diremas dengan sangat kuat. Namun, sakit kepala tegang juga bisa terasa seperti nyeri yang berdenyut. Terkadang, rasa sakit juga bisa berpindah ke pelipis, kepala bagian atas, kemudian ke kepala bagian depan, hingga ke leher.

Sakit kepala tegang biasanya bisa mereda sendiri. Namun, untuk meringankan keluhan ini, Anda bisa beristirahat, makan dan minum yang cukup, kurangi stres, atau menggunakan obat pereda nyeri.

2. Migrain

Sakit kepala jenis ini biasanya dikeluhkan sebagai sakit berdenyut yang parah di bagian samping kepala. Rasa sakit saat migrain juga bisa berpindah dari satu sisi kepala ke sisi lainnya dan terkadang bisa terasa di bagian depan kepala.

Migrain dapat berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari. Pada beberapa kasus, kondisi ini bisa cukup parah hingga penderitanya tidak mampu beraktivitas. Migrain juga kerap disertai gejala-gejala lain, seperti mual, muntah, dan sensitif terhadap suara atau cahaya.

3. Sinusitis

Sakit kepala bagian depan juga bisa terjadi akibat dari kondisi kesehatan tertentu, termasuk sinusitis. Selain sakit kepala di bagian depan, kondisi ini juga terkadang menyebabkan sakit di bagian wajah dan gigi. Rasa sakit ini biasanya akan semakin kuat ketika Anda menekan bagian bawah mata atau samping hidung.

Sinusitis bisa terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. Sinusistis akut umumnya dipicu oleh pilek atau alergi, sedangkan sinusitis kronis biasanya terjadi karena sinusitis akut yang tidak ditangani dengan tepat, alergi yang sering kambuh, atau penggunaan obat dekongestan yang berlebihan.

4. Efek samping obat-obatan

Sakit kepala memang bisa lebih cepat diatasi dengan obat-obatan pereda nyeri, tetapi jika terlalu sering digunakan, obat-obatan ini justru bisa menyebabkan sakit kepala kronis yang berkepanjangan.

Munculnya sakit kepala ini bisa terjadi ketika seseorang menggunakan obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen, hingga lebih dari 15 kali dalam 1 bulan. Selain karena obat tersebut, sakit kepala bagian depan atau di bagian lainnya juga bisa muncul akibat efek samping obat-obatan, seperti kodein dan morfin, atau karena efek interaksi obat.

Rasa sakit yang dikeluhkan biasanya hampir serupa dengan sakit kepala tegang atau migrain, yaitu nyeri seperti ditekan di bagian depan atau samping kepala.

5. Giant cell arteritis (arteritis temporal)

Giant cell arteritis umumnya lebih sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Kondisi ini bisa menimbulkan sakit kepala bagian depan karena dipicu oleh pembengkakan pembuluh darah di pelipis dan di belakang mata. Rasa sakit kepala bagian depan bisa bertambah parah saat menyisir rambut dan mengunyah.

Giant cell arteritis termasuk kondisi yang serius dan perlu segera ditangani secara medis karena berpotensi menganggu penglihatan.

6. Tumor di kepala

Tumor di dalam kepala, khususnya di otak bagian depan, juga bisa menyebabkan munculnya keluhan sakit kepala bagian depan. Ketika baru pertama muncul, kondisi ini mungkin bisa tidak bergejala. Seiring bertambahnya ukuran atau keparahan tumor, kondisi ini biasanya bisa menyebabkan sakit kepala.

Selain sakit kepala, tumor otak juga bisa menimbulkan keluhan lain, seperti gangguan penglihatan, perubahan perilaku dan mood, sulit konsentrasi, kesulitan berbicara, tremor atau tubuh gemetaran, hingga kelemahan pada bagian tubuh tertentu. Terkadang, keluhan tersebut bisa menyerupai gejala stroke.

Gejala Penyerta Sakit Kepala Bagian Depan yang Perlu Diwaspadai

Sebagian sakit kepala bagian depan bisa menjadi pertanda dari kondisi yang serius. Oleh karena itu, segera periksa ke dokter, jika sakit kepala yang Anda rasakan disertai dengan beberapa gejala berikut:

  • Sakit kepala muncul tiba-tiba, sangat parah, dan memburuk ketika duduk atau berdiri
  • Rasa sakitnya melebihi sakit kepala yang biasa dirasakan dan mengganggu aktivitas sehari-hari
  • Mata merah dan berair atau gangguan penglihatan
  • Berlangsung lebih dari 24 jam
  • Demam
  • Kejang
  • Kaku pada leher
  • Mual dan muntah

Selain itu, sakit kepala bagian depan juga perlu diwaspadai ketika muncul setelah cedera kepala, atau disertai dengan gangguan bicara, kehilangan keseimbangan, kebingungan, atau lupa ingatan.

Karena bisa disebabkan oleh banyak hal, sakit kepala bagian depan sebaiknya diperiksakan ke dokter, terlebih jika disertai beberapa gejala yang telah dipaparkan di atas.

Untuk memastikan penyebabnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, CT scan atau MRI kepala, dan EEG. Setelah penyebabnya diketahui, dokter baru dapat mengobati sakit kepala bagian depan dengan tepat.