Imunisasi atau vaksinasi penting untuk kesehatan anak. Sayangnya, beragam isu dan mitos mengenai bahaya imunisasi membuat sebagian orang tua ragu, bahkan hingga terbentuk kelompok antivaksin di masyarakat. Lantas, bagaimanakah fakta imunisasi yang sebenarnya?

Imunisasi adalah proses pembentukan kekebalan atau daya tahan tubuh seseorang terhadap penyakit dengan cara pemberian vaksin. Vaksin itu sendiri merupakan agen biologis yang terdiri dari bakteri atau virus penyebab penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan.

Mengungkap Fakta di Balik Mitos Bahaya Imunisasi - Alodokter

Ketika vaksin disuntikkan ke dalam tubuh, sistem imun akan aktif memproduksi antibodi untuk melindungi tubuh dari penyakit.

Sistem imunitas juga memiliki kemampuan untuk mengingat dan mengenali kembali mikroorganisme, baik bakteri maupun virus. Saat ada mikroorganisme yang sesungguhnya masuk ke dalam tubuh, sistem imun akan segera menyerangnya dan menjaga tubuh agar tidak sakit.

Berbagai Mitos Mengenai Bahaya Imunisasi

Munculnya mitos atau isu terkait bahaya imunisasi, tentu bukan tanpa alasan. Beberapa kasus muncul sesaat setelah anak diberikan imunisasi. Meski kasus ini terjadi hanya pada sebagian kecil anak, nyatanya hal ini cukup menimbulkan keresahan para orang tua.

Beberapa mitos dan ulasan fakta berikut ini mungkin bisa menjadi jawaban atas keraguan Anda:

Imunisasi menyebabkan autisme
MMR (Mumps, Measles, dan Rubella) merupakan jenis vaksin yang akrab dengan rumor bahaya imunisasi, yaitu dapat menyebabkan autisme. Namun, tidak ada cukup bukti yang yang mendukung pernyataan tersebut.

Sebuah studi bahkan menunjukkan bahwa vaksin MMR tidak memengaruhi risiko seorang anak terkena autisme.

Imunisasi menyebabkan autisme

MMR (Mumps, Measles, dan Rubella) merupakan jenis vaksin yang akrab dengan rumor bahaya imunisasi, yaitu dapat menyebabkan autisme. Namun, tidak ada cukup bukti yang yang mendukung pernyataan tersebut.

Sebuah studi bahkan menunjukkan bahwa vaksin MMR tidak memengaruhi risiko seorang anak terkena autisme.

Imunisasi DPT menyebabkan kematian mendadak pada bayi

Imunisasi jenis ini amat penting diberikan kepada bayi Anda. Pasalnya, penyakit seperti batuk rejan (pertusis), tetanus, serta difteri dapat menyerang bayi Anda bila tidak segera mendapatkan imunisasi DPT.

Mitos yang berkembang terkait imunisasi DPT adalah sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS atau Sudden Infant Death Syndrome). Akan tetapi ketakutan ini tidak beralasan, sebab tidak ada hubungan antara imunisasi DPT dengan kejadian SIDS.

Penelitian justru menunjukkan bahwa pemberian Imunisasi DPT menurunkan risiko terjadinya SIDS pada bayi.

Imunisasi yang mengandung pengawet thimerosal lebih berisiko

Beberapa orang tua meyakini bahwa vaksin yang menggunakan pengawet thimerosal (pengawet berbahan merkuri) dapat membahayakan anak-anak. Pengawet sendiri digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri pada vaksin.

Klaim atas pernyataan tersebut tidak cukup beralasan, sebab sudah sejak tahun 1930 zat pengawet tersebut digunakan dalam beberapa vaksin dan tidak terbukti menyebabkan gangguan kesehatan pada anak.

Sejak tahun 2001, thimerosal tidak lagi digunakan sebagai bahan pengawet pada vaksin, kecuali pada beberapa jenis vaksin flu. Namun, saat ini sudah tersedia pula pilihan vaksin flu tanpa kandungan thimerosal.

Berkat perkembangan teknologi pembuatan vaksin yang semakin maju, para peneiliti telah secara nyata mengurangi penggunaan bahan pengawet dalam proses produksi vaksin.

Terlalu banyak imunisasi tidak baik untuk sistem imun anak

Mitos bahaya imunisasi lain yang cukup membuat para orang tua khawatir adalah terlalu banyak memberikan imunisasi pada anak dapat melemahkan sistem kekebalan tubuhnya.

Namun jangan khawatir, karena sistem kekebalan tubuh bayi yang sehat mampu menerima imunisasi dengan baik, bahkan jika dilakukan bersamaan dalam satu hari.

Jadi, bisa dikatakan bahwa imunisasi tergolong aman untuk sistem imun anak. Namun sebaiknya, pemberian imunisasi tetap berlandaskan pada jadwal yang telah ditentukan dokter.

Bahaya imunisasi pada dasarnya hanya sebatas efek samping ringan yang tidak membahayakan, seperti nyeri di lokasi suntikan, demam ringan, atau menyebabkan bayi menjadi rewel.

Meski begitu, Anda tetap perlu berkonsultasi ke dokter anak jika anak Anda mengalami efek samping serius setelah imunisasi, karena mungkin hal tersebut disebabkan oleh reaksi alergi terhadap bahan di dalam vaksin.

Ingatlah untuk tidak melewatkan jadwal imunisasi anak, karena pemberian imunisasi sangat penting untuk perlindungan kesehatan anak Anda.