Rasa nyeri di ulu hati yang disertai mual dan muntah bisa menjadi tanda Anda mengalami fatty liver atau perlemakan hati. Kondisi ini memang menimbulkan gejala yang hampir serupa dengan gangguan lambung. Nah, agar dapat ditangani dengan tepat, mari kenali perbedaan antara keduanya.

Lemak yang diperoleh dari makanan akan diproses dan disimpan di dalam organ hati. Namun, jika jumlah asupannya berlebihan, hal ini bisa menyebabkan penumpukan lemak dan memicu terjadinya perlemakan hati.

Kenali Perbedaan Gejala Fatty Liver dan Gangguan Lambung - Alodokter

Bila dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini lama-kelamaan bisa mengakibatkan kerusakan dan peradangan di jaringan hati sehingga fungsi hati terganggu.

Perbedaan Gejala Fatty Liver dan Gangguan Lambung

Fatty liver secara garis besar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu fatty liver alkoholik (alcoholic fatty liver) dan nonalkoholik (nonalcoholic fatty liver).

Sesuai dengan namanya, fatty liver alkoholik terjadi pada orang yang sering mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, sedangkan fatty liver nonalkoholik biasanya terjadi akibat faktor genetik atau keturunan.

Namun, di luar faktor tersebut, ada beberapa kondisi atau penyakit yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena fatty liver, yaitu:

Semua jenis kondisi fatty liver umumnya tidak menimbulkan gejala apa pun pada tahap awal. Gejala penyakit ini biasanya baru muncul ketika hati sudah mengalami peradangan dan pembengkakan yang cukup parah.

Saat kondisi ini terjadi, fatty liver bisa menimbulkan gejala berupa nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati, mudah lelah, mual, muntah, perut kembung, dan tidak nafsu makan.

Sekilas, gejala fatty liver memang hampir serupa dengan gangguan lambung. Padahal, ada perbedaan gejala di antara kedua penyakit tersebut. Misalnya, rasa nyeri akibat gangguan lambung juga bisa dirasakan di ulu hati, tetapi umumnya lebih dominan dirasakan di bagian perut kiri atas.

Selain itu, fatty liver juga bisa menyebabkan gejala lain, seperti pembengkakan pada perut akibat pembesaran hati dan mata serta kulit tampak kuning. Gejala-gejala tersebut umumnya tidak ditemukan pada penderita gangguan lambung.

Langkah Diagnosis Fatty Liver

Untuk memastikan apakah gejala yang Anda rasakan disebabkan oleh fatty liver atau justru gangguan lambung, Anda perlu melakukan pemeriksaan ke dokter.

Untuk menentukan diagnosis, dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan, seperti pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, termasuk tes darah untuk memeriksa fungsi hati.

Selain itu, dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani pemeriksaan radiologi, seperti USG perut, CT scan, atau MRI, guna memantau kondisi hati dan organ di sekitarnya, seperti pankreas, empedu, dan lambung.

Pada kasus tertentu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan lain, seperti biopsi hati dan ERCP.

Cara Mengatasi Fatty Liver

Hingga saat ini, belum ada pengobatan untuk menyembuhkan kondisi perlemakan hati. Namun, dokter akan menganjurkan penderitanya untuk memperbaiki gaya hidup agar penyakit ini tidak semakin parah atau menimbulkan komplikasi, seperti sirosis.

Penderita fatty liver biasanya dianjurkan untuk membatasi atau berhenti mengonsumsi minuman beralkohol, menjaga kadar kolesterol dan mengontrol gula darah, menjaga berat badan tetap ideal, serta berolahraga secara rutin setidaknya 30 menit sehari.

Selain itu, dokter juga akan menyarankan jenis makanan yang lebih sehat untuk memperbaiki kondisi fatty liver. Misalnya, mengganti daging merah dengan ayam atau ikan, serta mengonsumsi lebih banyak sayur, buah, kacang, dan biji-bijian utuh.

Vaksinasi hepatitis A dan hepatitis B juga penting diberikan kepada penderita fatty liver. Hal tersebut diperlukan untuk melindungi tubuh dari virus yang dapat memperparah kerusakan organ hati.

Hal yang perlu Anda ingat, terapkan gaya hidup sehat untuk mencegah gangguan hati dan jangan sampai salah mengenali gejala fatty liver sebagai kondisi lain. Segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebab gejala yang Anda alami dan mendapatkan penanganan yang tepat.