Neuroma akustik adalah tumor jinak yang tumbuh di saraf penghubung antara telinga dan otak. Neuroma akustik ditandai dengan vertigo, telinga berdenging (tinitus), dan hilang pendengaran.

Neuroma akustik juga disebut dengan vestibular schwannoma. Tumor otak jinak ini tumbuh secara perlahan di saraf yang mengatur fungsi pendengaran dan keseimbangan. Akibatnya, penderita neuroma akustik akan mengalami gangguan fungsi pendengaran dan gangguan keseimbangan secara perlahan.

Neuroma Akustik - Alodokter

Neuroma akustik tidak menyebar ke bagian tubuh lain. Akan tetapi, pada kasus yang jarang terjadi, pertumbuhan neuroma akustik dapat menekan batang otak sehingga turut mengganggu fungsi otak.

Penyebab Neuroma Akustik

Neuroma akustik terjadi ketika gen pada kromosom 22 tidak berfungsi normal. Gen pada kromosom 22 ini berfungsi mengendalikan pertumbuhan sel Schwann, yaitu sel yang menyelubungi sel-sel saraf di tubuh, termasuk saraf yang mengatur keseimbangan.

Kondisi tersebut menyebabkan sel Schwann tumbuh dan berkembang secara tidak terkendali. Meskipun begitu, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan gangguan pada fungsi gen tersebut.

Salah satu penyakit yang sering dikaitkan dengan neuroma akustik adalah neurofibromatosis tipe 2. Neurofibromatosis tipe 2 merupakan kelainan genetik yang ditandai dengan pertumbuhan tumor di berbagai jaringan saraf.

Faktor risiko neuroma akustik

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita neuroma akustik, yaitu:

  • Memiliki orang tua yang menderita neurofibromatosis 2
  • Menderita paratiroid neuroma, yaitu tumor jinak di kelenjar tiroid
  • Memiliki riwayat pengobatan dengan radioterapi sebelumnya
  • Mengalami paparan suara bising yang terus menerus

Neuroma akustik juga lebih sering ditemukan dan terdiagnosis pada usia 30–60 tahun.

Gejala Neuroma Akustik

Gejala neuroma akustik tergantung pada ukuran tumornya. Jika ukuran tumor kecil, penderita biasanya tidak mengalami gejala apa pun. Gejala baru muncul bila ukuran tumor cukup besar dan menekan saraf yang mengendalikan fungsi pendengaran dan keseimbangan.

Pertumbuhan tumor neuroma akustik juga dapat menekan saraf, pembuluh darah, atau struktur lain di wajah atau di otak. Jika tumor sudah menekan struktur tersebut, akan muncul gejala berupa:

  • Hilang pendengaran secara perlahan, umumnya pada salah satu telinga
  • Telinga berdenging (tinnitus)
  • Gangguan keseimbangan
  • Vertigo

Jika ukuran tumor neuroma akustik makin membesar, akan muncul beberapa gejala lain, di antaranya:

  • Sakit kepala secara terus-menerus
  • Suara serak atau sulit menelan
  • Gangguan koordinasi gerak anggota badan (ataksia)
  • Penglihatan ganda atau kabur
  • Nyeri atau mati rasa pada salah satu sisi wajah
  • Wajah terkulai

Kapan harus ke dokter

Segera ke dokter jika mengalami telinga berdenging, hilang pendengaran di salah satu telinga, atau gangguan keseimbangan. Diagnosis dan penanganan lebih awal dapat mencegah komplikasi.

Diagnosis Neuroma Akustik

Dokter akan menanyakan keluhan dan gejala yang dialami pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan pada telinga pasien, salah satunya dengan menggunakan otoskop untuk melihat saluran telinga dan telinga bagian tengah.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti:

  • Tes pendengaran, seperti audiometri, tes garpu tala, dan auditory brain stem response test, untuk memeriksa seberapa baik telinga berfungsi
  • Electronystagmography, untuk mendeteksi gangguan keseimbangan melalui pergerakan bola mata
  • Pemindaian dengan CT scan dan MRI, untuk melihat lokasi dan ukuran tumor

Pengobatan Neuroma Akustik

Pengobatan neuroma akustik tergantung pada ukuran, kecepatan pertumbuhan tumor, dan kondisi kesehatan pasien. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan oleh dokter adalah:

Observasi

Pada tumor neuroma akustik yang berukuran kecil, tingkat pertumbuhannya lambat, dan tidak bergejala, dokter akan melakukan pengamatan dan tes pendengaran atau pemindaian secara berkala. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan tiap 6 bulan sampai 1 tahun sekali, untuk memantau pertumbuhan tumor.

Jika tumor membesar atau menunjukkan gejala yang makin memberat, dokter akan melakukan tindakan tambahan.

Stereotactic radiosurgery

Stereotactic radiosurgery bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan tumor neuroma akustik. Stereotactic radiosurgery dilakukan untuk mengatasi tumor kecil atau yang berdiameter kurang dari 3 cm.

Terapi ini juga dapat dilakukan pada pasien yang tidak bisa menjalani operasi karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan menerima bius total.

Operasi

Jika tumor makin membesar, dokter bedah akan melakukan operasi pengangkatan tumor untuk mencegah komplikasi.

Namun, pada beberapa kasus, operasi tidak dapat menghilangkan seluruh tumor. Kondisi ini biasanya terjadi jika lokasi tumor terlalu dekat dengan area vital di otak atau saraf wajah sehingga berisiko merusak saraf di sekitarnya jika tumor diangkat.

Pada kondisi tersebut di atas, dokter akan melakukan radioterapi setelah operasi untuk menghilangkan jaringan tumor yang tersisa.

Selain sejumlah metode di atas, dokter akan memberikan terapi pendukung untuk membantu mengatasi gejala yang dialami pasien. Beberapa jenis terapi pendukung tersebut adalah:

Komplikasi Neuroma Akustik

Neuroma akustik berisiko menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat bersifat permanen, seperti:

  • Telinga berdenging
  • Mati rasa dan kelumpuhan pada otot wajah
  • Gangguan keseimbangan
  • Tuli
  • Hidrosefalus bila ukuran tumor cukup besar hingga menekan batang otak

Pencegahan Neuroma Akustik

Tidak semua neuroma akustik dapat dicegah, terutama bila yang terkait dengan kelainan genetik. Namun, risiko terjadinya neuroma akustik dapat diturunkan dengan menghindari paparan suara bising, serta dengan melakukan konsultasi sebelum dan sesudah menjalani radioterapi.

Seperti yang telah disebutkan, pengobatan neuroma akustik akan lebih efektif jika penyakitnya terdiagnosis lebih awal. Selain itu, deteksi dini juga dapat mencegah terjadinya komplikasi yang mungkin terjadi.