Gangguan fungsi hati dapat menyebabkan penurunan stamina hingga dampak yang lebih berbahaya lainnya. Dengan pemeriksaan yang dilakukan sejak dini, gangguan fungsi hati dapat terdekteksi lebih cepat, sehingga dokter dapat segera menentukan perawatan yang sesuai bagi pasien pula.

Hati merupakan organ tubuh yang memiliki fungsi penting dalam proses pencernaan makanan dan membuang zat beracun dari tubuh. Gangguan fungsi hati dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau kondisi lain seperti, infeksi virus hepatitis, keracunan obat, perlemakan hati, hingga konsumsi alkohol berlebih.

Memahami Gejala dan Tes untuk Mendeteksi Gangguan Fungsi Hati - Alodokter

Gejala Gangguan Fungsi Hati

Hal paling umum yang dirasakan jika gangguan fungsi hati terjadi adalah kelelahan kronis. Gejala lain seperti perut terasa penuh, perut membuncit, mual, muntah, dan nafsu makan menurun juga bisa terjadi.

Gejala lain pada kulit dan mata bisa berupa mudah memar, kulit dan mata terlihat menguning, dan setelah itu menjadi mudah gatal. Pembengkakan juga umumnya dapat terjadi di bagian kaki dan pergelangan kaki. Warna urine akan semakin gelap, sedangkan, warna tinja justru menjadi pucat. Bila sudah parah, bisa terjadi buang air besar berdarah yang membuat tinja berwarna hitam.

Pemeriksaan yang Dilakukan untuk Mendeteksi Gangguan Fungsi Hati

Jika Anda mengalami gejala-gejala seperti di atas, disarankan untuk segera berkonsultasi kepada dokter guna mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Dokter mungkin akan memberi rekomendasi pemeriksaan untuk mengetahui gambaran fungsi hati berupa:

1. Alanine transaminase (ALT)

Alanin transaminase (ALT), atau yang sering dikenal sebagai serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT), merupakan enzim yang berguna dalam proses metabolisme protein dalam tubuh. Jika hati tidak berfungsi dengan baik, ALT akan dilepaskan ke dalam darah sehingga kadar ALT dalam darah mengalami peningkatan. Jika hasil tes menunjukkan kadar ALT sangat tinggi, kemungkinan terjadi kerusakan hati.

2. Aspartate aminotransferase (AST)

Aspartate aminotransferase (AST) merupakan enzim yang terdapat di beberapa bagian tubuh seperti jantung, hati, dan saluran empedu. AST dikenal juga dengan nama SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase) Jika tes AST dilakukan dan hasilnya tinggi, mungkin ini bisa menjadi pertanda adanya gangguan fungsi hati atau organ lain. Untuk memastikan adanya gangguan fungsi hati, dokter akan melihat kadar ALT.

3. Alkaline phosphatase (ALP)

Alkaline phosphatase (ALP) adalah enzim yang terdapat di tulang, saluran empedu, dan hati. Jika tes ALP dilakukan dan hasilnya tinggi, mungkin ini bisa menjadi pertanda adanya gangguan fungsi hati, penyumbatan saluran empedu, atau penyakit tulang.

4. Tes albumin

Albumin merupakan protein utama yang diproduksi di hati. Tes albumin dilakukan untuk mengukur seberapa baik hati memproduksi protein khusus ini. Jika kadar albumin dalam darah rendah, ini bisa menjadi pertanda adanya gangguan fungsi hati.

5. Tes bilirubin

Bilirubin adalah limbah hasil dari pemecahan sel darah merah yang diproses oleh hati. Fungsi hati yang buruk menyebabkan bilirubin tidak dapat diproses dengan baik. Oleh karena itu, jika pemeriksaan darah menunjukkan kadar bilirubin tinggi, kemungkinan terjadi gangguan fungsi hati.

6. Gamma-glutamyl transpeptidase (GGT)

Pemeriksaan ini seringkali dilakukan untuk melengkapi pemeriksaan fungsi hati karena peningkatan kadar GGT dapat menandakan adanya kerusakan hati yang biasanya disebabkan oleh penggunaan alkohol, obat-obatan maupun racun.

Pemeriksaan fungsi hati ini biasanya tidak dilakukan satu per satu. Dokter akan meminta pemeriksaan beberapa enzim hati, bilirubin, atau albumin sekaligus untuk mendapatkan gambaran mengenai gangguan fungsi hati yang terjadi. Pemeriksaan yang paling umum dilakukan untuk mendapatkan gambaran fungsi hati adalah pemeriksaan SGOT dan SGPT.

Cara Mencegah dan Mengatasi Gangguan Fungsi Hati

Beberapa gangguan fungsi hati, seperti perlemakan hati, dapat dicegah dan diobati dengan cara menerapkan pola hidup sehat, seperti berhenti mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol. Menurunkan berat badan menjadi ideal juga bisa menurunkan risiko terkena gangguan fungsi hati. Hal ini dapat dilakukan dengan membiasakan diri untuk mengonsumsi makanan kaya nutrisi dan olahraga teratur.

Pada gangguan fungsi hati yang lain, penanganan mungkin perlu menggunakan obat-obatan tertentu. Dokter biasanya akan memberikan obat sesuai dengan penyebab dari gangguan fungsi hati yang diderita.

Untuk gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis, pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi hepatitis. Penanganannya biasanya dilakukan dengan pengamatan tes fungsi hati dan pemberian antivirus.

Disarankan pula untuk menghindari penggunaan berlebihan obat-obatan yang tanpa anjuran dokter. Hal ini dapat meningkatkan kerja hati, sehingga lama-kelamaan menyebabkan gangguan fungsi hati.

Gangguan fungsi hati bisa sangat memengaruhi kesehatan seseorang secara menyeluruh, karena hati memegang peranan yang sangat penting dalam tubuh. Selain itu, gangguan fungsi hati cenderung bisa menjadi keadaan yang kronis dan sulit diobati.

Jadi, mencegah terjadinya gangguan fungsi jauh lebih penting dari pada mengobatinya. Upaya mencegah terjadinya gangguan fungsi hati bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup yang sehat dan bersih. Vaksinasi juga perlu dilakukan terutama bila Anda memiliki risiko tinggi terkena infeksi virus hepatitis.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai perlu tidaknya vaksin hepatitis dan vaksin jenis apa yang perlu Anda terima. Jika Anda mengalami gejala-gejala yang mengarah ke gangguan hati, periksakan kondisi Anda ke dokter untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat.