Vaksin Hib penting untuk diberikan kepada para balita. Tujuannya adalah agar mereka terhindar dari penyakit berbahaya akibat infeksi bakteri Haemophilus influenzae type b. 

Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah bakteri yang dapat menyebabkan infeksi di berbagai bagian organ tubuh, seperti otak, saluran pernapasan, paru-paru, tulang, hingga jantung.

Vaksin Hib untuk Mencegah Berbagai Penyakit Serius pada Anak - Alodokter

Bakteri Hib cenderung mudah menyerang anak-anak karena daya tahan tubuh mereka yang masih lemah. Selain anak-anak, bakteri Hib juga dapat menyerang orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Manfaat Vaksin Hib

Infeksi bakteri Hib biasanya dialami oleh anak-anak di bawah usia 5 tahun, dengan angka kejadian tertinggi pada bayi berusia 6–12 bulan. Oleh karena itu, vaksin Hib sangat penting diberikan pada anak-anak.

Berdasarkan ketentuan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, vaksin Hib merupakan salah satu imunisasi dasar yang perlu diberikan kepada bayi sebelum berusia 1 tahun.

Vaksin ini diberikan untuk mencegah anak mengalami berbagai penyakit berat berikut ini:

1. Meningitis

Meningitis adalah infeksi pada selaput pelindung otak dan saraf tulang belakang. Meningitis merupakan salah satu penyakit berat yang bisa disebabkan oleh infeksi bakteri Hib.

Anak yang terkena meningitis dapat mengalami kejang-kejang, kerusakan otak permanen, gangguan pendengaran (tuli), gangguan tumbuh kembang, hingga kematian.

2. Septikemia

Septikemia merupakan infeksi berat yang ditandai dengan masuknya kuman ke peredaran darah. Kondisi ini dapat memicu terjadinya sepsis. Anak yang terkena sepsis dapat mengalami gejala lemas, tidak mau makan dan minum, sesak napas, menggigil, demam, muncul ruam di sekujur tubuh, dan kejang.

3. Epiglotitis

Epiglotitis adalah infeksi pada epiglotis atau katup yang terletak di kotak suara (laring) pada tenggorokan. Anak yang terkena epiglotitis dapat mengalami gejala nyeri tenggorokan, sulit menelan, demam, rewel, suara serak, napas berbunyi, dan keluar banyak air liur.

4. Osteomielitis

Osteomielitis adalah infeksi yang terjadi pada tulang, sehingga membuat tulang mengalami peradangan yang ditandai dengan pembengkakan dan nyeri. Osteomielitis bisa disebabkan oleh berbagai jenis kuman, termasuk kuman Hib.
Bakteri Hib bisa masuk ke tulang melalui luka atau cedera, namun juga bisa menyebar melalui organ lainnya. Anak yang mengalami infeksi tulang akan mengalami gejala nyeri berat dan pembengkakan pada bagian tubuh yang terinfeksi, muncul ruam kemerahan, demam, lemas, dan sulit bergerak.

5. Perikarditis

Perikarditis adalah infeksi pada perikardium atau selaput yang mengelilingi dan melindungi jantung.
Perikarditis dapat menyebabkan anak mengalami gejala berupa nyeri dada berat atau sensasi tertekan di dada yang muncul secara tiba-tiba disertai demam dan lemas.

6. Pneumonia

Pneumonia adalah peradangan pada salah satu atau kedua paru-paru akibat infeksi virus atau bakteri, termasuk bakteri Hib.
Anak yang mengalami pneumonia dapat mengalami beberapa gejala batuk disertai sesak napas atau napas cepat, nyeri dada, demam, kurang mau makan dan minum, serta lemas.

7. Septic arthritis

Septic arthritis merupakan infeksi yang terjadi pada sendi. Gejalanya dapat berupa demam disertai nyeri hebat, kemerahan, dan bengkak pada sendi yang terinfeksi. Infeksi pada persendian ini sering terjadi pada bagian lutut, namun juga bisa terjadi pada sendi lainnya, seperti pinggul, bahu, dan lengan.

8. Selulitis

Selulitis adalah infeksi pada kulit dan jaringan di bawahnya. Ketika terkena selulitis, anak akan mengalami demam, kesakitan, dan pembengkakan dan kemerahan pada bagian tubuh yang terinfeksi.
Untuk mencegah anak dari berbagai penyakit berbahaya di atas, penting untuk memberikan anak imunisasi lengkap yang salah satunya termasuk vaksin Hib.

Jadwal Pemberian Vaksin HiB

Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2017, pemberian vaksin Hib pada anak dilakukan secara bertahap sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berusia 2, 3, dan 4 bulan. Setelah itu, vaksin Hib ulang dapat diberikan satu tahun kemudian ketika anak berusia 15–18 bulan.

Pada orang dewasa, vaksin Hib disarankan untuk diberikan kepada orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena infeksi HIV, riwayat operasi pengangkatan limpa atau transplantasi organ, dan anemia sel sabit.

Vaksin Hib pada orang dewasa dapat diberikan pada usia berapa pun dengan dosis pemberian vaksin sebanyak 1–3 kali.
Meski penting untuk diberikan, vaksin Hib mungkin tidak disarankan untuk diberikan pada anak-anak atau orang dewasa yang pernah mengalami reaksi alergi terhadap vaksin Hib atau sedang menderita sakit berat.

Efek Samping Vaksin Hib

Seperti vaksin pada umumnya, vaksin Hib juga dapat menimbulkan efek samping, yaitu demam serta nyeri dan bengkak di area suntikan. Namun, efek samping tersebut biasanya hanya bersifat ringan dan dapat mereda sendiri dalam waktu beberapa hari setelah penyuntikan vaksin.

Reaksi alergi berat dapat saja terjadi setelah penyuntikan vaksin Hib, tetapi ini sangat jarang terjadi.

Imunisasi dengan pemberian vaksin, termasuk vaksin Hib, adalah salah satu langkah pencegahan penyakit yang penting dilakukan pada anak-anak. Untuk mendapatkan vaksin Hib, Anda dapat membawa anak Anda ke puskesmas, klinik vaksinasi, atau rumah sakit untuk mendapatkannya.

Jika ingin bertanya lebih lanjut tentang vaksin Hib, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak.