Rhabdomyosarcoma adalah kanker yang tumbuh di otot rangka. Kanker jenis ini jarang terjadi dan lebih sering menyerang anak-anak. Rhabdomyosarcoma bisa menyerang semua bagian tubuh yang memiliki otot rangka, termasuk leher, dada, perut, daerah sekitar mata, dan tungkai.

Rhabdomyosarcoma berawal dari sel rhabdomyoblast, yaitu sel yang terbentuk di awal masa kehamilan dan kemudian berkembang menjadi otot rangka. Pada rhabdomyosarcoma, sel tersebut tumbuh dengan cepat dan tidak terkendali, serta merusak jaringan sehat di sekitarnya.

Rhabdomyosarcoma - Alodokter

Rhabdomyosarcoma tidak hanya dapat tumbuh pada anggota gerak tubuh, tetapi juga bisa berkembang di kandung kemih, vagina, kandungan, atau testis. Metode pengobatan kanker ini tergantung pada organ asalnya, ukuran tumor, dan tingkat penyebaran sel kanker.

Jenis Rhabdomyosarcoma

Rhabdomyosarcoma tergolong jenis kanker yang jarang terjadi. Secara umum, rhabdomyosarcoma terbagi menjadi tiga, yakni:

Embryonal rhabdomyosarcoma

Embryonal rhabdomyosarcoma adalah jenis rhabdomyosarcoma yang paling sering menyerang anak usia di bawah 6 tahun. Umumnya, embryonal rhabdomyosarcoma tumbuh di area kepala dan leher, kandung kemih, serta alat kelamin.

Jenis rhabdomyosarcoma ini cepat menyebar, tetapi merespons pengobatan dengan baik sehingga lebih mudah untuk disembuhkan.

Alveolar rhabdomyosarcoma

Alveolar rhabdomyosarcoma adalah jenis rhabdomyosarcoma yang sering terjadi pada remaja. Rhabdomyosarcoma jenis ini cenderung menyerang bagian tungkai, dada, dan perut.

Alveolar rhabdomyosarcoma menyebar dengan cepat dan lebih sulit diobati daripada embryonal rhabdomyosarcoma. Oleh sebab itu, penderita tumor ini harus diobati secara intensif.

Pleomorphic rhabdomyosarcoma

Pleomorphic rhabdomyosarcoma atau anaplastic rhabdomyosarcoma adalah jenis rhabdomyosarcoma yang jarang terjadi. Tumor jenis ini lebih sering menyerang orang dewasa.

Berbeda dengan rhabdomyosarcoma jenis lain, anaplastic rhabdomyosarcoma kurang merespons pengobatan sehingga lebih sulit untuk disembuhkan.

Penyebab Rhabdomyosarcoma

Rhabdomyosarcoma terjadi ketika sel rhabdomyoblast berkembang secara tidak normal dan tidak terkendali. Sel-sel ini kemudian membentuk tumor yang dapat merusak jaringan tubuh yang sehat dan menyebar ke seluruh tubuh.

Faktor risiko rhabdomyosarcoma

Meski belum diketahui penyebabnya, faktor-faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena rhabdomyosarcoma:

  • Berjenis kelamin laki-laki
  • Berusia di bawah 10 tahun
  • Menderita kelainan genetik, seperti neurofibromatosis tipe 1, sindrom Li-Fraumeni, sindrom Beckwith-Wiedemann, sindrom Costello, dan sindrom Noonan
  • Memiliki riwayat rhabdomyosarcoma dalam keluarga
  • Terkena paparan sinar radiasi X-Ray saat masih berada di dalam kandungan
  • Memiliki ibu dengan riwayat penyalahgunaan NAPZA dan kecanduan alkohol, terutama pada masa kehamilan

Gejala Rhabdomyosarcoma

Gejala rhabdomyosarcoma bisa bervariasi, tergantung pada ukuran dan lokasi tumor, serta tingkat keparahan yang dialami penderita.

Munculnya benjolan atau pembengkakan di beberapa bagian tubuh bisa menjadi tanda awal dari rhabdomyosarcoma. Keluhan tersebut umumnya disertai dengan munculnya gejala lain sesuai area dan lokasi tumbuhnya tumor.

Tanda dan gejala rhabdomyosarcoma di area kepala dan leher adalah:

Sedangkan gejala rhabdomyosarcoma di perut antara lain:

Sementara itu, gejala rhabdomyosarcoma di saluran kemih dan sistem reproduksi meliputi:

  • Sulit buang air kecil atau buang air besar
  • Terdapat darah di urine atau tinja
  • Benjolan atau perdarahan di vagina dan rektum

Adapun gejala rhabdomyosarcoma di lengan atau kaki di antaranya:

  • Pembengkakan di tungkai
  • Nyeri atau mati rasa di area tumbuhnya tumor

Kapan harus ke dokter

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter bila Anda atau anak Anda mengalami gejala di atas, terutama bila keluhan tersebut sudah berlangsung dalam waktu yang lama. Pemeriksaan dan penanganan sejak dini diharapkan dapat mencegah penyebaran rhabdomyosarcoma ke organ tubuh yang lain.

Diagnosis Rhabdomyosarcoma

Pertama-tama, dokter akan menanyakan gejala serta riwayat penyakit pasien dan keluarganya, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk memeriksa benjolan atau pembengkakan yang tumbuh.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan dengan beberapa metode berikut:

  • Tes darah, meliputi tes genetik, hitung darah lengkap, tes fungsi hati, dan tes kimia darah
  • Pemindaian gambar dengan USG, foto Rontgen, CT scan, PET scan, MRI, dan bone scan (pemindaian tulang), untuk mendeteksi lokasi tumor dan apakah tumor tersebut telah menyebar
  • Biopsi (pengambilan sampel jaringan) di sumsum tulang, untuk memastikan apakah tumor bersifat kanker dan menentukan jenis rhabdomyosarcoma

Jika pasien terdiagnosis rhabdomyosarcoma, dokter akan menentukan stadium atau tingkat keparahannya untuk menentukan metode pengobatan yang sesuai. Stadium kanker ditentukan berdasarkan pada ukuran dan apakah tumor telah menyebar ke kelenjar getah bening atau bagian tubuh lain.

Stadium 1

Pada rhabdomyosarcoma stadium 1, ukuran tumor bisa bervariasi dan bisa menyerang jaringan di sekitarnya. Tumor pada stadium 1 biasanya mulai tumbuh di bagian-bagian berikut:

  • Area sekitar mata
  • Kepala dan leher, kecuali area dekat selaput otak
  • Saluran kemih dan kelamin, kecuali kandung kemih dan prostat
  • Saluran empedu

Stadium 2

Rhabdomyosarcoma stadium 2 ditandai dengan tumor yang berukuran kurang dari 5 cm, tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lain. Pada stadium ini, tumor biasanya mulai tumbuh di:

  • Kandung kemih dan prostat
  • Lengan dan tungkai
  • Otot di dekat selaput otak
  • Bagian tubuh lain yang tidak disebutkan di stadium 1

Stadium 3

Stadium 3 ditandai dengan tumor berukuran kurang atau lebih dari 5 cm yang mulai tumbuh di area yang sama dengan rhabdomyosarcoma stadium 2. Perbedaannya, tumor stadium 3 sudah menyebar ke kelenjar getah bening terdekat dan bagian tubuh lain.

Stadium 4

Pada stadium 4, kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening dan organ tubuh lain, seperti liver, paru-paru, dan sumsum tulang.

Pengobatan Rhabdomyosarcoma

Pengobatan rhabdomyosarcoma biasanya dilakukan dengan menggabungkan dua metode pengobatan atau lebih. Berikut adalah penjelasannya:

Operasi

Operasi bertujuan untuk mengangkat seluruh sel kanker. Jika kanker tidak dapat diangkat seluruhnya, dokter akan menggabungkan operasi dengan perawatan lain, seperti kemoterapi atau radioterapi, untuk mengangkat sel-sel kanker yang masih tersisa.

Kemoterapi

Kemoterapi bertujuan untuk menyusutkan ukuran tumor sebelum operasi agar penanganan tumor lebih efektif. Beberapa obat yang digunakan pada kemoterapi rhabdomyosarcoma adalah doksorubisin, vincristine, cyclophosphamide, dan etoposide.

Radioterapi

Radioterapi bertujuan untuk membunuh sel kanker menggunakan sinar radiasi berkekuatan tinggi. Radioterapi biasanya dikombinasikan dengan kemoterapi dan dilakukan selama beberapa minggu.

Terapi radiasi umumnya dilakukan 5 hari dalam seminggu, dengan tiap sesinya sekitar 15–30 menit.

Komplikasi Rhabdomyosarcoma

Rhabdomyosarcoma yang tidak ditangani dengan tepat bisa menyebar ke organ tubuh lain, seperti tulang, kelenjar getah bening, dan paru-paru.

Selain itu, penderita rhabdomyosarcoma juga bisa mengalami komplikasi lain akibat efek samping pengobatan meliputi:

  • Gangguan pendengaran
  • Gangguan pertumbuhan
  • Gangguan kesuburan
  • Gangguan ginjal dan jantung
  • Muncul kanker lain

Pencegahan Rhabdomyosarcoma

Rhabdomyosarcoma tidak bisa dicegah, karena penyebabnya belum diketahui. Namun, untuk mengurangi risiko terjadinya kondisi ini, lakukan skrining genetik dan konsultasi dengan dokter secara rutin jika merencanakan kehamilan. Calon ibu juga perlu menerapkan pola hidup sehat, baik sebelum maupun setelah melahirkan.

Pemeriksaan juga perlu dilakukan bila terdapat riwayat rhabdomyosarcoma dalam keluarga. Dengan begitu, risiko anak terkena rhabdomyosarcoma akan menurun.