Sepsis dapat berkembang dengan cepat dan menyebabkan kerusakan organ, termasuk acute respiratory distress syndrome (ARDS), bahkan kematian. Oleh karena itu, pengobatan harus dilakukan dengan segera.

Umumnya, pasien sepsis akan menjalani perawatan gawat darurat di unit perawatan intensif atau ICU. Hal ini dilakukan karena infeksi pada pasien sudah tergolong berat sehingga tanda-tanda vital pasien perlu dipantau secara ketat oleh dokter.

Berikut ini adalah tujuan dan metode yang dilakukan untuk menangani sepsis:

1. Mencegah dehidrasi dan gagal ginjal akut

Dokter akan memberikan infus cairan dan memasangkan kateter urine agar jumlah urine pasien dapat dipantau. Pada kasus sepsis yang sudah merusak fungsi ginjal, dokter akan menyarankan prosedur cuci darah (dialisis).

2. Menjaga tekanan darah agar tetap normal

Selain untuk mencegah dehidrasi dan gagal ginjal, infus cairan juga berfungsi untuk mempertahankan tekanan darah tetap normal dan meningkatkan aliran darah ke organ-organ tubuh. Dalam beberapa kasus, pasien mungkin akan memerlukan obat vasopressin untuk meningkatkan tekanan darah.

3. Menjaga aliran oksigen ke dalam tubuh

Untuk menjaga aliran oksigen ke dalam tubuh, dokter akan memasang alat bantu pernapasan pada pasien.

4. Mempertahankan kadar gula darah normal

Pada pasien dengan gula darah tinggi, dokter akan memberikan suntik insulin guna menyeimbangkan kadar gula darah pasien.

Dokter juga akan memberikan obat-obat lain sesuai dengan kondisi pasien, seperti kortikosteroid untuk mengurangi peradangan, obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, serta obat pereda nyeri.

Selain itu, infeksi yang menyebabkan sepsis juga harus ditangani. Setelah sumber infeksi diketahui, dokter akan memberikan obat antibiotik, antivirus, atau antijamur, tergantung pada penyebab infeksi.

Pada beberapa kasus, dokter akan juga dapat menjalankan prosedur operasi untuk menyingkirkan sumber infeksi, seperti kumpulan nanah (abses), dan jaringan yang mati (gangrene).