Salep jerawat sering digunakan untuk mengatasi jerawat membandel dan mengganggu. Meski salep ini mudah diperoleh, tetapi jangan asal memilih dan membelinya. Ada baiknya ketahui lebih dulu apa saja kandungan pada salep jerawat agar lebih efektif dalam membasmi jerawat.

Jerawat bisa terjadi di usia remaja maupun dewasa. Bintil kecil kemerahan di kulit ini dapat muncul di area wajah, dada, atau punggung. Meski tidak berbahaya, jerawat yang muncul dapat mengurangi rasa percaya diri karena mengganggu penampilan.

Salep Jerawat, Kenali Lebih Dekat 5 Kandungan di Dalamnya - Alodokter

Untungnya, jerawat bisa diobati secara mandiri, salah satunya dengan mengoleskan krim, gel, atau salep jerawat. Akan tetapi, pemilihan krim jerawat tidak bisa dilakukan sembarangan, Anda disarankan untuk memilih kandungan salep jerawat sesuai dengan masalah kulit Anda.

Salep Jerawat Berdasarkan Kandungannya

Berikut ini adalah beberapa kandungan dalam salep jerawat yang umumnya ditemukan:

1. Benzoil peroksida

Benzoil peroksida bekerja dengan cara membuka sumbatan di pori-pori kulit, menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab jerawat, dan mengurangi peradangan.

Saat pertama kali menggunakan salep jerawat yang mengandung bahan ini, jerawat kemungkinan akan bertambah parah. Kulit wajah pun bisa menjadi kemerahan dan mengelupas.

Namun, jangan khawatir. Keluhan tersebut akan mulai membaik setelah menggunakan benzoil peroksida minimal selama 4 minggu. Perlu diketahui, zat ini juga dapat menimbulkan efek samping berupa kulit kering, terasa panas, kesemutan, dan sedikit perih.

2. Asam salisilat

Asam salisilat bekerja dengan cara membuka pori-pori yang tersumbat. Salep jerawat ini bisa membuat bagian atas kulit menjadi terkelupas, sehingga kulit juga bisa menjadi kemerahan, kering, dan lebih sensitif terhadap paparan sinar matahari.

3. Retinoid

Salep jerawat yang mengandung retinoid mampu mengangkat sel-sel kulit mati dari permukaan kulit dan mencegah penumpukan kotoran pada pori-pori. Efek samping paling umum dalam penggunaan retinoid adalah iritasi kulit ringan dan kulit terasa perih.

Salep ini biasanya dioleskan kira-kira 20 menit setelah mencuci wajah dan digunakan sekali sehari sebelum tidur.

Efek perbaikan jerawat biasanya akan terlihat setelah 6 minggu pemakaian salep jerawat yang mengandung retinoid. Selama menggunakannya, Anda disarankan untuk menghindari paparan sinar matahari dan menggunakan tabir surya.

4. Asam azaleat

Asam azaleat biasanya digunakan sebagai alternatif jika efek samping benzoil peroksida atau retinoid dirasa sangat tidak nyaman atau bahkan menyakitkan. Obat jerawat oles dengan kandungan ini mampu mengikis lapisan kulit mati dan membunuh bakteri, tetapi biasanya hasil akan terlihat setelah sebulan pemakaian.

Gunakan salep jerawat ini setidaknya sebanyak 2 kali sehari atau 1 kali sehari jika kulit Anda sensitif. Selama menggunakan obat ini, Anda disarankan untuk menghindari paparan sinar matahari dan berhati-hati dengan risiko kulit menjadi kering, gatal, kemerahan, dan terasa perih.

5. Antibiotik

Salep jerawat yang mengandung antibiotik bisa mengurangi jumlah bakteri dan peradangan pada kulit, tetapi tidak cukup ampuh mengatasi pori-pori yang tersumbat. Oleh karena itu, salep jerawat yang mengandung antibiotik biasanya dikombinasikan dengan bahan lain, seperti  benzoil peroksida.

Antibiotik juga bisa mengakibatkan dampak yang sama seperti bahan-bahan lain yang telah disebutkan sebelumnya. Penggunaan salep jerawat ini disarankan untuk tidak digunakan selama lebih dari 8 minggu.

Penanganan jerawat paling optimal memang memerlukan pengawasan dari dokter. Konsultasi ke dokter juga sebaiknya Anda lakukan jika penggunaan salep jerawat tidak juga mengurangi keluhan timbulnya jerawat yang terjadi. Selain itu, Anda juga sebaiknya rajin membersihkan wajah agar jerawat tak muncul kembali.