Ascariasis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Ascaris lumbricoides atau cacing gelang. Cacing ini dapat hidup dan berkembang biak di dalam usus manusia serta menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.

Ascariasis terjadi ketika telur cacing gelang masuk ke dalam tubuh manusia. Cacing penyebab penyakit ini dapat menginfeksi paru-paru atau usus. Jika tidak dibasmi dengan pengobatan, cacing ini akan terus berkembang biak dan menginfeksi organ lain, seperti hati dan pankreas.

ascariasis-alodokter

Ascariasis dapat ditemukan di mana saja, tetapi lebih sering terjadi di wilayah yang beriklim hangat dan di area yang memanfaatkan tinja sebagai pupuk. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak kasus ascariasis.

Penyebab Ascariasis

Telur cacing gelang bisa ditemukan di tanah yang tercemar tinja manusia. Oleh sebab itu, seseorang dapat terkena ascariasis bila bersentuhan dengan tanah tersebut atau tidak mencuci tangan setelah menyentuh tanah. Selain itu, konsumsi sayuran atau buah yang tidak dicuci hingga bersih juga bisa menjadi penyebab ascariasis.

Telur yang masuk ke dalam tubuh akan menetas di usus dan menjadi larva. Selanjutnya, larva akan masuk ke paru-paru melalui aliran darah atau aliran getah bening.

Setelah berada di paru-paru selama 10–14 hari, larva akan menuju ke tenggorokan. Pada tahap ini, penderita dapat batuk sehingga larva tersebut keluar atau bisa juga tertelan lagi dan kembali ke usus.

Larva yang kembali ke usus akan tumbuh menjadi cacing jantan atau betina, kemudian berkembang biak. Cacing betina dapat tumbuh sepanjang 40 cm dengan diameter 6 mm dan bisa menghasilkan sekitar 200.000 telur cacing per hari.

Sebagian telur cacing akan keluar melalui feses dan mengontaminasi tanah Sementara sebagian lagi akan menetas kemudian pindah ke paru-paru dan menjadi cacing dewasa di usus. Seluruh siklus tersebut bisa memakan waktu sekitar 2–3 bulan.

Jika tidak dibasmi, cacing dewasa dapat bertahan hidup dan berkembang biak di dalam tubuh manusia selama 1–2 tahun. Artinya, selama itu akan ada telur baru dan cacing dewasa yang baru pula sehingga ascariasis bisa berlangsung dalam jangka panjang.

Faktor Risiko Ascariasis

Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang tertular cacing gelang penyebab ascariasis, yaitu:

  • Tinggal di tempat beriklim yang hangat
  • Tinggal atau bekerja di lingkungan yang memanfaatkan tinja manusia sebagai pupuk
  • Kebersihan tubuh yang kurang terjaga, misalnya jarang mencuci tangan
  • Menderita gangguan makan pica yang suka memakan tanah atau pasir

Gejala Ascariasis

Pada sebagian besar kasus, ascariasis tidak menimbulkan keluhan apa pun. Umumnya, gejala akan muncul jika cacing di dalam tubuh bertambah.

Gejala yang muncul akibat ascariasis tergantung pada organ tubuh yang terinfeksi. Ketika larva cacing gelang menginfeksi paru-paru, gejala yang dialami penderita mirip dengan keluhan asma atau pneumonia, antara lain:

  • Demam
  • Batuk terus-menerus
  • Mengi
  • Sesak napas

Sementara itu, ketika larva cacing menginfeksi usus, gejala yang dapat timbul adalah:

  • Lemas
  • Sakit perut hebat
  • Diare
  • Mual dan muntah
  • Gatal pada dubur
  • Buang air besar berdarah
  • Hilang nafsu makan
  • Berat badan turun
  • Terdapat cacing pada muntahan atau feses

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami sakit perut, diare, dan mual yang berkepanjangan. Jika dibiarkan, cacing gelang akan terus berkembang biak dan menyebabkan komplikasi yang berbahaya.

Diagnosis Ascariasis

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, kondisi tempat tinggal pasien, dan faktor risiko yang mungkin dimiliki pasien. Jika pasien dicurigai mengalami ascariasis, dokter akan melakukan tes feses untuk mendeteksi keberadaan telur atau larva cacing pada tinja pasien.

Dokter juga dapat menjalankan tes darah untuk melihat apakah ada kenaikan kadar eosinofil, yaitu salah satu jenis sel darah putih. Akan tetapi, tes darah tidak bisa memastikan ascariasis karena kenaikan kadar eosinophil juga dapat disebabkan oleh kondisi medis lain.

Selain kedua tes di atas, dokter juga dapat melakukan pemindaian, seperti:

  • Foto Rontgen, untuk memeriksa keberadaan cacing di usus dan melihat kemungkinan adanya larva di paru-paru
  • USG, untuk mendeteksi keberadaan cacing di pankreas atau hati
  • CT scan atau MRI, untuk melihat apakah cacing telah menyumbat saluran hati atau pankreas

Pengobatan Ascariasis

Pada beberapa kasus, ascariasis dapat sembuh dengan sendirinya. Meski demikian, Anda disarankan untuk segera ke dokter bila mengalami gejala ascariasis.

Pengobatan pertama untuk ascariasis adalah dengan pemberian obat cacing, seperti pirantel pamoat, mebendazole, piperazine, atau albendazole, yang dikonsumsi 1–3 kali sehari.

Pada ascariasis yang sudah berat atau menyebabkan komplikasi, dokter akan melakukan bedah untuk membuang cacing dari dalam usus dan memperbaiki kerusakan di usus pasien.

Komplikasi Ascariasis

Ascariasis umumnya hanya menimbulkan gejala ringan dan tidak berbahaya. Namun, cacing di dalam tubuh bisa terus berkembang biak dan menyebar ke organ tubuh lain. Akibatnya, dapat terjadi komplikasi serius, seperti:

  • Kekurangan nutrisi dan penurunan berat badan akibat hilangnya nafsu makan dan terganggunya penyerapan makanan di usus
  • Gangguan tumbuh kembang pada anak karena kekurangan nutrisi
  • Penyumbatan usus oleh kumpulan cacing yang dapat menyebabkan robekan usus dan perdarahan
  • Penyumbatan usus buntu yang menyebabkan peradangan usus buntu
  • Penyumbatan saluran cairan empedu dan enzim pankreas yang dapat menyebabkan nyeri perut hebat

Pencegahan Ascariasis

Ascariasis dapat dicegah dengan selalu menjaga kebersihan. Beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan adalah:

  • Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setiap sebelum memasak dan menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah buang air besar, dan setelah menyentuh tanah
  • Mencuci buah dan sayur hingga bersih sebelum dikonsumsi
  • Memastikan masakan benar-benar matang sebelum dikonsumsi
  • Minum air dalam kemasan yang masih disegel ketika bepergian