Menorrhagia adalah istilah medis untuk menggambarkan jumlah darah yang keluar berlebihan saat haid atau haid yang berlangsung lebih dari 7 hari. Bila tidak ditangani, menorrhagia dapat menimbulkan gangguan kualitas hidup hingga anemia.

Selama masa menstruasi, jumlah darah yang masih dianggap normal adalah sekitar 30–40 ml per siklus. Seorang wanita dianggap mengalami haid berlebihan jika jumlah darah yang dikeluarkan lebih dari 80 ml atau sekitar 16 sendok teh per siklus.

menorrhagia-alodokter

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui gangguan menstruasi adalah menyadari seberapa sering mengganti pembalut. Jika pergantian pembalut yang penuh darah dilakukan kurang dari 2 jam sekali, maka kondisi ini bisa menjadi tanda seorang wanita mengalami menorrhagia.

Penyebab Menorrhagia

Ada beberapa kondisi yang umumnya menjadi pemicu terjadinya menorrhagia, yaitu:

  • Gangguan hormon, misalnya akibat sindrom ovarium polikistik, obesitas, hipotiroidisme, dan resistensi insulin
  • Gangguan atau pertumbuhan jaringan pada rahim, seperti radang panggul, miom (fibroid rahim), endometriosis, adenomiosis, dan polip rahim
  • Gangguan pada ovarium, yang menyebabkan proses ovulasi tidak terjadi sebagaimana mestinya
  • Kelainan genetik, terutama yang memengaruhi proses pembekuan darah, misalnya penyakit von Willebrand
  • Efek samping obat, seperti obat antiradang, obat hormonal, antikoagulan, obat kemoterapi, serta suplemen herbal yang mengandung gingseng, ginkgo biloba, dan kedelai
  • Alat kontrasepsi, seperti pil KB dan KB spiral (IUD)
  • Kanker, seperti kanker rahim atau kanker leher rahim (serviks)

Gejala Menorrhagia

Menstruasi merupakan proses peluruhan dinding rahim yang ditandai dengan keluarnya darah dari vagina. Normalnya, siklus menstruasi terjadi setiap 21–35 hari, terhitung dari hari menstruasi terakhir dan berlangsung selama 4–7 hari. Sedangkan banyaknya darah yang keluar adalah 30–40 ml atau sekitar 6–8 sendok teh.

Pada penderita menorrhagia, mentruasi terjadi lebih dari 7 hari dan banyaknya darah yang keluar melebihi jumlah normal.

Beberapa gejala menorrhagia yang umum terjadi adalah:

  • Penggantian pembalut yang penuh darah dilakukan kurang dari 2 jam sekali
  • Menstruasi berlangsung lebih dari 7 hari
  • Bangun dari tidur di malam hari untuk mengganti pembalut
  • Darah yang keluar disertai gumpalan-gumpalan darah berukuran sebesar koin
  • Nyeri di perut bagian bawah
  • Darah yang keluar terlalu banyak sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika gejala tersebut mengganggu aktivitas sehari-hari. Anda juga dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami keluhan berikut selama mentruasi:

  • Pusing
  • Nyeri perut yang hebat
  • Banyak gumpalan darah yang keluar
  • Nyeri dada
  • Sesak napas
  • Pingsan

Diagnosis Menorrhagia

Dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami, riwayat kesehatan pasien, dan seberapa sering pasien mengganti pembalut atau tampon selama menstruasi. Selanjutnya, guna memastikan diagnosis menorrhagia, dokter akan menganjurkan pemeriksaan lanjutan, seperti:

  • Tes darah, untuk mendeteksi anemia, kelainan hormon tiroid, atau gangguan pembekuan darah
  • Pap smear, yaitu pemeriksaan sampel jaringan dari dinding dalam serviks untuk memeriksa tanda-tanda peradangan, infeksi, atau potensi kanker
  • Biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan dari rahim untuk diteliti di bawah mikroskop
  • USG rahim, yaitu pemindaian untuk memeriksa jika terdapat miom, polip, atau kelainan lain
  • Sonohysterography (SIS), yaitu pemeriksaan dengan menyuntikkan zat warna ke dalam rahim untuk mendeteksi gangguan pada lapisan dinding rahim
  • Histeroskopi, yaitu pemeriksaan dengan memasukkan selang tipis berkamera melalui vagina untuk melihat kondisi rahim pasien
  • Dilatasi dan kuretase (kuret), yaitu pemeriksaan sampel dinding rahim untuk mengetahui penyebab perdarahan

Pengobatan Menorrhagia

Pengobatan untuk menorrhagia tergantung pada penyebab yang mendasarinya dan tingkat keparahan kondisi pasien. Dokter juga akan mempertimbangkan usia, kondisi kesehatan pasien secara umum, dan apakah pasien masih berencana untuk hamil.

Berikut adalah beberapa metode penanganan yang dapat diberikan pada penderita menorrhagia:

Obat-obatan

Jenis obat-obatan yang dapat diberikan oleh dokter untuk menangani menorrhagia adalah:

  • Obat antifibrinolitik, seperti asam traneksamat, untuk membantu proses pembekuan darah
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs), seperti ibuprofen, naproxen, dan asam mefenamat, untuk meredakan gejala nyeri dan menurunkan produksi prostaglandin yang bisa memicu menorrhagia
  • Pil kontrasepsi kombinasi, untuk mengatur siklus dan mengurangi lamanya menstruasi, serta banyaknya darah yang keluar saat menstruasi
  • Desmopressin, untuk mengatasi penyebab perdarahan pada penyakit von Willebrand
  • Progestogen suntik dan norethisterone oral (obat minum), untuk membantu menyeimbangkan kadar hormon dan mengurangi perdarahan
  • Analog GnRH-a (gonadotropin releasing hormone analogue), untuk mengurangi perdarahan saat menstruasi, memperbaiki siklus menstruasi, mengurangi risiko radang panggul, serta mencegah kanker
  • Zat besi, untuk penderita menorrhagia yang mengalami anemia

Pada kasus menorrhagia dengan perdarahan yang berat hingga menyebabkan anemia parah, pasien akan dianjurkan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit. Dokter akan memberikan transfusi darah pada pasien.

Operasi

Prosedur operasi dapat direkomendasikan oleh dokter jika menorrhagia tidak bisa ditangani dengan pemberian obat-obatan. Jenis-jenis operasi yang bisa dilakukan antara lain:

  • Dilatasi dan kuretase (D&C)
    Dokter akan melakukan pembukaan (dilatasi) serviks dan melakukan pengerokan (kuretase) dinding dalam rahim untuk mengurangi perdarahan saat menstruasi.
  • Embolisasi arteri rahim
    Embolisasi arteri rahim dilakukan untuk menangani menorrhagia yang disebabkan oleh miom. Pada prosedur ini, miom disusutkan dengan cara memblokir arteri yang mensuplai darah ke miom.
  • Miomektomi
    Melalui prosedur ini, miom yang menjadi penyebab haid berlebihan akan diangkat melalui pembedahan. Tergantung pada ukuran, jumlah, dan lokasi miom, ada dua jenis miomektomi yang dapat dilakukan untuk menangani menorrhagia, yaitu laparoskopi dan histeroskopi.
  • Pengangkatan (reseksi) endometrium
    Prosedur ini dilakukan untuk mengangkat endometrium menggunakan kawat khusus yang telah dipanaskan. Setelah menjalani reseksi endometrium, pasien tidak dianjurkan untuk hamil.
  • Ablasi endometrium
    Prosedur ini dilakukan dengan cara menghancurkan lapisan endometrium secara permanen, baik menggunakan laser, radiofrekuensi (RF), maupun dengan pemanasan.
  • Histerektomi
    Operasi pengangkatan rahim ini akan menghentikan menstruasi selamanya dan membuat pasien tidak bisa hamil. Biasanya, prosedur histerektomi ditempuh jika menorrhagia sudah tidak bisa lagi ditangani dengan cara lain.

Komplikasi Menorrhagia

Perdarahan menstruasi berat atau dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan komplikasi kesehatan berupa anemia defisiensi besi, yang ditandai dengan sakit kepala, pusing, nafas pendek, dan jantung berdebar.

Menorrhagia juga dapat menyebabkan nyeri haid (dismenore) yang parah hingga membutuhkan penanganan medis.

Pencegahan Menorrhagia

Menorrhagia dapat disebabkan oleh beragam kondisi sehingga sulit dicegah. Cara terbaik yang dapat dilakukan adalah menjalani pemeriksaan ke dokter secara rutin jika terdapat faktor yang meningkatkan risiko terkena menorrhagia. Dengan begitu, dokter bisa memberikan tindakan lebih awal jika Anda mengalami haid berlebihan.