Obat sakit perut anak kerap diberikan saat anak mengeluh perutnya sakit. Namun, Bunda sebaiknya tidak sembarangan memberikan obat sakit perut kepada Si Kecil dan mengenali lebih dulu penyebabnya agar keluhan yang muncul dapat diatasi dengan tepat.

Hampir setiap anak pernah mengalami sakit perut, tetapi penyebabnya tidak selalu sama. Oleh karena itu, tidak semua kasus sakit perut pada anak bisa diobati dengan obat yang sama karena lain penyebab, lain pula obat sakit perut anak yang perlu diberikan.Obat Sakit Perut Anak Sesuai Penyebabnya - Alodokter

Pemberian obat sakit perut anak yang salah dapat menyebabkan kondisi semakin parah. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua untuk mengetahui berbagai macam obat sakit perut anak berdasarkan penyebabnya.

Macam-Macam Obat Sakit Perut Anak

Obat sakit perut anak dapat ditemukan dalam berbagai merek dan jenis di apotek. Berikut ini adalah beberapa jenis obat sakit perut anak berdasarkan kondisi yang menyebabkannya:

1. Gastroenteritis

Gastroenteritis merupakan kondisi ketika lambung dan usus mengalami peradangan. Salah satu penyebab gastroenteritis yang paling umum adalah infeksi virus.

Selain sakit perut, kondisi ini juga dapat menimbulkan gejala lain, seperti diare, tubuh lemas, kurang nafsu makan, pusing, muntah, dan demam. Berbagai gejala tersebut membuat anak berisiko mengalami dehidrasi.

Gastroenteritis umumnya dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Namun, untuk mencegah dehidrasi, dokter biasanya meresepkan obat sakit perut anak berupa oralit atau pedialit.

Jika selama pengobatan Si Kecil terlihat semakin lemas dan kondisinya tidak membaik setelah 10 hari, segeralah periksakan kembali ke dokter.

2. Usus buntu

Anak yang menderita usus buntu biasanya akan terlihat kesakitan, terutama di sekitar pusar. Selain itu, ia juga dapat mengalami gejala lain berupa berkurangnya nafsu makan, perut kembung, demam, mual, dan muntah.

Hingga saat ini, belum ada obat sakit perut untuk mencegah atau mengobati usus buntu pada anak. Kondisi ini umumnya perlu ditangani dengan operasi usus buntu. Oleh karena itu, jika Si Kecil mengeluh sakit perut hebat hingga membuatnya sulit beraktivitas, Bunda perlu segera membawanya ke dokter.

3. Susah buang air besar

Konstipasi atau sembelit merupakan penyebab sakit perut yang cukup sering terjadi pada anak-anak.

Ketika mengalami sembelit, Si Kecil menjadi jarang buang air besar atau buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu, butuh mengejan keras untuk mengeluarkan tinja, serta merasa tidak nyaman atau kesakitan saat ingin buang air besar.

Sembelit yang dialami Si Kecil biasanya dapat membaik asalkan Bunda lebih banyak memberikan air minum dan makanan tinggi serat, seperti buah dan sayuran.

Namun, jika sembelit yang dirasakan Si Kecil cukup parah, bawalah ia ke dokter. Dokter biasanya akan memberikan obat pencahar atau laksatif khusus anak, seperti laktulosa atau glycerin.

4. Gas berlebih di perut

Jika Si Kecil sering kentut, perutnya terasa panas dan sering kembung, atau mual, Bunda patut mencurigai sakit perut yang dialaminya disebabkan oleh gas berlebih di perut.

Kondisi ini kerap disebabkan oleh pola makan yang kurang sehat. Untuk menanganinya, Bunda perlu memperbaiki jadwal dan jenis makanan yang dikonsumsi Si Kecil.

Sebisa mungkin hindari memberikan Si Kecil makanan atau minuman yang dapat menyebabkan gas berlebih di perut, seperti kacang, minuman bersoda, jus buah kemasan, atau susu. Pastikan pula ia minum cukup air dan makan makanan tinggi serat, seperti alpukat, apel, dan brokoli.

Bunda juga bisa memberikan obat sakit perut anak jenis antiflatulensi, misalnya simethicone, yang banyak dijual di apotek. Namun, sebaiknya Bunda konsultasikan lebih dulu ke dokter sebelum memberikan Si Kecil obat ini.

5. Sakit maag

Jika Si Kecil sering mengeluh perutnya terasa sakit di malam hari atau ketika ia terlambat makan, bisa jadi hal tersebut merupakan gejala sakit maag.

Ketika sedang sakit maag, Si Kecil juga dapat merasakan gejala lain, seperti muntah, perut kembung, nafsu makan berkurang, tubuh lemas, dan BAB tampak kehitaman. Gejala sakit maag ini dapat disebabkan oleh ulkus atau tukak lambung.

Tukak lambung umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan efek samping obat-obatan. Untuk menanganinya, dokter biasanya akan meresepkan obat sakit perut anak berupa antibiotik, antasida, dan obat untuk mengurangi produksi asam lambung.

6. Sindrom iritasi usus besar (irritable bowel syndrome)

Sindrom iritasi usus besar adalah penyakit kronis atau jangka panjang yang menyebabkan fungsi usus besar terganggu. Kondisi ini ditandai dengan gangguan pencernaan, seperti sakit perut, sembelit, diare, mual, dan rasa tidak nyaman saat buang air besar.

Gejala sindrom iritasi usus besar biasanya akan kambuh atau hilang-timbul selama kurang lebih 3 bulan.

Belum ada metode yang dapat mengobati sindrom ini sepenuhnya. Namun, dokter akan menjelaskan upaya apa saja yang bisa Bunda lakukan untuk meringankan gejala yang dialami Si Kecil.

Dokter akan meminta Bunda mengatur pola dan menu makan Si Kecil. Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat sakit perut anak yang bertujuan untuk meringankan gejala yang muncul, seperti antidiare, obat pencahar, dan suplemen probiotik.

7. Keracunan

Sakit perut pada anak juga bisa disebabkan oleh keracunan. Jika Si Kecil merasakan perutnya sakit setelah ia menelan sesuatu yang beracun atau berpotensi mengandung racun, seperti cairan kimia, minyak tanah, tumbuhan liar, minuman dan makanan yang sudah kedaluwarsa, atau obat-obatan, segeralah bawa ia ke dokter.

Penanganan kasus keracunan pada anak akan berbeda-beda sesuai kondisi anak, gejala yang muncul, dan jenis racun yang tertelan.

8. Sakit perut fungsional

Apabila Si Kecil merasa sakit perut tetapi tidak ada penyebab yang jelas, kemungkinan ia menderita sakit perut fungsional.

Meski belum diketahui dengan jelas apa penyebabnya, stres pada anak misalnya akibat tugas sekolah yang menumpuk atau bertengkar dengan temannya, merupakan salah satu faktor risiko munculnya sakit perut fungsional pada anak. Kondisi ini biasanya dapat reda dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus.

Sekarang Bunda mengerti kenapa memberikan obat sakit perut anak tidak boleh dilakukan sembarangan, kan? Memberikan obat sakit perut anak yang tidak sesuai penyebabnya bukan hanya tidak efektif, tetapi juga berisiko membuat kondisinya semakin parah.

Jadi, segera bawa Si Kecil ke dokter ketika ia mengeluh perutnya sakit. Untuk menentukan penyebab sakit perut yang dialaminya, dokter akan melakukan pemeriksaan, seperti tes darah dan feses. Setelah penyebabnya diketahui, dokter dapat memberikan obat sakit perut anak yang tepat dan sesuai penyebabnya.