Dot atau empeng dari dulu kerap digunakan untuk menenangkan Si Kecil ketika ia rewel. Namun, sebelum memberikan empeng bayi kepada Si Kecil, ada baiknya Bunda mencari tahu terlebih dahulu apa saja manfaat dan risiko penggunaan empeng pada bayi.

Bayi memang secara alami akan sering menggunakan bibir dan mulutnya untuk mengisap sesuatu, misalnya jari tangannya sendiri atau puting susu ibunya. Aktivitas mengisap jari tangan bahkan sudah dilakukan oleh bayi sejak ia masih berada di dalam kandungan, tepatnya ketika usia kandungan memasuki minggu ke-36.

Manfaat dan Risiko Penggunaan Empeng Bayi - Alodokter

Kemampuan mengisap jari pada bayi merupakan hal yang alami terjadi untuk membantunya belajar menyusu dari payudara atau botol. Selain itu, mengisap jari juga membuat Si Kecil merasa lebih tenang dan tidak rewel.

Namun, bagaimana jika Si Kecil diberikan empeng bayi? Apa saja manfaat dan risiko yang dapat terjadi jika Si Kecil diberikan empeng bayi?

5 Manfaat Penggunaan Empeng Bayi

Berikut ini adalah beberapa manfaat memberikan empeng bayi kepada Si Kecil:

1. Menenangkan Si Kecil

Bila Si Kecil rewel, Bunda bisa memberinya empeng bayi agar ia merasa tenang. Empeng bayi juga dapat membantu menenangkan Si Kecil saat suntik vaksinasi atau tes darah, serta menjadi mainan yang membuatnya merasa nyaman.

2. Membantu Si Kecil tidur

Apakah Si Kecil susah tidur? Jika iya, Bunda bisa mencoba memberikan Si Kecil empeng bayi agar ia mudah tertidur dengan pulas. Bunda tidak perlu khawatir karena empeng bayi tidak akan memengaruhi durasi tidur Si Kecil atau membuatnya terbangun di tengah malam.

3. Menurunkan risiko kematian mendadak pada Si Kecil

Beberapa studi menunjukkan bahwa bayi yang sering mengisap empeng sebelum tidur terlihat memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Namun, Bunda sebaiknya tidak mengikat empeng bayi dengan tali atau kalung ke leher Si Kecil karena berisiko membuatnya tercekik.

4. Mendukung tumbuh kembang Si Kecil jika ia terlahir prematur

Menurut suatu penelitian, memberikan empeng kepada bayi prematur dapat memperpendek masa rawat inapnya di rumah sakit dan meningkatkan kemampuannya untuk menyusu dengan lebih baik. Hal ini diketahui dapat mendukung tumbuh kembangnya kelak.

5. Melancarkan proses menyusui pada ibu dengan postpartum depression

Ibu yang mengalami depresi pascapersalinan atau postpartum depesssion sering kali akan susah menyusui dengan lancar. Menurut suatu riset, ibu yang menderita depresi setelah melahirkan dapat menyusui lebih lancar ketika bayinya diberikan empeng.

Ketika mengisap empeng, bayi akan menjadi lebih tenang dan jarang menangis. Hal tersebut diduga dapat membuat ibu juga menjadi lebih tenang dan dapat beristirahat lebih baik, sehingga bisa lebih cepat pulih dari depresi pascapersalinan. Meski demikian, manfaat empeng bayi yang satu ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

5 Risiko Penggunaan Empeng Bayi

Bila Bunda ingin memberikan empeng bayi untuk Si Kecil, pertimbangkan pula risiko yang mungkin bisa terjadi. Beberapa dampak negatif dari penggunaan empeng bayi antara lain adalah:

1. Menghambat proses menyusu melalui payudara

Mengisap puting payudara berbeda dengan mengisap empeng atau dot. Pada beberapa bayi, perbedaan puting dan empeng ini bisa membuatnya bingung. Kondisi ini sering dikenal dengan bingung puting.

Selain itu, memberikan empeng terlalu dini dapat membuat bayi kesulitan untuk belajar menyusu langsung dari payudara dan membuat pelekatan menyusui yang benar menjadi terganggu.

Agar bayimu tidak lebih memilih empeng atau dot dibandingkan puting payudaramu sendiri, hindari memberikannya empeng atau dot pada minggu-minggu awal setelah lahir, hingga Air Susu Ibu (ASI) bisa keluar dengan lancar dan bayi terampil menyusu dari payudara langsung.

2. Menyebabkan masalah pada gigi bayi

Penggunaan empeng secara terus-menerus, bisa membuat gigi Si Kecil menjadi tidak sejajar atau tidak tumbuh dengan normal. Tanda-tanda masalah gigi tersebut mungkin baru akan terlihat setelah Si Kecil berusia 2 tahun.

Sebenarnya, sebelum Si Kecil berusia 2 tahun, masalah pertumbuhan pada giginya bisa membaik dengan sendirinya setelah ia berhenti menggunakan empeng bayi selama 6 bulan.

Namun, bila Si Kecil terus mengempeng, bahkan setelah usianya 4 tahun, masalah gigi ini akan jadi permanen dan memiliki efek jangka panjang, bahkan hingga nanti ia sudah beranjak dewasa. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut, gigi permanen Si Kecil akan mulai tumbuh.

3. Meningkatkan risiko infeksi rongga mulut dan gigi bayi

Tidak hanya menimbulkan masalah pada susunan gigi, empeng bayi juga bisa terpapar kuman, sehingga meningkatkan risiko infeksi pada rongga mulut dan gigi Si Kecil. Kondisi ini bisa membuat Si Kecil menjadi rentan sakit, terutama jika Bunda tidak rajin mencuci empengnya dengan benar. Selain itu, infeksi pada rongga mulut dan gigi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi paru-paru.

4. Meningkatkan risiko infeksi telinga pada bayi

Sebuah penelitian mengemukakan bahwa penggunaan empeng bayi membuat Si Kecil lebih rentan mengalami infeksi telinga.

Hal tersebut diduga terjadi karena adanya perubahan tekanan di dalam telinga Si Kecil saat ia mengisap atau menelan, sehingga membuat cairan di dalam telinganya menumpuk dan menimbulkan infeksi. Oleh karena itu, Bunda disarankan untuk memberi empeng pada Si Kecil hanya ketika menjelang waktu tidur.

5. Membuat bayi mengalami ketergantungan pada empeng

Bila Si Kecil terbiasa menggunakan empeng saat tidur malam, ia akan menangis di tengah malam ketika empengnya terlepas dan hanya akan tenang bila sudah mendapatkan empeng.

Begitu juga apabila Si Kecil terlalu sering ditenangkan dengan empeng. Ketika tidak mengisap empeng, Si Kecil akan lebih susah ditenangkan, padahal ada beberapa cara lain untuk membuatnya lebih tenang. Oleh karena itu, Bunda tidak disarankan untuk selalu menggunakan empeng untuk menenangkan Si Kecil ketika ia rewel.

Tips Menggunakan Empeng Bayi dengan Aman

Jika Bunda hendak memberikan empeng bayi untuk Si Kecil, perhatikan beberapa tips berikut ini:

  • Tunda pemberian empeng hingga Si Kecil berusia setidaknya 3–4 minggu atau ketika ia sudah pandai menyusu melalui puting.
  • Hindari kebiasaan memberikan empeng sebagai pertolongan pertama saat Si Kecil rewel. Bunda bisa mencoba cara lain, seperti menggendong Si Kecil, menyanyikan lagu, atau memutar musik agar Si Kecil tenang.
  • Pilihlah empeng bayi yang terbuat dari silikon, bebas bisphenol- A (BPA), mudah dibersihkan, dan sesuai dengan usia Si Kecil.
  • Jangan memaksa untuk memberikan empeng bila Si Kecil tidak suka mengisap empeng bayi.
  • Bersihkan empeng bayi secara rutin menggunakan air bersih dan sabun, serta rebus empeng dengan air mendidih untuk membasmi virus dan kuman yang menempel di empeng.
  • Rutin mengganti empeng bayi, terutama jika sudah rusak.

Biasanya, anak-anak akan berhenti menggunakan empeng bayi ketika mereka berusia 2–4 tahun. Namun, jika Si Kecil susah lepas dari empeng bayi di usia tersebut, Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan solusi terbaik.