Selulitis adalah infeksi bakteri di kulit dan jaringan di bawahnya. Kondisi ini dapat menyebabkan kulit kemerahan, bengkak, melepuh, dan nyeri saat ditekan. Umumnya, selulitis terjadi di kulit tungkai bawah, tetapi juga bisa muncul di kulit wajah, lengan, mata, dan perut.

Selulitis bisa menyerang semua kelompok usia, termasuk anak-anak dan lansia. Kondisi ini juga lebih berisiko dialami oleh seseorang yang memiliki luka, seperti luka sayatan atau luka operasi. Hal ini karena luka di kulit dapat memudahkan bakteri untuk berkembang biak.

Selulitis

Selulitis tidak menular, tetapi infeksinya bisa menyebar sampai kelenjar getah bening dan aliran darah sehingga berisiko mengancam jiwa penderitanya. Selain itu, infeksi selulitis menyerang lapisan kulit yang lebih dalam dibandingkan erisipelas.

Penyebab Selulitis

Selulitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dari kelompok Streptococcus dan Staphylococcus. Kedua jenis bakteri tersebut dapat tumbuh dan berkembang di kulit yang terluka, termasuk luka operasi, luka gores, atau gigitan serangga. Salah satu jenis bakteri Staphylococcus penyebab selulitis adalah Staphylococcus aureus.

Selain kedua bakteri di atas, jenis bakteri lain yang bisa menyebabkan selulitis adalah Hemophilus influenzae, Pasteurella multocida, Aeromonas hydrophillia, Vibrio vulnificus, atau Pseudomonas aeruginosa.

Terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita selulitis, yaitu:

  • Memiliki riwayat selulitis sebelumnya
  • Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
  • Memiliki sirkulasi yang buruk di lengan, tangan, tungkai, dan kaki
  • Menderita diabetes
  • Memiliki daya tahan tubuh yang lemah akibat penyakit HIV/AIDS atau leukimia
  • Mengonsumsi obat-obatan immunosuppressan
  • Menjalani kemoterapi untuk pengobatan kanker
  • Mengalami limfedema
  • Menderita penyakit kulit lain, seperti tinea pedis, eksim, atau psoriasis

Gejala Selulitis

Infeksi dan peradangan pada selulitis bisa menyebabkan beragam keluhan pada kulit antara lain:

  • Kulit berwarna kemerahan
  • Bengkak
  • Terasa lunak dan hangat jika disentuh
  • Kulit melepuh
  • Kulit bernanah atau berair
  • Nyeri saat ditekan
  • Demam dan menggigil

Selulitis juga bisa ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar kulit yang terinfeksi atau munculnya bintik-bintik kemerahan di kulit.

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami keluhan seperti yang telah disebutkan di atas. Pengobatan sejak dini perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika muncul kemerahan yang meluas dengan cepat, disertai dengan mati rasa dan demam, atau muncul kemerahan dan bengkak pada kulit di sekitar mata atau telinga.

Diagnosis Selulitis

Dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan, riwayat kesehatan pasien, disertai pemeriksaan fisik pada kulit. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Tes darah, untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi
  • Tes kultur, untuk mengetahui jenis bakteri penyebab infeksi
  • Pemindaian dengan CT scan, USG, Rontgen, atau MRI, untuk mendeteksi apakah infeksi telah menyebar ke bagian tubuh lain

Pengobatan Selulitis

Pengobatan selulitis bertujuan untuk mengatasi infeksi, meredakan gejala, dan mencegah terjadinya komplikasi. Metode yang dilakukan dokter akan disesuaikan dengan tingkat keparahan infeksi serta kondisi pasien, antara lain:

Pemberian obat antibiotik

Dokter akan memberikan obat antibiotik golongan penisilin, clindamycin, makrolid, atau sefalosporin. Obat-obatan tersebut umumnya diminum selama 5–14 hari.

Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan untuk mengatasi nyeri dan demam, seperti paracetamol atau ibuprofen.

Jika kondisi pasien tidak kunjung membaik setelah 10 hari pengobatan atau gejala justru memburuk, pasien akan disarankan untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Dokter akan memberikan antibiotik, misalnya ceftaroline fosamil atau cefotaxim, dan obat-obat lainnya melalui suntik atau infus.

Operasi

Dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani operasi jika ditemukan nanah atau abses. Operasi dilakukan untuk mengeluarkan nanah atau abses dan membersihkan jaringan yang mati guna mempercepat proses pemulihan.

Selain menjalani perawatan dari dokter, pasien juga disarankan untuk melakukan beberapa cara berikut guna mempercepat proses pemulihan:

  • Menggerakkan anggota tubuh yang terinfeksi secara rutin agar tidak kaku
  • Minum air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi
  • Meninggikan bagian tubuh yang mengalami selulitis saat duduk atau berbaring, untuk mengurangi pembengkakan
  • Tidak menggunakan stoking kompresi untuk sementara waktu sampai selulitis benar-benar sembuh

Komplikasi Selulitis

Jika tidak ditangani, selulitis dapat menyebabkan komplikasi kesehatan berupa:

Pencegahan Selulitis

Anda dapat menurunkan risiko terjadinya selulitis dengan melakukan beberapa upaya berikut:

  • Menjaga kebersihan dengan rutin mencuci tangan dengan sabun dan air
  • Menjaga kelembapan kulit dengan menggunakan losion
  • Membersihkan luka dengan menggunakan air mengalir dan sabun
  • Menggunakan alas kaki saat berada di luar rumah
  • Memotong kuku kaki dan tangan dengan berhati-hati untuk menghindari luka
  • Menjaga berat badan ideal dan rutin berolahraga, untuk mengurangi risiko terjadinya limfedema dan obesitas
  • Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter jika menderita penyakit yang bisa melemahkan sistem imun, seperti diabetes, leukemia, atau HIV/AIDS

Penderita diabetes atau gangguan aliran darah perlu lebih berhati-hati untuk mencegah terjadinya luka pada kulit. Upaya yang bisa dilakukan adalah menjaga kelembapan kulit, menggunakan alas kaki yang lembut dan nyaman, serta memeriksa kaki secara rutin.

Jika menemukan luka atau tanda-tanda infeksi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan.