Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah peradangan yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah. Infeksi ini dapat menimbulkan gejala batuk, pilek, dan demam.1 ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan lansia.2

Sesuai dengan namanya, ISPA menimbulkan peradangan di saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga paru-paru. Kondisi ini bisa disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri, yang sangat mudah menular, misalnya lewat percikan air liur dari batuk penderita.3

ISPA-Alodokter

Adapun beberapa penyakit yang termasuk ke dalam ISPA adalah:

Penyebab ISPA

ISPA disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di saluran pernapasan.5 Berikut ini adalah contoh-contoh penyebab ISPA:

Infeksi virus

Penyebab ISPA yang paling umum adalah infeksi virus. Kondisi ini juga paling sering terjadi di saluran pernapasan bagian atas.5 Beberapa jenis virus tersebut adalah:

  • Rhinovirus
  • Respiratory syntical viruses (RSVs)
  • Adenovirus
  • Parainfluenza virus
  • Virus influenza6

Infeksi bakteri

Selain diakibatkan oleh infeksi virus, ISPA juga bisa terjadi karena infeksi bakteri. Jenis bakteri yang dapat menyebabkan ISPA di antaranya:

  • Streptococcus
  • Haemophilus
  • Staphylococcus aureus
  • Klebsiella pneumoniae
  • Mycoplasma pneumoniae
  • Chlamydia7

Penularan virus atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan percikan air liur orang yang terinfeksi. Virus atau bakteri dalam percikan liur akan menyebar melalui udara, misalnya ketika penderita bersin, batuk, atau berbicara.

Selain melalui cara di atas, virus penyebab ISPA dapat menyebar melalui sentuhan dengan benda yang terkontaminasi atau berjabat tangan dengan penderita.5

Faktor risiko ISPA

Walaupun penyebarannya mudah, ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya ISPA, yaitu:

1. Berusia di bawah 5 tahun atau lanjut usia

Anak usia di bawah 5 tahun dan orang lanjut usia memiliki daya tahan tubuh yang rendah sehingga rentan terkena infeksi. Di samping itu, penyebaran virus atau bakteri ISPA di kalangan anak-anak dapat terjadi sangat cepat, karena mereka sering berinteraksi di tempat ramai, misalnya sekolah.

Selain itu, anak-anak umumnya juga kurang bisa menjaga kebersihan tangan. Hal ini yang membuat kuman penyebab ISPA dengan mudah menular. 8,9

2. Memiliki daya tahan tubuh yang lemah

Sistem kekebalan tubuh sangat berperan penting dalam melawan infeksi virus atau bakteri. Ketika daya tubuh menurun, misalnya karena menderita AIDS atau kanker, maka risiko terkena infeksi, termasuk ISPA akan makin meningkat.10

3. Menderita gangguan jantung dan paru-paru

ISPA lebih sering terjadi pada seseorang yang sudah menderita penyakit jantung atau gangguan pada paru-paru sebelumnya.8

4. Memiliki kebiasaan merokok atau menjadi perokok pasif

Perokok lebih berisiko mengalami gangguan fungsi paru dan saluran pernapasan. Hal ini mengakibatkan perokok juga rentan mengalami ISPA dan cenderung lebih sulit untuk pulih.8 Selain pada perokok, orang yang terpapar asap rokok (perokok pasif) juga berisiko terkena ISPA.11

5. Sering terpapar polusi udara

Sering terpapar polusi udara juga meningkatkan risiko terkena ISPA. Hal ini karena zat beracun yang terkandung di dalam polusi apabila terhirup dapat mengendap di saluran pernapasan bagian atas. Dalam jangka panjang, pengendapan zat tersebut akan mengiritasi saluran pernapasan dan menyebabkan ISPA.12

Gejala ISPA

Gejala ISPA umumnya berlangsung sekitar 1–2 minggu.3 Keluhan-keluhan infeksi saluran pernapasan akut di saluran pernapasan atas dan bawah bisa berbeda.8

Pada penderita ISPA yang mengalami infeksi di saluran pernapasan atas, gejala yang dapat timbul adalah:

Sementara itu, gejala ISPA yang terjadi di saluran pernapasan bawah antara lain:

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala di atas, terutama bila keluhan memburuk dan telah berlangsung selama lebih dari 3 minggu.3

Segera cari pertolongan medis atau ke dokter jika Anda mengalami gejala di bawah ini:

Segera bawa anak ke dokter bila ia mengalami ISPA dan disertai dengan gejala berikut:

  • Sulit bernapas, yang dapat dilihat dari tulang iga yang nampak jelas saat bernapas
  • Muntah-muntah
  • Malas bermain
  • Lebih diam daripada biasanya
  • Napas berbunyi5

Diagnosis ISPA

Untuk mendiagnosis ISPA, dokter pertama-tama akan bertanya kepada pasien. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan antara lain:

  • Gejala yang dialami pasien dan durasinya
  • Penyakit yang sedang atau pernah diderita pasien
  • Kontak dengan orang yang mungkin menderita infeksi saluran pernapasan, seperti batuk pilek, TBC, atau pneumonia
  • Perokok aktif atau sering terpapar asap rokok
  • Kecanduan terhadap obat-obatan terlarang13

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk mendengarkan suara napas pasien menggunakan stetoskop. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada penumpukan cairan atau peradangan di paru-paru.

Jika pasien mengalami sesak napas, dokter akan memeriksa kadar (saturasi) oksigen dalam tubuh dengan alat pulse oxymetry.8

Bila ISPA disebabkan oleh virus, dokter tidak akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, karena dapat sembuh dengan sendirinya setelah beberapa minggu. Meski begitu, perbaikan atau perburukan gejala perlu tetap dipantau.3

Jika dicurigai ISPA disebabkan oleh kuman yang spesifik, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

  • Pengambilan sampel dahak atau usap tenggorokan, untuk mengetahui jenis virus atau bakteri yang menyebabkan ISPA
  • Foto Rontgen dada atau CT scan, untuk memeriksa kondisi paru-paru8
  • Tes fungsi pernapasan, untuk menilai fungsi paru-paru, dengan alat spirometri14

Pengobatan ISPA

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ISPA paling sering disebabkan oleh virus. Oleh karena itu, pasien tidak memerlukan pengobatan khusus. Meski begitu, ada upaya yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah untuk meredakan gejala, yaitu:15

  • Memperbanyak istirahat dan konsumsi air putih untuk mengencerkan dahak agar lebih mudah untuk dikeluarkan
  • Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu, untuk meredakan batuk
  • Berkumur dengan air hangat yang diberi garam jika mengalami sakit tenggorokan
  • Menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan minyak kayu putih atau mentol, untuk meredakan hidung tersumbat
  • Memosisikan kepala lebih tinggi ketika tidur dengan menggunakan bantal, untuk melancarkan pernapasan3

Jika gejala yang dialami tidak membaik dengan perawatan mandiri, pasien perlu menemui dokter. Dokter dapat memberikan obat-obatan, termasuk antiviral atau antibiotik. Obat-obatan tersebut meliputi:

  • Ibuprofen atau paracetamol, untuk meredakan demam dan nyeri otot
  • Diphenhydramine dan pseudoephedrine, untuk mengatasi pilek dan hidung tersumbat
  • Guaifenesin, untuk meredakan batuk15
  • Antibiotik, untuk mengatasi ISPA akibat bakteri, yang perlu dipastikan agar dosis dihabiskan sesuai resep dokter16
  • Antiviral (jika perlu), untuk mengobati ISPA yang disebabkan oleh virus, misalnya untuk influenza dengan gejala berat17

Komplikasi ISPA

Jika infeksi terjadi di paru-paru dan tidak ditangani dengan baik, penderita dapat mengalami komplikasi serius yang dapat berakibat fatal, seperti:

  • Gagal napas, akibat paru-paru berhenti berfungsi
  • Peningkatan kadar karbondioksida dalam darah
  • Gagal jantung8
  • Penumpukan nanah di rongga selaput paru (empiema)
  • Kumpulan nanah (abses) pada paru-paru18
  • Kerusakan kantong udara paru-paru (emfisema)
  • Bronkitis kronis
  • Infeksi lain, seperti mastoiditis, osteomielitis, dan selulitis
  • Sepsis19

Pencegahan ISPA

Pencegahan utama ISPA adalah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:

  • Cuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas di tempat umum.
  • Hindari menyentuh wajah, terutama bagian mulut, hidung, dan mata.
  • Gunakan sapu tangan atau tisu untuk menutup mulut ketika bersin atau batuk, agar penyakit tidak menyebar ke orang lain.
  • Perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin, terutama vitamin C, untuk meningkatkan daya tahan tubuh.8
  • Bersihkan rumah dan lingkungan sekitar secara rutin.20
  • Lakukan olahraga secara rutin.
  • Hentikan kebiasaan merokok.21
  • Dapatkan vaksinasi, baik vaksin MMR, influenza, maupun pneumonia, dan diskusikan dengan dokter mengenai keperluan, manfaat, serta risiko dari vaksinasi ini.8