Omeprazole adalah obat untuk mengatasi asam lambung berlebih dan keluhan yang menyertainya. Omeprazole umumnya digunakan untuk mengobati gastroesophageal reflux disease (GERD), sakit maag (gastritis), atau tukak lambung. 

Omeprazole menurunkan asam lambung dengan cara menghambat pompa proton yang berperan besar dalam produksi asam lambung. Dengan cara kerja tersebut, obat ini dapat mengurangi gejala iritasi dinding lambung, seperti nyeri ulu hati, mual, dan kembung.

omeprazole-alodokter

Omeprazole dapat membantu proses penyembuhan jaringan lambung atau kerongkongan yang rusak akibat iritasi dari asam lambung yang berlebih. Obat ini juga bisa meningkatkan efektivitas antibiotik untuk melawan infeksi Helicobacter pylori yang menyebabkan tukak lambung. 

Merek dagang omeprazole: Esoferr, Esola 20, Esofin, Esomeprazole sodium, Inhipump, Lokev, Meisec, Nexigas, Nexium Mups, Omeprazole Hexpharm, Omeprazole Novell.

Apa Itu Omeprazole

Golongan Obat resep
Kategori Penghambat pompa proton 
Manfaat Mengurangi produksi asam lambung 
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Omeprazole untuk ibu hamil  Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping omeprazole terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Omeprazole untuk ibu menyusui Omeprazole aman digunakan oleh ibu menyusui. Gunakanlah obat ini sesuai dengan rekomendasi dokter.
Bentuk obat Kapsul dan suntik 

Peringatan sebelum Menggunakan Omeprazole

Jangan mengonsumsi omeprazole sebelum berkonsultasi dengan dokter jika keluhan asam lambung yang dialami sudah berlangsung lebih dari 3 bulan atau disertai dengan:

  • Kesulitan menelan
  • Nyeri dada atau mengi
  • Muntah-muntah, nyeri perut yang berat
  • Muntah mengandung darah atau ampas yang terlihat seperti bubuk kopi
  • Tinja berdarah atau berwarna hitam dan cair seperti aspal
  • Diare
  • Berat badan turun tanpa penyebab yang jelas

Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi omeprazole adalah:

  • Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Omeprazole tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini atau obat lain dari golongan penghambat pompa proton, seperti esomeprazole atau lansoprazole
  • Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit hati, penyakit ginjal, lupus, osteoporosis atau osteopenia, kejang, kekurangan vitamin B12, atau hipomagnesemia.
  • Konsultasikan ke dokter perihal penggunaan omeprazole pada lansia dan anak-anak untuk mengantisipasi risiko terjadinya efek samping yang serius.
  • Informasikan kepada dokter perihal penggunaan omeprazole jika Anda hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat HIV yang mengandung rilpivirine. Konsultasikan juga mengenai penggunaan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan omeprazole sebelum menjalani operasi atau tindakan medis apa pun, termasuk endoskopi dan operasi gigi.
  • Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah menggunakan omeprazole.

Dosis dan Aturan Pakai Omeprazole

Dokter akan menentukan dosis dan lama pengobatan sesuai usia, kondisi, atau respons tubuh pasien terhadap obat. Untuk pasien anak-anak, dosis ditentukan berdasarkan berat badan (BB).

Omeprazole bisa diberikan dalam bentuk minum dan suntik ke pembuluh darah vena (intravena/IV). Berikut adalah dosis umum omeprazole berdasarkan bentuk sediaan dan kondisi yang ditangani: 

Bentuk minum (kapsul dan tablet)

Kondisi: Gastroesophageal reflux disease (GERD)

  • Dewasa: 20 mg, 1 kali sehari selama 4 minggu.
  • Anak usia ≥1 tahun dengan BB 10–20 kg: 10 mg, 1 kali sehari selama 2–4 minggu. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan menjadi 20 mg, 1 kali sehari. 
  • Anak usia ≥2 tahun dengan BB >20 kg: 20 mg, 1 kali sehari selama 2–4 minggu. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 40 mg, 1 kali sehari jika perlu. 

Kondisi: Tukak lambung atau ulkus duodenum

  • Dewasa: 20 mg atau 40 mg, 1 kali sehari, selama 4 minggu untuk ulkus duodenum dan 8 minggu untuk tukak lambung. Dosis pemeliharaan 10–20 mg, 1 kali sehari, dapat ditingkatkan hingga 40 mg bila perlu.

Kondisi: Infeksi Helicobacter pylori

Omeprazole dikombinasikan dengan antibiotik clarithromycin, amoxicillin, atau metronidazole.

  • Dewasa: 20 mg, 2 kali sehari selama 7 atau 10 hari 
  • Anak usia >4 tahun dengan BB 15–30 kg: 10 mg, 2 kali sehari selama 7 hari.
  • Anak usia >4 tahun dengan BB >30 kg: 20 mg, 2 kali sehari selama 7 hari.

Kondisi: Sindrom Zollinger-Ellison

  • Dewasa: Dosis awal 60 mg tiap hari. Dosis pemeliharaan 20–120 mg tiap hari. Dosis lebih dari 80 mg per hari akan diberikan dalam 2 dosis terbagi.

Kondisi: Tukak lambung terkait penggunaan OAINS

  • Dewasa: 20 mg, 1 kali sehari. 

Bentuk suntik 

Kondisi: Infeksi Helicobacter pylori, tukak lambung atau ulkus duodenum, GERD, dan tukak lambung terkait penggunaan OAINS

  • Dewasa: 40 mg, 1 kali sehari yang diberikan melalui infus selama 20–30 menit.

Kondisi: Sindrom Zollinger-Ellison

  • Dewasa: Dosis awal 60 mg tiap hari melalui infus selama 20–30 menit  yang disesuaikan dengan respons tubuh pasien. Dosis harian lebih dari 60 mg akan diberikan dalam 2 dosis terbagi. 

Cara Menggunakan Omeprazole dengan Benar

Obat ini dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Konsumsilah omeprazole kapsul atau tablet sesuai anjuran dokter atau aturan pakai yang tertera pada kemasan obat. Jangan minum obat ini melebihi dosis yang dianjurkan. 

Ikutilah cara-cara di bawah ini dalam menggunakan omeprazole:

  • Minumlah omeprazole kapsul sebelum makan, biasanya pada pagi hari. 
  • Telan kapsul omeprazole secara utuh dan jangan mengunyah atau menghancurkannya.
  • Jika Anda kesulitan menelan, larutkan isi kapsul dengan sesendok makanan lunak, seperti lumatan pisang. Obat yang sudah dicampur dengan makanan tidak boleh disimpan untuk penggunaan pada lain waktu.
  • Bila Anda juga sedang mengonsumsi sukralfat, minumlah omeprazole setidaknya 30 menit sebelum sukralfat.
  • Jika Anda lupa mengonsumsi omeprazole, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Jika menjalani pengobatan jangka panjang dengan omeprazole, Anda mungkin akan diminta untuk melakukan tes darah secara rutin. Hal ini bertujuan untuk mengetahui respons tubuh terhadap obat.
  • Simpan omeprazole di tempat bersuhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Omeprazole suntik hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat ini diberikan melalui infus. Gunakan pakaian yang bagian lengannya mudah untuk digulung agar infus mudah untuk dipasang.

Interaksi Omeprazole dengan Obat Lain

Berikut adalah beberapa interaksi antarobat yang dapat terjadi apabila omeprazole digunakan bersama dengan obat lain:

  • Penurunan efektivitas obat HIV, seperti rilpivirine, dan obat kanker erlotinib
  • Peningkatan risiko terjadinya hipomagnesemia jika digunakan dengan obat diuretik, seperti indapamide, furosemide, atau amiloride
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari tacrolimus atau methotrexate  
  • Penurunan efektivitas obat antijamur jenis azole yang diminum, seperti itraconazole atau ketoconazole
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat diazepam, phenytoin, digoxin, atau cilostazol
  • Penurunan efektivitas clopidogrel dalam mencegah serangan jantung atau stroke
  • Penurunan penyerapan suplemen vitamin B12 (methylcobalamin)

Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan ke dokter sebelum menggunakan omeprazole bersama obat lain.

Efek Samping dan Bahaya Omeprazole

Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan omeprazole adalah:

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung mereda atau justru memburuk. Segera cari pertolongan medis jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Sakit perut parah dan diare yang sangat cair atau disertai darah
  • Nyeri yang tidak biasa di pergelangan tangan, paha, pinggul, atau punggung
  • Kejang
  • Gangguan ginjal, yang bisa ditandai dengan penurunan frekuensi buang air kecil, urine berdarah, atau berat badan meningkat
  • Hipomagnesemia, yang bisa ditandai dengan pusing, tremor, denyut jantung cepat atau tidak teratur (aritmia), serta kram otot
  • Gejala lupus baru atau perburukan keluhan lupus yang sudah ada, misalnya nyeri sendi serta ruam di hidung dan pipi yang berbentuk seperti kupu-kupu

Penggunaan omeprazole dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko tumbuhnya polip di lambung atau kekurangan vitamin B12. Oleh sebab itu, ikuti aturan pakai dan lakukan kontrol rutin ke dokter selama menggunakan omeprazole. Hal ini agar efek samping berbahaya yang mungkin terjadi bisa dicegah.