Ibu hamil boleh saja naik pesawat, bahkan melakukan perjalanan panjang dengan pesawat. Namun, ada beberapa hal yang harus Bumil perhatikan agar perjalanan jauh dan berada lama di dalam pesawat tidak membahayakan kondisi kehamilan dan janin.

Melakukan perjalanan panjang menggunakan pesawat saat hamil dianggap aman sebelum kandungan berusia 37 minggu. Kondisi tersebut berlaku jika Bumil hanya mengandung satu orang anak. Jika mengandung anak kembar, Bumil disarankan untuk tidak naik pesawat saat usia kandungan sudah mencapai 32 minggu atau lebih.

Risiko Perjalanan Panjang Menggunakan Pesawat pada Ibu Hamil dan Cara Mengantisipasinya - Alodokter

Namun, ada baiknya bila Bumil berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan sebelum melakukan perjalanan panjang dengan pesawat, terutama jika Bumil memiliki gangguan kesehatan atau komplikasi kehamilan.

Risiko Perjalanan Jarak Panjang dengan Pesawat

Berikut ini adalah beberapa risiko perjalanan panjang menggunakan pesawat yang bisa terjadi pada ibu hamil:

1. Jet lag

Jet lag umum terjadi sekitar 1–2 hari setelah ibu hamil melakukan perjalanan panjang menggunakan pesawat dengan melintasi setidaknya dua zona waktu. Hal tersebut menyebabkan irama sirkadian atau pola waktu tidur dan bangun tubuh menjadi tidak sesuai dengan waktu di tempat tujuan.

Ada beberapa gejala jet lag yang sering dikeluhkan, di antaranya:

  • Gangguan tidur, seperti insomnia, bangun tidur lebih awal, atau rasa kantuk yang berlebihan
  • Perubahan suasana hati atau mood
  • Kelelahan
  • Sulit berkonsentrasi
  • Tidak enak badan
  • Gangguan pencernaan, seperti konstipasi atau diare

2. Deep vein thrombosis (DVT)

Terbentuknya gumpalan darah di dalam pembuluh darah vena atau deep vein thrombosis (DVT) juga bisa dialami oleh ibu hamil ketika melakukan perjalanan panjang. DVT sering kali terbentuk di area tungkai atau lengan.

DVT bisa terjadi karena ibu hamil harus duduk diam di dalam pesawat untuk waktu yang lama. Beberapa studi menyebutkan bahwa DVT lebih berisiko terjadi ketika seseorang melakukan perjalanan panjang hingga lebih dari 4 jam.

Ketika DVT terjadi, aliran darah di bagian tubuh atau organ tertentu akan terhambat akibat tersumbat oleh gumpalan darah. DVT terkadang tidak menimbulkan gejala. Namun, sebagian orang yang mengalami DVT dapat mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Nyeri atau kram pada salah satu betis atau paha
  • Pembengkakan pada salah satu tungkai
  • Kulit di area yang sakit menjadi kemerahan atau kebiruan dan terasa hangat saat disentuh

DVT merupakan kondisi yang sangat berbahaya karena bisa menyebabkan gumpalan darah menyebar ke organ lain, misalnya paru-paru dan menyebabkan emboli paru.

3. Keluhan saat hamil semakin berat

Gejala kehamilan mungkin akan bertambah buruk saat ibu hamil melakukan perjalanan panjang, termasuk dengan pesawat. Berbagai gejala yang dimaksud antara lain hidung atau telinga tersumbat, kaki bengkak, perut kembung, serta mual dan muntah (morning sickness).

4. Peningkatan tekanan darah dan detak jantung

Melakukan perjalanan panjang menggunakan pesawat bisa membuat tekanan darah dan detak jantung ibu hamil meningkat. Namun, menurut para ahli, kondisi tersebut tidak membahayakan ibu hamil, kecuali jika ibu hamil memiliki kondisi tertentu, misalnya preeklampsia.

5. Dehidrasi

Kabin pesawat biasanya memiliki tingkat kelembapan udara yang rendah. Hal ini dapat menyebabkan kulit, hidung, dan tenggorokan ibu hamil terasa kering. Terkadang, kondisi lingkungan yang kering juga berpotensi membuat ibu hamil rentan mengalami dehidrasi, terutama jika ibu hamil mengalami keluhan mual dan muntah-muntah.

Tips Mengantisipasi Risiko Perjalanan Panjang dengan Pesawat

Untuk mengurangi risiko terjadinya berbagai kondisi di atas, Bumil bisa mencoba beberapa tips berikut saat bepergian dengan pesawat dalam waktu yang panjang:

Tetap aktif bergerak

Jika memungkinkan, ibu hamil disarankan untuk berjalan-jalan di lorong pesawat sesering mungkin, misalnya setiap 2 jam sekali, guna mencegah terbentuknya gumpalan darah di tungkai.

Namun, tetap berhati-hati ketika berjalan di dalam pesawat. Hindari beranjak dari tempat duduk apabila pesawat sedang mengalami guncangan. Hal ini dilakukan agar Bumil tidak terjatuh dan justru membahayakan kondisi janin.

Jika tidak memungkinkan untuk berjalan, Bumil dapat melakukan peregangan atau stretching di tempat duduk setiap 30 menit sekali.

Kenakan pakaian yang nyaman

Saat bepergian dengan pesawat dalam jangka waktu panjang, kenakanlah pakaian longgar dan sepatu yang nyaman, serta hindari pakaian ketat yang dapat menghambat aliran darah.

Bumil juga bisa mengenakan stoking khusus untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah di kaki akibat terlalu duduk. Selama berada di pesawat, usahakan untuk tidak menyilangkan kaki guna mencegah DVT dan kaki kram.

Penuhi kebutuhan cairan tubuh

Selama berada di pesawat, Bumil mungkin akan merasa cepat lelah dan rentan mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, usahakan untuk cukup minum air putih, terutama ketika ibu hamil sudah merasa haus atau lemas.

Hindari konsumsi minuman berkafein, seperti kopi dan minuman bersoda, atau minuman yang mengandung alkohol karena dapat membuat Bumil semakin rentan dehidrasi.

Tidur yang cukup

Agar Bumil lebih nyaman saat beristirahat, cobalah untuk memilih perjalanan di malam hari. Setelah tiba di tempat tujuan, Bumil juga disarankan untuk beristirahat dan tidur yang cukup agar tubuh bisa kembali berenergi.

Apabila Bumil hendak melakukan perjalanan panjang dengan pesawat atau kendaraan lain, sebaiknya berkonsultasilah dulu dengan dokter kandungan. Tanyakan juga kepada maskapai penerbangan apakah dibutuhkan surat keterangan dari dokter untuk memastikan keamanan selama penerbangan.