Antibiotik untuk sakit gigi efektif dalam mengatasi infeksi bakteri pada gigi. Namun, antibiotik ini tidak boleh dikonsumsi sembarangan dan harus dengan resep dokter. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat justru bisa menimbulkan masalah.

Gigi cenat-cenut alias sakit gigi dapat disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah infeksi bakteri pada gigi. Pada kondisi ini, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik untuk sakit gigi.

Inilah 5 Jenis Antibiotik untuk Sakit Gigi - Alodokter

Namun, tidak semua sakit gigi membutuhkan antibiotik. Antibiotik untuk sakit gigi umumnya digunakan jika infeksi gigi karena bakteri sudah parah, menyebar, atau disertai dengan demam dan gusi bengkak. Antibiotik juga digunakan jika pasien sakit gigi memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Selain itu, jenis antibiotik untuk sakit gigi juga bermacam-macam. Sembarangan dalam membeli dan mengonsumsi antibiotik untuk sakit gigi tanpa resep dokter dapat membuat bakteri kebal terhadap antibiotik.

Jenis Antibiotik untuk Sakit Gigi

Sakit gigi akibat infeksi bakteri perlu diperiksakan ke dokter gigi terlebih dahulu agar dokter dapat menentukan tingkat keparahan infeksi dan meresepkan antibiotik yang tepat.

Berikut adalah beberapa jenis antibiotik untuk sakit gigi yang biasanya diresepkan oleh dokter:

1. Amoxicillin

Amoxicillin adalah jenis antibiotik yang termasuk dalam kelompok penicilin. Antibiotik untuk sakit gigi ini bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri di gigi, dan dikonsumsi sebanyak 3 kali sehari setelah makan.

Namun, dosis penggunaan amoxicillin untuk sakit gigi akan disesuaikan dengan tingkat keparahan infeksi, usia, berat badan, dan fungsi ginjal pasien sakit gigi.

2. Erythromycin

Dokter mungkin akan meresepkan erythromycin pada pasien sakit gigi yang memiliki alergi terhadap antibiotik golongan penicilin. Antibiotik golongan makrolid ini bekerja dengan cara menghambat perkembangbiakan bakteri, sehingga jumlah bakteri akan berkurang.

3. Doxycycline

Jika muncul sakit gigi atau gusi setelah tindakan perawatan gigi, seperti scaling, dokter gigi biasanya meresepkan doxycycline. Pemberian obat antibiotik untuk sakit gigi yang satu ini bertujuan untuk mencegah infeksi serta kerusakan jaringan gigi dan gusi akibat bakteri.

4. Clindamycin

Clindamycin merupakan antibiotik yang dapat mengobati berbagai infeksi bakteri pada tubuh, termasuk sakit gigi akibat infeksi. Clindamycin juga dapat digunakan sebagai alternatif bila memiliki alergi terhadap penicilin ataupun antibiotik jenis lain tidak efektif untuk mengobati infeksi gigi yang terjadi.

5. Metronidazole

Dokter terkadang meresepkan metronidazole bersamaan dengan penicilin atau amoxicillin untuk mengatasi sakit gigi yang disebabkan oleh beberapa jenis bakteri.

Namun, jenis antibiotik ini mungkin tidak cocok untuk dikonsumsi oleh orang-orang dengan kondisi tertentu, seperti ibu hamil dan menyusui, penderita penyakit hati, orang yang menjalani prosedur cuci darah, atau orang yang memiliki alergi terhadap metronidazole.

Konsumsi Antibiotik untuk Sakit Gigi Sesuai Aturan

Antibiotik memang dapat membasmi infeksi bakteri penyebab sakit gigi, tetapi obat ini tidak boleh dibeli secara bebas. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat membuat infeksi gigi menjadi lebih sulit diobati, serta meningkatkan risiko terjadinya resistensi atau kekebalan bakteri terhadap antibiotik.

Selain itu, antibiotik juga memiliki beberapa efek samping, seperti mual, diare, menimbulkan reaksi alergi, hingga infeksi jamur.

Oleh karena itu, konsumsi antibiotik harus sesuai dengan resep dan anjuran dokter gigi. Ketika Anda diresepkan antibiotik untuk sakit gigi, dokter akan menjelaskan kapan dan berapa lama antibiotik harus dikonsumsi agar obat dapat bekerja secara optimal.

Sebagai catatan, Anda harus mengonsumsi antibiotik hingga habis meski gejala sakit gigi sudah mereda. Tujuannya adalah agar infeksi gigi dapat sembuh hingga tuntas dan bakteri tidak kembali tumbuh atau menjadi kebal terhadap antibiotik tersebut.

Agar tidak terkena sakit gigi akibat infeksi bakteri, Anda perlu senantiasa menjaga kebersihan serta kesehatan gigi dan gusi dengan beberapa cara berikut ini:

  • Menggosok gigi minimal 2 kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride
  • Menggunakan benang gigi dan berkumur dengan obat kumur untuk membersihkan sisa makanan yang menempel di mulut dan sela-sela gigi
  • Membatasi konsumsi gula
  • Menghentikan kebiasaan merokok
  • Mengganti sikat gigi setiap 3 bulan sekali atau jika bulu sikat sudah rusak
  • Memeriksakan gigi dan gusi secara rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali

Jika antibiotik untuk sakit gigi yang Anda konsumsi tidak mampu mengatasi keluhan sakit gigi yang muncul, bahkan disertai dengan gejala demam, nyeri terus-menerus, gusi bengkak, dan gigi sensitif, sebaiknya periksakan kondisi ini ke dokter gigi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.