Gejala dan tingkat keparahan asma pada anak bisa berbeda dengan asma pada orang dewasa. Jika tidak ditangani dengan baik, asma bisa sering kambuh dan semakin sulit diobati. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala dan faktor pemicu asma pada anak serta langkah penanganannya.

Diagnosis dan penanganan terhadap anak yang menderita asma, terutama anak usia di bawah 5 tahun, bukanlah perkara mudah. Asma pada anak memiliki gejala yang beragam dan tingkat keparahan yang berbeda-beda.

Asma pada Anak, Kenali Gejala dan Cara Menanganinya - Alodokter

Ada anak yang mengalami gejala asma ringan, tetapi ada pula yang mengalami gejala berat setiap kali asmanya kambuh. Langkah penanganan asma pada anak umumnya disesuaikan dengan tingkat keparahan asma yang dialami anak dan seberapa sering gejala asma kambuh.

Penyebab dan Faktor Pemicu Asma

Penyebab penyakit asma, baik pada orang dewasa dan anak-anak, belum diketahui secara pasti. Meski demikian, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena asma, di antaranya:

Tanda dan Gejala Asma pada Anak

Gejala asma yang muncul pada setiap anak bisa berbeda-beda. Hal tersebut membuat asma pada anak sulit terdeteksi. Meski demikian, ada beberapa gejala utama yang umumnya muncul ketika anak mengalami serangan asma, yaitu napas berbunyi atau mengi, sesak napas, dan batuk.

Selain itu, ada pula gejala lain yang bisa muncul ketika asma pada anak sedang kambuh, antara lain:

  • Sulit bernapas atau napas tampak berat dan cepat
  • Anak tidak mau makan atau menyusu
  • Kulit pucat disertai kuku dan bibir kebiruan
  • Tampak lemas dan kurang aktif
  • Terlihat kurang bertenaga, mudah lemas atau capek, dan sering batuk saat beraktivitas
  • Otot dada dan leher tampak tertarik ketika anak bernapas atau hidung kembang kempis ketika bernapas
  • Anak tampak rewel karena merasa sesak atau tidak nyaman di dada

Pada beberapa anak, gejala asma ini bisa lebih parah. Pada kasus yang parah, asma pada anak bisa menimbulkan beberapa tanda dan gejala berikut ini:

  • Napas terengah-engah dan cepat, sehingga cara bicaranya gagap atau bahkan anak tidak bisa berbicara sama sekali
  • Kesulitan saat menarik napas
  • Perut terlihat mengempis ke bawah tulang rusuk saat anak bernapas
  • Anak masih merasa sesak napas meski telah mendapatkan obat asma
  • Penurunan kesadaran atau pingsan karena kekurangan oksigen

Jika hal ini terjadi, segera bawa anak Anda ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Cara Menangani Asma pada Anak

Penyakit asma tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya bisa dicegah dan dikendalikan. Untuk menangani asma pada anak dan mencegahnya kambuh kembali, Anda dapat mengikuti beberapa tips berikut ini:

1. Kenali dan hindari faktor pencetus kambuhnya gejala asma

Faktor pencetus asma pada setiap anak berbeda-beda. Namun, gejala asma umumnya muncul saat anak terpapar asap rokok, udara dingin, debu, dan polusi udara, atau saat melakukan aktivitas fisik berat.

Oleh karena itu, Anda perlu mengenali dan mencatat apa saja faktor pemicu asma pada anak, kemudian sebisa mungkin jauhi anak dari faktor pencetus tersebut. Terkadang, stres dan gangguan cemas juga bisa membuat gejala asma pada anak mudah kambuh.

2. Berikan obat-obatan asma

Secara umum, ada dua jenis obat asma yang dapat diberikan dokter untuk menangani dan mencegah kambuhnya gejala asma pada anak, yaitu:

Obat asma controller

Obat asma jenis ini berfungsi untuk mencegah kambuhnya gejala asma. Obat asma yang tergolong sebagai obat asma controller adalah obat golongan beta agonis kerja lama (long-acting beta agonist/LABA), kortikosteroid hirup, leukotriene modifiers, dan teofilin

Obat asma reliever

Obat asma reliever berfungsi untuk meredakan gejala asma dalam waktu cepat saat kambuh. Beberapa jenis obat pereda asma reaksi cepat meliputi bronkodilator atau obat golongan beta agonis kerja cepat (short-acting beta agonists/SABA), kortikosteroid, dan ipratropium.

Obat-obatan asma pada anak umumnya tersedia dalam bentuk obat hirup yang digunakan dengan alat bantu, seperti inhaler dan nebulizer. Karena itu, penting untuk mengajarkan anak tentang cara menggunakan obat asma ini dengan benar.

Selain pemberian obat asma, terkadang dokter juga akan meresepkan obat antibiotik. Namun, obat ini hanya diberikan ketika anak penderita asma mengalami infeksi bakteri, misalnya pneumonia.

3. Berikan terapi oksigen

Anak yang menderita asma bisa mengalami penurunan jumlah oksigen ketika gejala asmanya kambuh. Jika anak mengalami hal tersebut, pengobatan asma sebaiknya disertai dengan terapi oksigen.

Terapi oksigen sangat penting untuk mencegah dan mengatasi kondisi hipoksia atau rendahnya kadar oksigen dalam darah. Jika tidak diobati dengan tepat, hipoksia berpotensi menyebabkan anak mengalami kerusakan organ dan bahkan kematian.

Tips Menjaga dan Merawat Anak dengan Asma

Jika Anda memiliki anak yang menderita penyakit asma, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menjaga dan merawat anak dengan asma, di antaranya:

  • Kenali dan catat gejala asma yang dialami anak dan ketahui seberapa buruk gejala tersebut memengaruhi aktivitasnya.
  • Catatlah seberapa sering serangan asma kambuh.
  • Kenali faktor pencetus asma pada anak.
  • Ketahui pertolongan pertama serangan asma pada anak sesuai anjuran dokter.
  • Pahami berbagai jenis pengobatan dan cara kerja obat asma.
  • Berikan obat asma pada anak sesuai dengan petunjuk dokter.
  • Ketahui efek samping masing-masing obat dan jangan berikan obat melebihi dosis yang dianjurkan.
  • Amati apakah pengobatan sudah optimal dalam menangani gejala yang muncul dan mengurangi frekuensi serangan asma.
  • Kunjungi dokter dan lakukan tes peak flow meter untuk mengetahui seberapa baik paru-paru anak bekerja.

Untuk mencegah kambuhnya gejala asma pada anak, Anda juga bisa mengikuti beberapa tips berikut ini:

  • Bersihkan rumah dan kamar anak secara menyeluruh dari debu dan kotoran hewan peliharaan.
  • Hindari penggunaan produk pembersih atau produk keperluan rumah tangga yang mungkin menimbulkan iritasi pada anak.
  • Gunakan obat alergi seperti yang dianjurkan oleh dokter dan jangan mengubah dosis tanpa sepengetahuan dokter.
  • Ajarkan anak mengenai kebiasaan hidup sehat. Salah satunya adalah rajin mencuci tangan untuk meminimalkan risiko terkena pilek.
  • Ajarkan anak tentang pentingnya menghindari pemicu asma pada dirinya.
  • Bekali anak dengan inhaler saat di sekolah atau beraktivitas di luar rumah, serta ajari pula cara penggunaannya.

Asma pada anak tidak bisa dianggap sepele karena dapat membahayakan buah hati. Jika Si Kecil mengalami asma, Anda perlu mengenali apa saja faktor pemicu gejala asma yang dialaminya dan sebisa mungkin selalu menghindarinya.

Bila Anda masih memiliki pertanyaan seputar asma pada anak dan cara menanganinya, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan memberi tahu Anda tentang langkah-langkah mencegah dan mengontrol penyakit asma pada anak.