Orang dengan kepribadian perfeksionis ingin segala sesuatu berjalan dan tampil dengan sempurna. Namun, ada berbagai bahaya yang mengintai di balik sifat perfeksionis, mulai dari depresi hingga gangguan kesehatan tubuh.

Perfeksionis adalah orang yang selalu berusaha tampil sempurna dengan menetapkan standar yang terlalu tinggi untuk diri sendiri dan atau orang lain, yang sering kali disertai dengan kritik berlebihan terhadap diri sendiri juga orang lain.

4 Bahaya Sifat Perfeksionis dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Perilaku perfeksionisme dapat terlihat baik pada usia muda maupun dewasa, baik di kantor, sekolah, maupun di lingkungan sosial, terutama dalam diri pememilik kepribadian INTJ.

Jenis-Jenis Perfeksionis

Kepribadian perfeksionis terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Perfeksionis adaptif

Perfeksionis jenis ini tergolong sehat dan terarah. Perfeksionis adaptif memiliki standar tinggi untuk diri sendiri maupun orang lain. Mereka cenderung sangat teliti dan gigih dalam menghadapi kesulitan. Mereka juga tidak bereaksi berlebihan saat menemui kegagalan atau ketika tidak semua tujuannya terpenuhi.

Perfeksionis adaptif fokus pada hal positif dan memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu dengan baik. Perilaku ini juga cenderung dikaitkan dengan kesehatan psikologis yang baik, serta prestasi yang tinggi, baik di sekolah maupun di tempat kerja.

Perfeksionis maladaptif

Perfeksionis jenis ini tergolong berlebihan dan tidak sehat. Sifat perfeksionis tipe ini cenderung memiliki ciri-ciri seperti di bawah ini:

  • Terlalu sibuk dan fokus memikirkan kesalahan yang dilakukan sebelumnya
  • Takut akan melakukan kesalahan yang baru
  • Terlalu memikirkan harapan tinggi orang lain terhadapnya
  • Membandingkan diri sendiri dengan orang lain
  • Takut terhadap penolakan
  • Merasa tidak yakin dengan diri sendiri
  • Tidak yakin apakah upaya yang dilakukannya sudah tepat

Perfeksionis maladaptif dikatakan tidak sehat karena cenderung menimbulkan reaksi yang berlebihan, bisa menyebabkan stres, dan berujung depresi.

Sebagai contoh, saking takutnya tidak dapat memenuhi harapan orang lain, perfeksionis jenis ini dapat mengalami sakit perut yang intens ketika akan menjalani tes atau melakukan presentasi.

Perilaku perfeksionisme maladaptif sering dikaitkan dengan masalah kesehatan mental, termasuk merasa tidak bahagia, merasa rendah diri yang berlebihan, gangguan makan, hingga insomnia.

Berbagai Bahaya Perfeksionis

Terlalu ingin sempurna dapat menimbulkan berbagai masalah, baik fisik mau mental. Beberapa bahaya perfeksionis antara lain:

1. Tidak menikmati hidup

Bahaya perfeksionis yang pertama adalah membuat penderitanya tidak bisa menikmati hidup. Mereka selalu mengkhawatirkan atau mengkritik apa saja yang terjadi di sekitar mereka. Mereka juga resah akan masa depan atau menyesali sesuatu yang telah terjadi pada hari ini.

2. Hubungan dengan orang lain terganggu

Orang dengan kepribadian perfeksionis akan menilai orang lain sama seperti menilai diri sendiri. Bahaya perfeksionis yang mempunyai harapan terlalu tinggi pada teman, keluarga, pasangan, atau rekan kerja bisa menambah stres dan mengganggu hubungan sehari-hari.

3. Muncul gangguan kesehatan

Mengalami gangguan kesehatan juga menjadi bahaya perfeksionis. Orang dengan kepribadian perfeksionis bisa mengalami gangguan kesehatan, seperti gangguan makan anoreksia nervosa, demi mempertahankan pola makan yang sempurna dan tubuh yang ideal.

Ingin selalu sempurna juga bisa menyebabkan stres yang berujung depresi, merasa tidak bahagia dan tidak puas (disforia), merasa rendah diri yang berlebihan, kesepian, marah, ketidaksabaran, frustasi, obsesif kompulsif, insomnia, hingga keinginan untuk bunuh diri.

4. Produktivitas menurun

Menunda-nunda pekerjaan (procastination) hingga produktivitas kerja menurun juga bisa menjadi bahaya perfeksionis. Orang dengan kepribadian perfeksionis bisa terlalu banyak memikirkan cara agar pekerjaannya bisa selesai dengan sempurna hingga dia tidak fokus dalam bekerja.

Mengurangi Sikap Perfeksionis

Tidak mudah mengubah diri seseorang yang memiliki sifat perfeksionis. Jika Anda ingin mengendalikannya, Anda dapat memulainya dengan mencoba beberapa langkah berikut ini:

  • Jangan berharap terlalu tinggi dan cobalah untuk menerima orang lain apa adanya. Sadarilah bahwa tiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, serta dapat membuat kesalahan.
  • Usahakan agar jangan sampai kelelahan, dan sebisa mungkin hindari perasaan kesepian, marah, atau lapar. Orang dengan perfeksionisme akan merasa lebih cemas dan gelisah dalam kondisi-kondisi tersebut.
  • Kurangi memandang rendah diri sendiri.
  • Menerima dan mencintai diri sendiri apa adanya.
  • Menjalin komunikasi yang baik dengan orang-orang terdekat.
  • Cobalah untuk menetapkan tujuan yang lebih realistis dan dapat dicapai, serta fokuslah pada satu tugas dalam satu waktu.

Apabila seorang perfeksionis sudah merasa benar-benar tidak bahagia, bahkan mengalami depresi, maka ia perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut dari psikiater.

Konseling dan psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif, diharapkan bisa menjadi solusi untuk mengubah cara pandang seorang perfeksionis tentang tujuan dan pencapaiannya.