Ada berbagai faktor risiko penyebab diabetes, salah satunya adalah pola dan menu makan yang salah. Selain asupan kaya gula dan junk food, terdapat beberapa jenis makanan penyebab diabetes yang perlu Anda batasi konsumsinya. Apa saja makanan tersebut? Mari kita simak di artikel berikut.

Diabetes, baik diabetes tipe 1 atau tipe 2, terjadi ketika tubuh kesulitan untuk menggunakan insulin atau tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah cukup. Hal ini kemudian akan menyebabkan kadar gula (glukosa) darah menjadi tinggi.

Inilah 4 Jenis Makanan Penyebab Diabetes - Alodokter

Nah, beberapa jenis makanan diketahui dapat membuat kadar gula darah naik dan dapat mengganggu kinerja insulin, sehingga meningkatkan risiko diabetes.

Jenis Makanan Penyebab Diabetes

Pola makan yang tepat dengan kombinasi karbohidrat, lemak, serat, dan protein yang sehat adalah kunci untuk menjaga kadar gula darah tetap seimbang. Sebaliknya, makanan penyebab diabetes umumnya berasal dari golongan karbohidrat dan lemak yang tidak sehat atau makanan dengan indeks glikemik tinggi.

Beberapa golongan makanan yang dapat menjadi penyebab diabetes adalah:

1. Makanan tinggi karbohidrat

Nasi putih, tepung terigu, pasta, roti, dan kentang goreng adalah makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dan rendah serat. Jenis makanan ini dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat karena karbohidrat yang tinggi pada makanan tersebut akan diolah menjadi gula darah (glukosa).

Guna mengurangi risiko Anda terkena diabetes, sebaiknya batasi porsi asupan tersebut. Sebagai gantinya, Anda bisa mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, seperti oatmeal, kacang-kacangan, ubi rebus, roti gandum tanpa gula, buah dan sayuran, serta biji-bijian utuh, seperti nasi coklat atau nasi merah.

2. Makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans

Lemak jenuh dan lemak trans memang tidak secara langsung membuat gula darah melonjak, namun keduanya diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan menyebabkan resistensi insulin, sehingga meningkatkan risiko diabetes.

Jenis lemak tersebut terdapat pada daging merah, daging olahan, mentega, selai kacang, krimer, keju, susu tinggi lemak, makanan cepat saji, kripik kentang, dan kue.

Sebagai pengganti makanan-makanan yang kurang sehat tersebut, Anda bisa mengonsumsi ikan, tahu, alpukat, dan kacang-kacangan, seperti edamame atau kacang almond.

3. Buah kering dan buah kalengan

Buah yang dikeringkan umumnya memiliki kadar gula yang tinggi. Contohnya adalah kismis atau buah anggur yang dikeringkan. Kismis mengandung karbohidrat lebih banyak dari pada anggur segar.

Selain buah kering, buah kalengan, buah beku yang dibuat smoothies dan jus buah juga termasuk dalam asupan pemicu diabetes yang harus dihindari atau dibatasi konsumsinya.

Anda tetap dapat mengonsumsi buah, hanya saja perlu cermat memilih. Pilihlah buah dengan kandungan rendah gula, seperti apel, stroberi, pir, jeruk, semangka, dan kiwi.

4. Minuman ringan yang manis

Minuman yang dimaniskan dengan gula termasuk kategori asupan pemicu diabetes yang harus dihindari. Ini termasuk teh manis, bubble tea, minuman cokelat, dan kopi yang dicampur dengan sirup, gula, atau karamel. Minuman berenergi dan minuman bersoda juga masuk dalam kategori tersebut. Anda juga bisa mencoba konsumsi teh herbal, seperti teh dari kulit manggis.

Minuman-minuman tersebut mengandung karbohidrat tinggi yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Mereka juga sarat akan fruktosa yang sering dikaitkan dengan resistensi insulin dan obesitas, hingga penyakit fatty liver atau perlemakan hati.

Sedangkan minuman yang disarankan untuk dikonsumsi antara lain adalah air putih dan teh atau kopi tanpa gula.

Dengan mengetahui beragam jenis makanan penyebab diabetes ini, mulailah untuk mengurangi atau menghindari konsumsinya guna mencegah penyakit diabetes. Selain untuk mencegah diabetes, menjauhi jenis makanan penyebab diabetes tersebut juga dapat menjaga stabilnya kadar gula darah.

Maksimalkan upaya pencegahan diabetes dengan rutin berolahraga, tidak merokok, rutin mengecek gula darah, dan memeriksakan kondisi kesehatan secara rutin ke dokter.