Anak tunggal sering kali mendapat julukan ‘anak manja’ atau ‘anak emas’. Hal ini karena ia kerap mendapatkan kasih sayang dan perhatian utuh dari kedua orang tuanya. Tak hanya itu, ada juga sejumlah fakta penting lain yang perlu dipahami orang tua ketika memiliki satu anak.

Saat ini, memiliki anak tunggal dianggap sebagai hal yang lazim. Selain kondisi fisik yang tidak memungkinkan, faktor ekonomi atau biaya hidup yang lebih besar untuk membesarkan banyak anak juga bisa menjadi alasan mengapa beberapa keluarga memilih hanya memiliki satu anak.

7 Karakter Anak Tunggal dan Tips Mendukung Tumbuh Kembangnya - Alodokter

Berbagai Karakter Anak Tunggal

Ada beberapa karakter yang biasanya dimiliki oleh seorang anak tunggal. Karakter ini bisa menjadi kelebihan dan kekurangan dalam dirinya. Berikut ini adalah karakter anak tunggal yang dimaksud:

1. Lebih cerdas dan berprestasi tinggi

Dibandingkan dengan anak yang memiliki banyak saudara kandung, anak tunggal cenderung lebih cerdas dan berprestasi. Hal ini karena anak tunggal cenderung lebih mendapat dukungan dan perhatian penuh dari kedua orang tuanya.

Meski demikian, tak hanya perhatian dan dukungan penuh, pola asuh yang tepat dan pendidikan yang optimal juga menentukan kecerdasan yang dimiliki anak tunggal.

2. Lebih disiplin dan teliti

Orang tua yang memiliki anak tunggal cenderung lebih mudah menanamkan disiplin dan mengajarkan perilaku yang benar atau salah dibandingkan dengan orang tua dengan banyak anak. Pola asuh atau didikan inilah yang menjadikan anak tunggal lebih teliti dan disiplin dalam melakukan sesuatu.

3. Lebih dewasa dan mandiri

Anak tunggal juga cenderung menjadi pribadi yang lebih dewasa dan mandiri. Kepribadian ini dapat terbentuk ketika anak diberi tanggung jawab lebih, seperti mengerjakan pekerjaan rumah saat kedua orang tuanya kerja.

Oleh karena itu, anak tunggal cenderung lebih terbiasa melakukan segala sesuatu sendiri, termasuk mengatasi masalah dan mencari jalan keluar.

4. Lebih percaya diri

Karena selama ini selalu terpengaruh dengan perkataan dan dukungan yang positif dari orang tuanya, anak tunggal juga cenderung lebih percaya diri dalam melakukan suatu hal, baik menggali potensi atau kelebihan yang dimiliki. Hal ini jelas berbeda daripada anak yang sering terpengaruh oleh keberadaan peran kakak dan adik.

5. Kurang mampu bersosialisasi

Riset menyebutkan bahwa anak tunggal cenderung memiliki keterampilan sosial yang kurang baik dibandingkan dengan teman sebayanya yang memiliki saudara kandung.

Hal ini dapat terjadi karena anak tunggal tidak memiliki saudara atau teman bermain di rumah, sehingga mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain sendirian.

6. Sering bosan dan merasa kesepian

Kurangnya interaksi sosial bisa menyebabkan anak tunggal rentan merasa bosan dan kesepian, terlebih bila orang tuanya bekerja di luar rumah. Jika rasa bosan dan kesepian yang ia rasakan tidak diberikan solusi, hal ini bisa membuat dirinya sulit bergaul dan terlalu sensitif terhadap kritikan seiring bertambahnya usia.

7. Rentan mengalami stres

Di samping kurang interaksi sosial dan sering merasa kesepian, orang tua yang terlalu berlebihan menaruh harapan pada anak tunggal bisa membuat pribadinya tertekan hingga akhirnya berisiko mengalami stres.

Hati-hati bila stres pada anak dibiarkan begitu saja tanpa ada penanganan. Hal ini bisa membuat dirinya berisiko mengalami masalah psikologis tertentu, mulai dari gangguan cemas, depresi, hingga perilaku menyakiti diri sendiri atau self-harm.

Tips Membesarkan Anak Tunggal dengan Tepat

Bila Anda dan pasangan hanya memiliki satu anak, ada tips membesarkan anak tunggal yang dapat diterapkan, yaitu:

  • Ajak Si Kecil untuk bersosialisasi dengan teman-temannya. Anda bisa mengajak sepupu dan temannya untuk bermain di rumah. Biarkan ia berinteraksi dengan banyak orang sejak usia dini untuk membentuk dan mengembangkan keterampilan sosialnya.
  • Bebaskan Si Kecil untuk melakukan berbagai hal positif sendiri agar kreativitas dan kemandiriannya bisa berkembang.
  • Ajak Si Kecil terlibat dalam kegiatan di luar rumah. Selain bisa bersosialisasi dengan banyak orang, ia juga dapat menemukan kegiatan apa saja yang menjadi minatnya.
  • Ajak Si Kecil untuk berbagi, saling membantu, atau menjadi relawan agar terbentuk rasa empati dalam dirinya.
  • Jangan paksa Si Kecil melakukan sesuatu yang tidak disukainya. Jangan pula memaksakan kehendak Anda, seperti memintanya mengikuti berbagai kursus keterampilan yang tidak ia sukai.

Anak tunggal memang satu-satunya penerus keturunan, tetapi Anda jangan terlalu berlebihan dalam menaruh harapan padanya. Misalnya, dalam pemilihan karir di masa depan. Biarkan ia memilih jalannya sendiri dan selalu berikan dukungan serta pantau sebaik mungkin.

Hal terpenting adalah selalu mendidik dan mengajarkan anak untuk bisa memahami perannya, baik dalam keluarga maupun masyarakat. Bila perlu, Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi psikologi anak untuk mendapatkan rekomendasi cara mendidik dan membesarkan anak tunggal yang tepat.