Mola hydatidosa atau hamil anggur adalah pembentukan ari-ari (plasenta) yang tidak normal pada masa kehamilan. Kondisi ini tergolong komplikasi kehamilan yang jarang terjadi.

Plasenta atau ari-ari yang terbentuk pada penderita hamil anggur tidak normal dan terbentuk seperti sekumpulan anggur. Sering kali, janin sama sekali tidak terbentuk, hanya jaringan plasenta yang abnormal. Kondisi yang disebut hamil anggur ini tergolong sebagai penyakit trofoblastik gestasional.

alodokter-hamil-anggur

Hamil anggur sulit dideteksi pada awal kehamilan, karena mirip dengan kehamilan normal. Oleh sebab itu, pemeriksaan rutin kehamilan perlu dilakukan agar kondisi ini bisa terdeteksi oleh dokter kandungan.

Penyebab Hamil Anggur

Hamil anggur (mola hydatidosa) disebabkan oleh proses awal pembuahan yang tidak normal. Kondisi tersebut bisa terjadi karena sperma yang membuahi sel telur kosong, atau terdapat dua sperma yang membuahi satu sel telur.

Kondisi sel sperma yang membuahi sel telur kosong disebut dengan hamil anggur lengkap. Pada kondisi ini, plasenta tumbuh tidak normal dan tidak ada embrio.

Sedangkan kondisi ketika dua sel sperma membuahi satu sel telur disebut dengan hamil anggur sebagian. Pada kondisi ini, plasenta atau ari-ari tumbuh menjadi tidak normal.

Faktor risiko hamil anggur

Terdapat beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko seorang wanita mengalami hamil anggur, di antaranya:

  • Berusia lebih dari 35 tahun saat hamil
    Risiko hamil anggur cenderung lebih tinggi pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun, dibanding mereka yang hamil di bawah 30 tahun.
  • Pernah mengalami hamil anggur
    Seseorang yang pernah mengalami hamil anggur sebelumnya juga berisiko mengalami hamil anggur pada kehamilan berikutnya.
  • Pernah mengalami keguguran
    Seorang wanita yang pernah keguguran lebih berisiko mengalami hamil anggur dibanding mereka yang tidak.

Gejala Hamil Anggur

Tanda-tanda hamil anggur awalnya sama dengan kehamilan normal. Namun seiring pertambahan usia kehamilan, hamil anggur bisa ditandai dengan gejala khusus, seperti:

Kapan harus ke dokter

Setelah mengetahui bahwa Anda positif hamil, segera periksakan diri ke dokter kandungan secara rutin, setidaknya 1 bulan sekali. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengetahui kondisi perkembangan janin sekaligus mendeteksi jika ada kondisi yang tidak normal, baik pada janin maupun pada rahim.

Pemeriksaan ke dokter kandungan di luar jadwal kontrol perlu dilakukan jika Anda merasakan gejala hamil anggur. Anda juga perlu waspada jika pernah mengalami hamil anggur, karena berisiko mengalaminya lagi.

Periksakan diri ke dokter kandungan secara rutin saat pemulihan setelah hamil anggur. Tanyakan juga kepada dokter kapan boleh hamil kembali setelah mengalami hamil anggur.

Diagnosis Hamil Anggur

Seperti telah dikatakan sebelumnya, tanda awal hamil anggur sama dengan kehamilan pada umumnya. Kondisi ini biasanya baru terdeteksi pada saat pemeriksaan rutin kehamilan.

Tanda awal yang nampak adalah pembesaran perut yang tidak sesuai dengan usia kehamilan. Setelah itu, dokter kandungan dapat mendeteksi hamil anggur melalui USG kehamilan dan tes darah.

Pada pemeriksaan hormon kehamilan, dokter akan melihat kadar hormon kehamilan chronic gonadotropin (HCG). Pada penderita hamil anggur, kadar hormon ini akan lebih tinggi dari seharusnya.

Pada USG kehamilan, sekitar di minggu ke-8 atau ke-9 kehamilan, dokter kandungan akan menemukan tanda di bawah ini bila ibu hamil mengalami hamil anggur lengkap:

  • Tidak ada janin di dalam rahim
  • Tidak terlihat air ketuban
  • Muncul kista ovarium
  • Plasenta menebal hampir memenuhi rahim
  • Plasenta berbentuk seperti sekumpulan buah anggur

Pada ibu yang mengalami hamil anggur parsial, pemeriksaan USG kehamilan bisa menunjukkan:

  • Pertumbuhan janin yang terhambat
  • Cairan ketuban sedikit
  • Plasenta menebal

Setelah didiagnosis mengalami hamil anggur, dokter akan menyarankan pasien menjalani tes darah lainnya untuk mengetahui apakah ada kondisi preeklamsia, anemia, atau hipertiroidisme.

Penanganan Hamil Anggur

Sebagian besar penderita hamil anggur akan mengalami keguguran spontan. Keguguran tersebut biasanya ditandai dengan keluarnya jaringan berbentuk gumpalan-gumpalan yang menyerupai sekumpulan buah anggur.

Jika tidak mengalami keguguran, dokter akan melakukan tindakan penanganan secepatnya guna mencegah terjadinya komplikasi yang lebih buruk. Tindakan yang dapat dilakukan dokter kandungan antara lain:

Kuret

Pada prosedur kuret, dokter akan melebarkan serviks dan mengangkat jaringan abnormal dengan alat khusus. Prosedur ini merupakan pilihan paling baik jika penderita berencana untuk hamil kembali.

Histerektomi

Histerektomi adalah operasi untuk mengangkat rahim. Prosedur ini hanya dilakukan pada pasien yang tidak berencana hamil lagi atau berisiko tinggi mengalami penyakit berbahaya gestational trophoblastic neoplasia.

Pemulihan

Sel abnormal bisa saja masih tertinggal di dalam rahim setelah kuret. Sel tersebut biasanya akan menghilang dalam beberapa bulan. Namun, pada beberapa kasus, dibutuhkan tindakan lebih lanjut untuk menghilangkannya.

Untuk memastikan sel abnormal sudah hilang, pasien perlu menjalani pemeriksaan kadar HCG melalui tes darah dan urine. Kadar hormon tersebut seharusnya kembali normal setelah pengangkatan jaringan abnormal.

Jika kadar hormon tetap tinggi, berarti masih ada sel abnormal yang tersisa dalam rahim. Pemeriksaan ini dilakukan selama 6 bulan hingga 1 tahun setelah mengalami hamil anggur.

Di samping itu, pasien juga disarankan tidak hamil dulu dalam waktu 1 tahun setelah mengalami hamil anggur.

Komplikasi Hamil Anggur

Ada beberapa komplikasi yang dapat timbul setelah mengalami hamil anggur, antara lain:

Gestational trophoblastic neoplasia

Komplikasi ini lebih banyak terjadi pada penderita hamil anggur lengkap, yang ditandai dengan HCG tetap tinggi setelah kuret. Gestational trophoblastic neoplasia terjadi ketika sel abnormal masuk ke bagian tengah dinding rahim.

Choricarcinoma

Choriocarcinoma merupakan bentuk kanker dari gestational trophoblastic neoplasia. Meski jarang terjadi, kanker ini lebih sering dialami penderita hamil anggur lengkap.

Hamil anggur terjadi kembali

Penderita hamil anggur berisiko mengalami hamil anggur kembali pada kehamilan berikutnya. Risiko ini lebih tinggi jika dialami penderita yang sudah mengalami beberapa kali hamil anggur atau mereka yang pernah keguguran.

Pencegahan Hamil Anggur

Hamil anggur terjadi karena kesalahan gen dalam proses pembuahan. Oleh sebab itu, kondisi ini sulit dicegah. Kendati demikian, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan pada penderita hamil anggur untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kondisi serupa di kehamilan selanjutnya.

Salah satu upaya untuk mengurangi risiko hamil anggur terjadi kembali adalah menunda kehamilan, setidaknya 1 tahun setelah kuret. Untuk mencegah kehamilan, Anda bisa menggunakan jenis alat kontrasepsi mana pun, kecuali KB spiral.

Pemeriksaan rutin ke dokter kandungan perlu dilakukan jika hamil kembali setelah hamil anggur. Tujuannya adalah untuk memastikan pertumbuhan plasenta dan janin berlangsung dengan normal.