Iritasi mata dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga produktivitas Anda pun akan menurun. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal dan bahkan sebagian penyebabnya bersifat menular. Oleh karena itu, penanganannya perlu dilakukan agar iritasi mata tidak berkepanjangan.

Iritasi mata dapat dipicu oleh beberapa faktor, seperti alergi, asap rokok, pasir, debu, serpihan kayu, lensa kontak, hingga infeksi. Konjungtivitis adalah salah satu bentuk iritasi mata yang paling umum terjadi. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh alergi dan infeksi virus atau bakteri.

Iritasi Mata, 4 Cara Mengatasinya agar Tidak Berkepanjangan - Alodokter

Cara Mengatasi Iritasi Mata

Iritasi mata dapat cepat pulih bila Anda memahami cara untuk mengatasinya. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi iritasi mata:

1. Cari tahu jenis iritasi yang dialami

Gejala iritasi mata akibat konjungtivitis kurang lebih sama, yaitu mata merah, berair, dan gatal. Akan tetapi, penyebab pasti konjungtivitis bisa berbeda, tergantung pada jenis dan faktor pemicunya.

Konjungtivitis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti alergi, iritasi terhadap zat kimia atau karena pemakaian lensa kontak, atau infeksi virus dan bakteri. Konjungtivitis yang disebabkan oleh virus biasanya akan pulih dengan sendirinya dalam 1–2 minggu.

Namun, jika disebabkan oleh bakteri, penanganan dengan pemberian antibiotik perlu dilakukan, baik dalam bentuk salep, obat minum, atau obat tetes mata. Kondisi ini terkadang juga disertai dengan keluarnya lendir atau kotoran berupa nanah dari sudut mata yang terinfeksi.

Berbeda dengan konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri, konjungtivitis alergi kerap terjadi pada kedua mata. Gejala yang umum terjadi berupa mata gatal, berair, dan bengkak. Pemberian obat tetes mata umumnya bisa meringankan gejala tersebut.

2. Bersihkan cairan yang keluar dari mata secara rutin

Cuci tangan sebelum membersihkan mata dan gunakan lap atau tisu yang berbeda untuk masing-masing mata. Segera cuci tangan kembali dan buang tisu setelah digunakan. Tindakan ini penting dilakukan untuk mencegah penularan ke orang lain.

3. Gunakan kompres untuk meredakan iritasi

Rendam kain lembut di dalam air hangat atau dingin, lalu peras dan tekan secara perlahan pada mata yang terinfeksi. Segera ganti lap sebelum beralih ke mata yang lain untuk menjaga mata dari risiko terjadinya penularan.

4. Gunakan obat tetes mata

Berbagai obat tetes mata kini telah dijual bebas di apotek. Meski demikian, penggunaannya tidak boleh sembarangan dan harus disesuaikan dengan penyebab terjadinya iritasi mata. Misalnya, iritasi mata yang disebabkan oleh bakteri dapat diredakan dengan tetes mata antibiotik.

Sementara itu, jika iritasi mata disebabkan oleh alergi, Anda bisa mengatasinya dengan obat tetes mata kortikosteroid atau antihistamin. Salep antibiotik juga dapat digunakan sebagai alternatif obat tetes mata.

Selain salep, Anda juga bisa menggunakan air mata buatan atau artificial tears untuk mengatasi keluhan iritasi mata seperti mata gatal dan kering. Namun, penggunaannya harus sesuai resep dari dokter.

Oleh karena itu, ada baiknya bila Anda berkonsultasi lebih dulu dengan dokter sebelum menggunakan obat tetes mata. Pastikan juga Anda sudah mengetahui cara penggunaannya yang tepat agar manfaat yang diperoleh dapat maksimal.

Cara Mencegah Penularan Iritasi Mata

Iritasi mata akibat virus dan bakteri dapat menular dengan cepat. Penderita yang sudah sembuh bahkan dapat terinfeksi kembali bila virus atau bakteri menyebar ke anggota keluarga yang tinggal serumah.

Untuk mencegah penularan virus atau bakteri penyebab iritasi mata, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan:

  • Perbanyak istirahat.
  • Hindari pusat keramaian.
  • Hindari menyentuh mata secara langsung.
  • Hindari penggunaan kosmetik dan lensa kontak untuk sementara waktu.
  • Hindari berbagi pakai peralatan pribadi, seperti bantal dan handuk, dengan orang lain.

Jangan tunda untuk mengunjungi dokter jika Anda mengalami iritasi mata dan disertai gejala yang lebih berat, seperti nyeri mata yang tidak tertahankan, gangguan penglihatan hingga mengganggu aktivitas, dan mata berubah warna menjadi lebih merah.