Indung telur adalah salah satu bagian penting organ reproduksi wanita. Organ ini berfungsi menghasilkan hormon dan melepaskan sel telur agar kehamilan dapat terjadi. Jika terdapat masalah pada indung telur, seorang wanita berisiko tinggi untuk sulit hamil. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala gangguan pada indung telur.

Gangguan pada indung telur dapat dikenali dari rasa sakit di area sekitar organ ini, meliputi perut bagian bawah, sekitar panggul, dan juga di bawah pusar. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, mulai dari kista hingga tumor.

3 Jenis Gangguan pada Indung Telur Berdasarkan Gejalanya - Alodokter

Nyeri pada indung telur dapat bersifat akut atau kronis. Nyeri akut timbul dan hilang secara cepat, sedangkan nyeri kronis terasa secara bertahap dan dapat menetap hingga berbulan-bulan.

Pada sebagian kasus, rasa sakit karena gangguan pada indung telur bisa sangat ringan, sehingga penderita hampir tidak merasakannya. Namun, ada kalanya rasa sakit akan memburuk saat menjalani aktivitas tertentu, seperti saat buang air kecil atau berolahraga.

Jenis-Jenis Gangguan pada Indung Telur

Berikut ini adalah tiga jenis gangguan pada indung telur yang banyak dialami wanita:

Kista Indung telur

Kista indung telur atau ovarium adalah kantong berisi cairan pada indung telur. Kista dapat terbentuk saat sel telur tidak dilepaskan atau ketika kantong yang menyimpan sel telur tidak luruh setelah telur dilepaskan.

Pada umumnya, kista terbentuk saat ovulasi dan menghilang dengan sendirinya. Meski sering tidak menimbulkan gejala apa pun, kista indung telur tetap berisiko mendatangkan rasa sakit yang tak tertahankan jika ukurannya besar atau pecah.

Gejala lain yang dapat menyertai kista indung telur adalah mual dan muntah, kembung, rasa nyeri saat buang air besar atau berhubungan seksual, menstruasi tidak teratur, serta nyeri panggul di masa awal dan akhir menstruasi.

Pengobatan penyakit ini tergantung kepada usia, jenis dan ukuran kista, serta gejala yang dialami. Dokter mungkin akan memantau ukuran kista dengan melakukan USG secara rutin guna mengetahui apakah ukuran kista berubah atau tidak.

Selain itu, pemberian obat-obatan serta operasi pengangkatan kista bisa saja disarankan jika gejala yang dirasakan cukup berat atau kista bertambah besar.

Endometriosis

Saat sel telur tidak dibuahi, dinding rahim akan meluruh dan keluar dari tubuh melalui proses yang disebut menstruasi. Namun, pada sebagian wanita, jaringan yang menyerupai dinding rahim ini bisa tumbuh di bagian tubuh lainnya, seperti indung telur, saluran telur (tuba falopi), dan vagina.

Jaringan ini kemudian membengkak dan mengalami perdarahan setiap bulan, tetapi tidak memiliki tempat untuk meluruh. Kondisi ini mengakibatkan luka dan rasa sakit yang disebut endometriosis.

Endometriosis bisa dikenali melaui beberapa gejala, seperti nyeri berat saat menstruasi, perdarahan vagina di luar masa menstruasi, gangguan pencernaan seperti perut kembung dan sakit perut saat menstruasi, sulit hamil, serta timbulnya rasa sakit saat berhubungan seksual.

Guna memastikan ada atau tidaknya jaringan endometriosis pada indung telur, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang seperti USG, MRI, dan laparoskopi. Pengobatan untuk endometriosis meliputi pemberian obat antinyeri untuk mengatasi nyeri ringan, terapi hormon, serta tindakan operasi jika langkah pengobatan lain tidak berhasil.

Tumor indung telur

Tumor indung telur dapat bersifat ganas (kanker) atau jinak. Tumor indung telur lebih umum terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause. Gejala tumor indung telur tidak khas dan umumnya meliputi gangguan pencernaan, hilang nafsu makan, nyeri perut bagian bawah, serta berat badan turun tanpa sebab yang jelas.

Guna mendiagnosis tumor indung telur, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti MRI untuk melihat keberadaan tumor dan tes darah untuk mendeteksi protein CA-125. Protein ini cenderung meningkat pada wanita yang menderita tumor indung telur.

Pengobatan untuk gangguan indung telur ini meliputi kemoterapi dan radioterapi, serta operasi pengangkatan indung telur dan rahim.

Selain penyakit-penyakit di atas, ada juga kondisi medis lain yang dapat terjadi pada sistem reproduksi dan indung telur wanita. Beberapa kondisi medis ini termasuk sindrom ovarium polikistik (PCOS), radang panggul, dan kehamilan ektopik.

Untuk menurunkan risiko terjadinya berbagai gangguan pada indung telur, Anda disarankan menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, setidaknya 30 menit setiap hari atau 150 menit setiap minggu, berhenti merokok, menghindari konsumsi alkohol, dan berkonsultasi dengan dokter mengenai penggunaan alat kontrasepsi yang tepat.

Selain itu, mengingat gejala-gejala gangguan pada indung telur bisa sangat umum dan bisa menyerang wanita pada usia berapa pun, Anda dianjurkan segera memeriksakan diri ke dokter jika merasakan nyeri atau keluhan lain pada organ reproduksi. Hal ini karena gejala tersebut bisa jadi tanda awal gangguan indung telur.