Hiperpituitarisme adalah kondisi ketika kelenjar pituitari memproduksi hormon secara berlebihan. Kondisi ini dapat memberikan dampak yang beragam bagi tubuh, tergantung pada jenis hormon yang diproduksi secara berlebihan.

Kelenjar hipofisis atau kelenjar pituitari adalah kelenjar kecil berukuran sebesar kacang yang terletak di bagian dasar otak. Kelenjar ini menghasilkan hormon-hormon yang berperan penting dalam mengatur fungsi tubuh, seperti metabolisme, pertumbuhan, tekanan darah, serta pematangan dan kerja organ reproduksi.

hiperpituitarisme - alodokter

Produksi hormon yang berlebihan pada kelenjar pituitari dapat mengakibatkan gangguan, seperti sindrom Cushing, akromegali, gigantisme, hipertiroidisme, dan prolaktinoma.

Penyebab Hiperpituitarisme

Hiperpituitarisme biasanya disebabkan oleh tumor yang menekan kelenjar hipofisis. Kondisi ini memaksa kelenjar hipofisis untuk menghasilkan hormon tertentu secara berlebihan. Meski begitu, tumor hipofisis ini umumnya bersifat jinak.

Penyebab munculnya tumor hipofisis belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga kemunculan tumor ini berkaitan dengan kelainan genetik MEN1 (multiple endocrine neoplasia type 1) yang dapat diturunkan ke anak.

Gejala Hiperpituitarisme

Kelebihan produksi hormon pada kelenjar pituitari bisa menimbulkan gejala yang berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh hiperpituitarisme dan gejala yang ditimbulkannya:

1. Sindrom Cushing

Sindrom Cushing ditandai dengan tingginya kadar hormon kortisol dalam tubuh. Gejala yang umum ditemukan berupa:

  • Peningkatan berat badan
  • Penumpukan lemak, terutama di bahu (buffalo hump) dan wajah (moon face)
  • Kemunculan stretch mark berwarna merah muda atau ungu di perut
  • Kulit menipis sehingga rentan mengalami lebam
  • Tulang rapuh sehingga mudah patah
  • Kemerahan atau kemunculan jerawat di wajah
  • Otot melemah

2. Akromegali

Akromegali ditandai dengan kelebihan kadar hormon pertumbuhan (growth hormone) pada orang dewasa. Gejalanya dapat meliputi:

  • Organ wajah yang membesar, misalnya pada ukuran hidung, bibir, dan lidah
  • Ukuran tangan dan kaki yang membesar melebihi ukuran normal
  • Perubahan kulit menjadi lebih tebal, kasar, dan berminyak
  • Keringat berlebih
  • Penurunan gairah seksual
  • Impotensi pada pria
  • Gangguan siklus menstruasi pada wanita

3. Gigantisme

Gigantisme juga ditandai dengan tingginya kadar growth hormone. Namun, kondisi ini umumnya terjadi pada anak-anak dan remaja pada masa akhir pubertas. Gejala gigantisme dapat berupa:

  • Tinggi badan di atas rata-rata anak seusianya
  • Ukuran jari, tangan, dan kaki yang tidak normal
  • Kelainan pada struktur wajah, misalnya lidah, bibir, dan hidung yang lebih besar dari ukuran normal
  • Produksi keringat secara berlebihan
  • Gangguan siklus menstruasi pada wanita
  • Pubertas terlambat
  • Gangguan tidur

4. Hipertiroidisme

Hipertiroidisme ditandai dengan kadar hormon tiroid melebihi batas normal. Gejala hipertiroidisme antara lain:

  • Berat badan turun tanpa sebab
  • Detak jantung cepat (takikardia)
  • Gemetar di bagian tangan (tremor)
  • Gugup, gelisah, dan mudah tersinggung
  • Mudah merasa kepanasan dan berkeringat (hiperhidrosis)
  • Pembengkakan kelenjar tiroid di leher (gondok)
  • Perubahan pola menstruasi
  • Sulit tidur
  • Lemah otot
  • Kulit menipis

5. Prolaktinoma

Prolaktinoma ditandai dengan peningkatan kadar hormon prolaktin di atas batas normal. Kondisi ini dapat terjadi tanpa disertai gejala. Namun, jika ukuran tumornya cukup besar, sistem reproduksi pada pria (testosteron) dan wanita (estrogen) dapat terganggu. Gejala yang umum terjadi adalah:

  • Gangguan kesuburan, misalnya impotensi pada pria dan kemandulan pada wanita
  • Keluar cairan putih susu dari puting walaupun tidak hamil atau menyusui
  • Gangguan siklus menstruasi pada wanita
  • Pengurangan jumlah sel sperma pada pria
  • Penurunan gairah seks, baik pada pria maupun wanita
  • Berkurangnya rambut pada tubuh dan wajah
  • Sakit kepala
  • Gangguan penglihatan
  • Tulang rapuh

Kapan harus ke dokter

Jika Anda mengalami gejala hiperpituitarisme seperti yang telah disebutkan di atas, segera lakukan pemeriksaan diri ke dokter,terutama apabila Anda memiliki keluarga dengan riwayat hiperpituitarisme. Penanganan sejak dini dapat menurunkan risiko terjadinya perburukan dan komplikasi.

Penting untuk diingat, gejala hiperpituitarisme dapat beragam. Segera periksakan diri ke IGD jika mengalami gejala penyakit hiperpituitarisme yang disertai dengan tanda-tanda gawat darurat, seperti:

  • Berat badan turun drastis
  • Tubuh terasa lemah
  • Sesak napas
  • Denyut jantung sangat cepat
  • Sakit kepala berat
  • Penurunan kesadaran

Diagnosis Hiperpituitarisme

Diagnosis hiperpituitarisme diawali dengan tanya jawab terkait gejala yang dialami dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan menjalankan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis, yaitu:

  • Tes darah dan tes urin, untuk mengukur kadar hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari sekaligus menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain
  • Pemeriksaan mata, untuk mengetahui apakah tumor sampai mengganggu penglihatan
  • Pemindaian dengan foto Rontgen, CT scan, atau MRI, untuk mengidentifikasi ukuran dan lokasi tumor

Pengobatan Hiperpituitarisme

Setelah diagnosis ditentukan, dokter akan menentukan metode penanganan yang tepat bagi pasien. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh dokter adalah:

  • Prosedur operasi, untuk mengangkat tumor yang tumbuh di kelenjar pituitari. Tindakan ini paling efektif dilakukan ketika ukuran tumor masih kurang dari 1 cm.
  • Pemberian obat-obatan, untuk memperkecil ukuran tumor sebelum operasi. Obat-obatan juga diberikan pada pasien yang tidak bisa menjalani operasi.
  • Terapi radiasi atau radioterapi, untuk menghilangkan tumor dengan sinar radiasi. Terapi ini dilakukan pada pasien yang tidak dapat menjalani operasi. atau ketika terapi obat tidak efektif. Selain itu, radioterapi juga bisa dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa tumor.

Komplikasi Hiperpituitarisme

Tergantung pada jenis gangguan yang muncul akibat hipertiroidisme, penderita hiperpituitarisme yang tidak mendapat penanganan bisa mengalami komplikasi berikut:

  • Osteoporosis
  • Hipertensi
  • Diabetes
  • Penyakit infeksi
  • Lemah otot
  • Serangan jantung
  • Osteoarthritis
  • Carpal tunnel syndrome
  • Sleep apnea
  • Kebutaan
  • Fibrilasi atrium
  • Stroke
  • Gagal jantung kongestif
  • Krisis tiroid
  • Hipotiroidisme
  • Keterlambatan pubertas
  • Gangguan dalam bersosialisasi
  • Beberapa jenis kanker tertentu
  • Hipopituitarisme
  • Gangguan kehamilan
  • Gangguan produksi hormon secara permanen
  • Pituitary apoplexy, yakni kondisi gawat darurat akibat tumor di kelenjar hipofisis

Pencegahan Hiperpituitarisme

Belum diketahui secara pasti cara untuk mencegah hiperpituitarisme. Namun, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya tumor hipofisis, yaitu:

  • Mengonsumsi makanan sehat serta bergizi lengkap dan seimbang
  • Beristirahat yang cukup
  • Tidak merokok
  • Menjaga berat badan agar tetap ideal

Jika Anda atau pasangan Anda memiliki riwayat hiperpituitarisme dan sedang merencanakan kehamilan, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter terkait kemungkinan gen tumor hipofisis menurun ke anak.