Tidak sedikit penderita hepatitis B yang khawatir kondisinya memburuk dan mengalami komplikasi serius. Padahal, dengan penerapan pola hidup sehat dan penanganan yang tepat, komplikasi hepatitis B bisa diminimalkan sehingga penderitanya bisa tetap menjalani hidup secara normal.

Sebagian penderita hepatitis B memiliki kekebalan tubuh yang mampu membasmi virus hepatitis B sepenuhnya. Namun, sebagian lainnya mungkin tidak mampu melawan virus hepatitis B sehingga berkembang menjadi hepatitis B kronis atau hepatitis B yang berkepanjangan.

Tips Hidup Sehat Penderita Hepatitis B - Alodokter

Jika tidak ditangani dengan tepat, hepatitis B kronis dapat mengakibatkan gangguan kesehatan jangka panjang, seperti kerusakan hati, sirosis, kanker hati, bahkan kematian.

Kenali Gejala Hepatitis B dan Cara Mengatasinya

Sebagian orang yang terinfeksi virus hepatitis B bisa saja tidak mengalami gejala apapun. Namun, ada pula yang merasakan gejala penyakit ini setelah terpapar virus hepatitis B dalam waktu 1–4 bulan.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang mungkin dirasakan oleh penderita hepatitis B:

  • Sakit perut
  • Urine berwarna gelap
  • Tinja berwarna keabu-abuan atau keputihan
  • Demam
  • Nyeri otot
  • Hilang nafsu makan
  • Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, dan diare
  • Cepat lelah
  • Warna kulit dan mata menjadi kekuningan (sakit kuning)

Gejala hepatitis B akut umumnya bisa membaik dalam beberapa bulan, tetapi penderita penyakit ini tetap perlu mendapatkan penanganan dan pemantauan dari dokter.

Sementara itu, untuk mengobati hepatitis B kronis, dokter dapat memberikan beberapa penanganan berikut ini:

Pemberian obat antivirus

Obat ini berfungsi untuk menekan aktivitas virus hepatitis B dan mencegah terjadinya komplikasi, seperti sirosis dan kanker hati. Obat antivirus juga dapat mencegah penularan penyakit hepatitis B dari penderita ke orang lain.

Pemberian suntikan interferon

Interferon merupakan protein yang dapat memiliki efek antivirus, sehingga dapat mematikan virus hepatitis B. Obat ini biasanya digunakan sebagai terapi tambahan obat antivirus untuk mengobati penyakit hepatitis B kronis.

Operasi

Langkah operasi umumnya perlu dilakukan untuk menangani hepatitis B yang telah menyebabkan kerusakan hati parah atau gangguan fungsi hati berat. Untuk mengembalikan fungsi hati penderita, dokter dapat melakukan operasi transplantasi hati.

Tips Hidup Sehat untuk Penderita Hepatitis B

Menjalani pengobatan dan perawatan hepatitis B dari dokter merupakan salah satu langkah utama untuk mengobati hepatitis B. Namun, pengobatan saja tidak cukup. Penderita hepatitis B juga dianjurkan untuk menjalani pola hidup sehat guna meminimalkan risiko kerusakan hati dan bisa beraktivitas seperti biasanya.

Berikut ini adalah beberapa tips hidup sehat yang bisa dijalani oleh penderita hepatitis B:

  • Hindari perilaku seks berisiko, seperti berhubungan intim tanpa kondom dan bergonta-ganti pasangan.
  • Gunakan kondom untuk pria dan dental dam untuk wanita saat melakukan seks oral.
  • Hindari berbagi jarum suntik dengan orang lain dan peralatan pribadi, seperti alat cukur dan sikat gigi.
  • Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, seperti buah, sayuran, protein, dan kacang-kacangan.
  • Jauhi makanan yang banyak mengandung gula, garam, dan kolesterol, serta hindari minum minuman beralkohol.
  • Jangan merokok dan jauhi asap rokok.
  • Lakukan olahraga secara rutin.
  • Cukupi waktu istirahat dan tidur.
  • Kelola stres.

Selain berbagai hal di atas, penderita hepatits B juga dianjurkan untuk tidak mengonsumsi obat-obatan atau suplemen secara sembarangan. Jadi, jika ingin mengonsumsi suplemen dan obat-obatan, termasuk obat bebas dan suplemen herba, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu.

Penderita hepatitis B yang ingin memiliki anak pun disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memulai program hamil.

Untuk mencegah penularan virus hepatitis B ke orang lain, penderita hepatitis B dianjurkan untuk tidak mendonorkan darah, organ tubuh, sperma, atau sel telurnya.

Selain itu, penderita hepatitis B juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin guna memantau kondisi organ hati melalui tes darah dan tes urine, USG, CT scan, MRI, serta biopsi.

Agar kondisi kesehatan dan perkembangan penyakit tetap terpantau, penderita hepatitis B perlu untuk berkonsultasi dengan dokter secara rutin minimal 1–2 kali dalam setahun atau tergantung jadwal yang direkomendasikan dokter.

Menderita hepatitis B bukanlah akhir dari segalanya. Penderitanya masih bisa beraktivitas seperti biasa dan memiliki kehidupan normal selama menjalani perawatan dan pengobatan dengan benar serta menerapkan gaya hidup yang sehat.