Salmeterol adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan meredakan gejala mengi, sesak napas, dan batuk akibat asma yang parah atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), termasuk emfisema atau bronkitis kronis. 

Salmeterol termasuk ke dalam golongan bronkodilator jenis long acting beta agonist (LABA). Obat ini bekerja dengan cara melebarkan saluran pernapasan di paru-paru, sehingga aliran udara dapat mengalir dengan lebih lancar dan penderita bisa bernapas dengan lebih mudah.

Asma inhaler

Salmeterol hanya dapat digunakan untuk mengontrol dan meredakan keluhan dan gejala, tetapi tidak dapat menyembuhkan asma dan PPOK. Pada pengobatan asma, obat ini hanya boleh digunakan sebagai tambahan jika steroid inhalasi dosis tinggi tidak dapat mengontrol keluhan.

Merek dagang salmeterol: Flutias 50, Flutias 125, Flusal 250, Respitide, Salmeflo, Seretide 50, Seretide Diskus, Seretide Diskus 100.

Apa Itu Salmeterol

Golongan Obat resep
Kategori Bronkodilator jenis long acting beta agonist (LABA)
Manfaat Mencegah dan meringankan gejala mengi, sesak napas, dan batuk akibat asma atau penyakit paru obstruktif kronis
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak di atas 4 tahun
Salmeterol untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Belum diketahui apakah salmeterol dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Bentuk obat Larutan, serbuk, dan aerosol

Peringatan Sebelum Menggunakan Salmeterol

Salmeterol tidak boleh digunakan sembarangan. Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan obat ini:

  • Jangan menggunakan salmeterol jika Anda alergi terhadap obat ini. Selalu beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki, terutama alergi protein susu.
  • Jangan menggunakan salmeterol pada kondisi serangan asma akut, PPOK perburukan akut, atau status asmatikus.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit jantung, angina, gangguan irama jantung, hipertensi, kejang, diabetes, hipertiroidisme, penyakit liver, atau hipokalemia.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk suplemen atau produk herbal.
  • Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis setelah menggunakan salmeterol.

Dosis dan Aturan Pakai Salmeterol

Berikut adalah dosis salmeterol berdasarkan tujuan penggunaannya:

Mencegah dan mengendalikan gejala asma kronis

  • Dewasa: 50–100 mcg, 2 kali sehari.
  • Anak-anak usia 4–12 tahun: 50 mcg, 2 kali sehari.

Mengendalikan gejala penyakit paru obstruktif kronis

  • Dewasa: 50 mcg, 2 kali sehari.

Mencegah asma yang dipicu oleh olahraga

  • Dewasa dan anak-anak di atas usia 4 tahun: 50 mcg, 30 menit sebelum berolahraga.

Cara Menggunakan Salmeterol dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan obat sebelum menggunakan salmeterol. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Untuk menggunakan salmeterol aerosol, buka kunci pengaman kemasan inhaler terlebih dahulu. Buang napas dan letakkan moncong inhaler di dalam mulut. Tutup bibir rapat-rapat, lalu tarik napas dalam-dalam. Jangan menggigit moncong inhaler atau menghela napas ke dalam inhaler.

Setelah menghirup udara dari inhaler, tahan napas selama 10 detik dan ulangi langkah sebelumnya jika disarankan oleh dokter. Jangan lupa tutup kembali inhaler dengan kunci pengaman, lalu kumur mulut dengan air bersih.

Jika Anda menggunakan salmeterol larutan inhalasi dengan nebulizer, ikuti instruksi yang diberikan oleh dokter dan pastikan Anda memahami cara menggunakan nebulizer dan cara membersihkannya dengan tepat untuk mencegah infeksi.

Gunakan salmeterol pada waktu yang sama tiap harinya. Jika Anda lupa menggunakannya, segera gunakan obat ini bila jeda jadwal penggunaan berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dosis tersebut dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.

Jangan menghentikan penggunaan salmeterol tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter karena dikhawatirkan dapat memperburuk kondisi Anda.

Simpan salmeterol pada suhu ruangan, di dalam wadah tertutup, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Salmeterol dengan Obat Lain

Ada beberapa efek interaksi yang mungkin terjadi jika salmeterol digunakan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:

  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping salmeterol jika digunakan dengan ritonavir atau antijamur golongan azole, seperti ketoconazole
  • Penurunan efektivitas salmeterol jika digunakan dengan obat golongan penghambat beta
  • Peningkatan risiko hipokalemia jika digunakan dengan obat diuretik
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang berbahaya jika digunakan dengan obat monoamine oxidase inhibitors (MAOI) dan antidepresan trisiklik
  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung jika digunakan dengan amiodarone, procainamide, quinidine, atau erythromycin

Jika Anda menggunakan salah satu atau beberapa obat di atas, dokter mungkin akan mengganti pengobatan Anda, mengubah dosis, atau memonitor kondisi Anda dengan lebih ketat.

Efek Samping dan Bahaya Salmeterol

Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan salmeterol adalah:

  • Sakit kepala
  • Suara serak
  • Detak jantung cepat
  • Rasa gugup
  • Sakit perut
  • Batuk berdahak
  • Sakit telinga
  • Pilek atau hidung tersumbat
  • Nyeri sendi atau otot
  • Mulut kering
  • Insomnia atau sulit tidur

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas sangat mengganggu atau tidak kunjung mereda. Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat yang bisa ditandai dengan gejala, seperti ruam yang gatal dan bengkak, mata dan bibir yang membengkak, atau kesulitan bernapas.

Selain itu, Anda juga harus segera ke dokter jika mengalami efek samping yang lebih serius atau overdosis, seperti:

  • Sakit kepala atau pusing yang berat
  • Penglihatan kabur
  • Nyeri dada
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur
  • Tremor
  • Gelaja hiperglikemia yang ditandai dengan mudah haus, sering buang air kecil, atau mulut kering
  • Gejala hipokalemia yang ditandai dengan kram kaki, sembelit, kesemutan atau mati rasa, otot lemah, atau lemas
  • Kejang
  • Pingsan