Menunggu hari-hari menjelang persalinan adalah saat yang sangat menegangkan. Tidak mengherankan bila banyak ibu hamil yang berusaha melakukan induksi alami untuk mempercepat hari persalinan.

Kendati sudah memasuki hari perkiraan lahir (HPL), tidak sedikit ibu hamil yang belum juga merasakan kontraksi. Padahal, waktu ideal untuk melahirkan umumnya adalah pada usia kehamilan 39 minggu.

Mengenali Induksi Alami yang Aman, Menghindari yang Berisiko - Alodokter

Hal ini bisa membuat ibu hamil makin khawatir soal bayi ataupun proses persalinannya nanti. Oleh sebab itu, tidak sedikit pula yang menginginkan persalinannya dipercepat. Salah satu pertimbangannya adalah dengan induksi alami.

4 Induksi Alami yang Disarankan

Untuk melakukan teknik induksi alami ini, Bumil dapat melakukannya sendiri atau bersama pasangan di rumah. Akan tetapi, ada pula teknik induksi yang harus dilakukan oleh dokter atau ahli medis di rumah sakit.

Berikut ini adalah beberapa jenis induksi alami yang disarankan:

1. Berhubungan seks

Berhubungan seks dengan pasangan dapat dijadikan sebagai salah satu cara induksi alami. Kandungan prostaglandin pada sperma dapat merangsang leher rahim dan akhirnya membuat rahim berkontraksi.

Namun, perlu diingat bahwa hubungan seks sebagai induksi tidak disarankan pada seorang wanita hamil yang mengalami ketuban sudah pecah. Jika ragu, konsultasikan hal ini terlebih dahulu pada dokter.

2. Stimulasi puting payudara

Stimulasi pada puting payudara dapat memicu keluarnya hormon oksitosin. Selanjutnya, hormon oksitosin yang keluar akan memicu kontraksi. Stimulasi ini dapat dilakukan dengan tangan atau pun pompa ASI.

Meski demikian, dokter menegaskan bahwa stimulasi puting payudara sebaiknya dilakukan dengan pengawasan yang tepat agar kondisi bayi di dalam kandungan bisa dipantau dengan baik untuk menghindari kontraksi rahim berlebihan yang bisa membahayakan bayi.

3. Melepaskan dinding ketuban dari leher rahim

Induksi alami ini harus dilakukan oleh dokter atau bidan. Dengan metode induksi alami jenis ini, dokter akan menyapukan jari di sekitar leher rahim, sehingga selaput ketuban dan leher rahim terpisah.

Tindakan tersebut diharapkan akan memancing pengeluaran hormon prostaglandin dan memicu persalinan. Metode ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Akan tetapi, sebagian Bumil mungkin bisa mengalami sedikit rasa tidak nyaman dan sedikit pendarahan.

4. Memecahkan kantong ketuban

Ketika kantong ketuban pecah, hormon prostaglandin akan meningkat sehingga memicu kontraksi. Untuk memecahkan kantong ketuban, dokter akan menggunakan kait plastik tipis yang bersih.

Kait tersebut disapukan di selaput ketuban yang berada di bagian dalam leher rahim hingga kepala bayi turun ke leher rahim. Turunnya kepala bayi biasanya adalah induksi alami yang membuat kontraksi rahim menjadi lebih kuat sehingga kantong ketuban pecah dan hormon prostaglandin keluar.

Mewaspadai Induksi Alami yang Belum Terbukti

Selain 4 induksi alami di atas, Bumil juga perlu mewaspadai induksi alami yang hanya didasari mitos ataupun yang belum terbukti secara medis. Sebaiknya, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan sebelum melakukannya.

Berikut ini adalah daftar induksi alami yang belum terbukti secara medis, yaitu:

1. Berjalan jauh

Berjalan memang dapat mendorong bayi turun ke panggul. Namun, efektivitas berjalan jauh sebagai induksi alami belum bisa dipastikan. Berjalan jauh justru dikhawatirkan bisa menyebabkan ibu hamil kelelahan menjelang persalinan dan jadi tidak kuat mengejan saat kontraksi tiba.

2. Mengonsumsi makanan pedas

Mitos yang banyak beredar mengatakan bahwa makanan pedas dapat merangsang kontraksi pada rahim. Sebenarnya, induksi alami ini belum terbukti secara medis dan justru berisiko menyebabkan nyeri ulu hati pada ibu hamil. Selain itu, tidak ada hubungan langsung antara rahim dan saluran cerna.

3. Meminum minyak jarak

Minyak jarak merupakan pencahar yang sangat kuat. Bila diminum oleh ibu hamil menjelang persalinan, minyak jarak diharapkan dapat memicu timbulnya kontraksi. Namun selain belum terbukti kebenarannya, minum minyak jarak untuk induksi alami justru bisa menimbulkan risiko gangguan pernapasan pada bayi.

Selain itu, Bumil pun berisiko mengalami diare. Diare dapat menjadi berbahaya bila menyebabkan Bumil dehidrasi.

4. Mengonsumsi obat herba

Ada beragam jenis tanaman yang diyakini masyarakat dapat menjadi induksi alami. Meski begitu, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi apapun untuk memicu kontraksi. Alih-alih memicu kontraksi, obat herba justru bisa menyebabkan persalinan menjadi lebih lama atau malah menimbulkan komplikasi persalinan.

Induksi alami memang bisa menjadi pilihan untuk mempercepat datangnya kontraksi. Namun, ada beberapa kondisi yang mengharuskan ibu hamil berhati-hati akan induksi alami, misalnya misalnya kehamilan dengan preeklampsia, riwayat kelahiran prematur, atau kehamilan kembar.

Oleh karena itu, ada baiknya Bumil berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukannya. Bumil bisa menanyakan tentang keamanan atau komplikasi yang mungkin terjadi dari induksi alami tersebut, terlebih bila Bumil memiliki kehamilan yang berisiko tinggi.