Perubahan suasana hati (mood swing) merupakan hal yang normal jika terjadi sesekali. Namun bila mood swing sering terjadi dan sampai menganggu kehidupan pribadi, ada kemungkinan kondisi ini terkait dengan gangguan kesehatan mental, yaitu penyakit bipolar.

Mood swing adalah perubahan mood (suasana hati) yang jelas terasa atau terlihat. Pada dasarnya, perubahan mood dan emosi ini bisa saja terjadi sesekali dan hal ini tidak disebabkan oleh kelainan tertentu. Pada anak, mood swing ini terlihat seperti tantrum.

4 Penyebab Mood Swing dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Namun, jika sampai mengganggu aktivitas sehari-hari atau disertai tanda-tanda lain, mood swing patut dicurigai sebagai gejala dari gangguan mental.

Tanda-Tanda Mood Swing

Selama perubahan emosi tidak berdampak kepada kehidupan sehari-hari, maka hal ini masih dapat dianggap normal. Namun apabila perubahan suasana hati terjadi secara drastis, sering, berlarut-larut, dan hingga menganggu aktivitas, maka hal ini perlu diwaspadai.

Contohnya adalah mood swing yang berlangsung selama beberapa hari atau lebih, hingga membuat Anda menjadi sangat senang dan sedih atau ketawa dan tiba-tiba menangis. Anda juga patut waspada jika mood swing menyebabkan emosi tidak terkontrol, impulsif, sangat mudah tersinggung, tidak bisa tidur, bahkan merusak hubungan dengan orang terdekat.

Perhatikan juga jika mood swing telah mencapai tingkatan yang lebih parah, seperti menimbulkan rasa ingin melukai diri sendiri atau mengakhiri hidup. Mood swing yang muncul bersamaan dengan gejala-gejala tersebut bisa jadi merupakan tanda dari gangguan kesehatan mental.

Penyebab Mood Swing

Ada berbagai penyebab seseorang mengalami mood swing, di antaranya:

1. Kondisi hormon

Remaja, wanita hamil, dan wanita menopause adalah kelompok yang memiliki kemungkinan besar mengalami mood swing terkait perubahan hormon.

2. Ketidakseimbangan kimia otak

Mood swing bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan zat kimia otak yang mengatur suasana hati. Beberapa contoh zat kimia otak ini adalah serotonin dan dopamin.

3. Menderita penyakit tertentu

Penyakit yang diderita juga dapat menjadi faktor yang mendasari kemunculan mood swing. Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan gangguan mood adalah kerusakan paru-paru, ginjal, atau jantung, penyakit tiroid, dan kelainan pada otak.

4. Gangguan mental

Ada beberapa gangguan mental yang sering kali dikaitkan dengan keluhan mood swing, seperti depresi, gangguan bipolar, gangguan kepribadian ambang, skizofrenia, dan ADHD.

Selain beberapa penyebab di atas, kecanduan atau penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan minuman keras, serta efek samping obat-obatan tertentu juga bisa menimbulkan mood swing.

Cara Mengatasi dan Mencegah Mood Swing

Jika perubahan emosi ini tidak sampai mengganggu kehidupan sehari-hari, mood swing biasanya bisa mereda sendiri tanpa perawatan khusus. Meski begitu, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi perubahan mood dan mencegahnya, yaitu:

Menjalani gaya hidup sehat

Menerapkan pola hidup yang sehat, termasuk olahraga teratur, tidur yang cukup, konsumsi makanan sehat, dan mengelola stres, dapat membantu menjaga mood tetap stabil.

Membuat mood diary

Jika mood swing sering dirasakan, amati tiap kali perubahan suasana hati ini terjadi, kapan waktunya dan apa alasannya. Kemudian, catatlah semua itu dalam buku catatan pribadi. Dengan memperhatikan pola-pola tersebut, faktor pemicu mood swing dapat lebih mudah dikenali, sehingga bisa dihindari.

Berkonsultasi ke psikiater atau psikolog

Untuk mood swing yang parah atau sangat sering terjadi hingga menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari, sebaiknya dikonsultasikan pada pskiater atau psikolog. Psikiater atau psikolog dapat membantu Anda mengindentifikasi penyebab mood swing sekaligus memberikan penanganan yang tepat.

Mood swing yang disebabkan oleh gangguan mental sulit sembuh dengan sendirinya. Tanpa penanganan medis, sering kali kondisi penderita akan menjadi semakin buruk.

Pasien dengan mood swing dapat ditangani dengan menjalani sesi konseling. Setelah faktor penyebabnya diketahui, dokter akan memberikan penanganan, baik dengan psikoterapi maupun pemberian obat-obatan.