Nyeri anus atau proctalgia adalah sakit di bagian anus atau rektum. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan dapat mereda dengan sendirinya. Namun, pada beberapa kondisi, nyeri anus bisa menjadi salah satu gejala penyakit serius.

Kulit di sekitar anus dan rektum memiliki banyak saraf. Hal ini menyebabkan setiap gangguan yang terjadi di area tersebut menimbulkan rasa nyeri.

Nyeri anus - alodokter

Penderita nyeri anus bisa mengalami rasa sakit yang bervariasi, mulai dari nyeri ringan, sedang, hingga berat. Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, nyeri anus yang parah bisa menjadi tanda adanya kondisi medis yang perlu segera ditangani, terutama bila terjadi selama berhari-hari.

Penyebab Nyeri Anus

Nyeri anus dapat disebabkan oleh berbagai kondisi atau penyakit tertentu, seperti:

  • Fisura ani (anal fissures), misalnya karena komplikasi proses persalinan normal
  • Luka di anus akibat cedera atau seks anal
  • Wasir atau hemoroid
  • Hematoma (kumpulan darah) yang terbentuk di sekitar anus
  • Fistula ani atau abses anus
  • Feses yang mengeras (fecal impaction) akibat sembelit
  • Kutil di anus

Selain penyebab di atas, ada beberapa kondisi yang sering dikaitkan atau menjadi pemicu terjadinya nyeri anus, yaitu:

  • Menderita proctalgia fugax, yaitu nyeri di anus atau dubur yang muncul tiba-tiba dan hilang dengan cepat
  • Menderita sindrom levator ani, yaitu kumpulan gejala yang disebabkan oleh kaku atau tegangnya otot di sekitar rektum
  • Menderita penyakit Crohn, yaitu salah satu jenis radang usus kronis
  • Menderita penyakit menular seksual (PMS) atau infeksi jamur pada kulit di area anus
  • Menderita rectal ulcer syndrome atau tukak di dalam rektum
  • Mengalami coccydynia, yaitu nyeri yang terjadi di tulang ekor
  • Mengalami prostatitis atau peradangan di kelenjar prostat
  • Menderita kanker anus atau kanker rektum
  • Menderita rectal prolapse, yaitu turunnya rektum hingga keluar dari anus

Gejala Nyeri Anus

Gejala nyeri anus tergantung pada penyebabnya. Keluhan nyeri anus yang umum terjadi antara lain:

  • Nyeri anus saat buang air besar
  • Panas atau sensasi terbakar di anus yang berlangsung beberapa jam setelah buang air besar
  • Sakit berdenyut yang bertambah parah ketika sedang duduk
  • Sakit atau sensasi tertekan di sekitar anus yang dapat berlangsung selama beberapa jam atau beberapa hari
  • Nyeri di anus yang muncul mendadak

Nyeri anus umumnya merupakan gejala dari penyakit atau kondisi kesehatan tertentu. Oleh sebab itu, nyeri anus sering kali disertai dengan gejala lain.

Sebagai contoh, nyeri anus yang disebabkan oleh kanker anus atau kanker rektum bisa memunculkan gejala berupa benjolan dan gatal di anus, keluarnya darah dari anus, penurunan berat badan, atau hilang selera makan.

Sementara jika nyeri anus disebabkan oleh infeksi, keluhan yang bisa terjadi dapat berupa demam, menggigil, anus bengkak, bahkan keluar nanah dari anus.

Kapan harus ke dokter

Nyeri anus umumnya jarang terjadi dan hilang dengan sendirinya dalam 1–2 hari. Jika nyeri anus berlangsung terus-menerus dan gejala makin memberat, segera periksakan diri ke dokter.

Anda juga perlu segera ke dokter jika gejala yang diderita memburuk dan tidak membaik setelah beberapa hari, terutama jika nyeri anus disertai dengan demam, menggigil, keluar cairan dari anus, atau perdarahan dari rektum.

Jika diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui penyebab yang mendasari munculnya nyeri anus. Beberapa jenis pemeriksaan yang akan dilakukan adalah:

  • Proctoscopy, untuk melihat ada tidaknya fistula atau fisura ani
  • Anoscopy, untuk memeriksa ada tidaknya kelainan pada rektum dan anus, seperti fisura ani, wasir, atau pertumbuhan jaringan lain, termasuk kanker
  • Sigmoidoscopy, untuk memeriksa rektum dan usus besar bagian bawah jika nyeri anus diduga disebabkan oleh IBS
  • Pemindaian dengan CT scan, USG, atau MRI, untuk melihat dan memeriksa kondisi organ di dalam perut yang bisa menjadi penyebab nyeri anus
  • Tes urine dan swab test, untuk memeriksa keberadaan bakteri atau virus di urine atau cairan kelamin jika nyeri anus diduga disebabkan oleh PMS
  • Tes darah, untuk mendeteksi infeksi yang bisa menjadi penyebab munculnya nyeri anus
  • Biopsi dengan mengambil dan memeriksa sampel jaringan anus, untuk melihat ada tidaknya pertumbuhan sel atau jaringan yang tidak normal
  • Tes intoleransi laktosa, untuk mengetahui apakah nyeri anus dipicu oleh IBS

Pengobatan Nyeri Anus

Pengobatan nyeri anus bertujuan untuk meredakan nyeri dan mengobati penyebabnya. Beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengobati nyeri anus adalah:

Pengobatan secara mandiri

Saat mengalami nyeri anus, ada beberapa langkah penanganan mandiri yang bisa dilakukan untuk meredakan nyeri, yaitu:

  • Berendam di air hangat
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol
  • Mengoleskan krim antinyeri di sekitar anus

Selain itu, untuk mencegah timbulnya nyeri anus akibat sulit BAB, lakukan beberapa upaya berikut:

  • Perbanyak konsumsi makanan berserat tinggi, termasuk buah dan sayur-sayuran
  • Perbanyak minum air putih
  • Olahraga secara teratur
  • Tidak menahan buang air besar

Pasien juga disarankan untuk selalu menjaga kebersihan area anus. Jika ingin menggunakan tisu, gunakan tisu basah yang lembut dan tidak mengandung alkohol atau pewangi.

Pengobatan oleh dokter

Dokter dapat memberikan obat-obatan atau melakukan prosedur operasi apabila perawatan secara mandiri tidak efektif mengobati nyeri anus. Metode yang dapat dilakukan adalah:

Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang dapat diberikan oleh dokter adalah krim yang mengandung glyceryl trinitrate, obat antinyeri, atau obat oles yang mengandung diltiazem. Pada beberapa kondisi, dokter bisa memberikan suntik botox untuk meredakan nyeri anus.

Jika nyeri anus disebabkan oleh infeksi menular seksual, seperti gonore atau sifilis, dokter dapat memberikan antibiotik.

Operasi

Dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani operasi jika pengobatan di atas tidak efektif menangani nyeri anus. Beberapa prosedur operasi yang dapat dilakukan oleh dokter adalah:

  • Lateral internal sphincterotomy (LIS), untuk mengurangi tekanan dan ketegangan pada otot sfingter anus
  • Fistulotomy, untuk membuka seluruh fistula ani sehingga menjadi bekas luka yang datar
  • Hemoroidektomi atau hemorrhoid stapling, untuk mengatasi wasir

Komplikasi Nyeri Anus

Nyeri anus bisa mengganggu aktivitas dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Jika disebabkan oleh penyakit atau kondisi medis tertentu, komplikasi yang bisa timbul akibat nyeri anus tergantung pada penyakit yang mendasarinya.

Sebagai contoh, nyeri anus akibat penyakit menular seksual yang tidak ditangani dapat menyebabkan penyebaran infeksi dan komplikasi berupa radang panggul, meningitis, bahkan sepsis.

Sedangkan nyeri anus akibat wasir (hemoroid) dapat menyebabkan komplikasi berupa:

  • Anemia
  • Wasir terpelintir
  • Gumpalan darah di anus
  • Kerusakan kulit anus

Pencegahan Nyeri Anus

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya nyeri anus adalah:

  • Tidak menahan keinginan untuk buang besar
  • Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
  • Mengelola stres dengan cara yang positif
  • Menghindari duduk dalam waktu yang lama
  • Menjaga kebersihan area anus dan tidak menggunakan pembersih yang mengandung alkohol atau pewangi
  • Minum air putih setidaknya 6–8 gelas per hari atau sesuai kebutuhan
  • Mengonsumsi sumber makanan berserat tinggi
  • Berolahraga secara rutin setidaknya 30 menit setiap minggu
  • Berhubungan seksual yang sehat dan tidak melakukan seks anal
  • Menjalani vaksinasi HPV sesuai jadwal