Anda mungkin pernah mendengar istilah ‘bakteri pemakan daging’. Bakteri ini dapat memicu infeksi berbahaya pada luka yang mungkin terlihat ringan, seperti luka sayatan atau gigitan serangga. Bila tidak segera ditangani, bakteri ini dapat menyebabkan kecacatan atau bahkan kematian.

Meski disebut sebagai bakteri pemakan daging, sebenarnya bakteri ini tidak benar-benar memakan daging atau otot. Namun, bakteri ini dapat melepaskan racun yang merusak jaringan di sekitarnya, termasuk kulit, lemak di bawah kulit, dan jaringan tipis yang membungkus organ atau otot (fascia).

Waspadai Bakteri Pemakan Daging yang Bisa Mengancam Nyawa - Alodokter

Bakteri pemakan daging dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka. Berbeda dengan luka pada umumnya, luka yang terkena infeksi bakteri pemakan daging akan memburuk dengan sangat cepat.

Jika tidak ditangani secepatnya, infeksi bakteri pemakan daging bisa menjadi fatal hingga membuat penderitanya kehilangan organ atau jaringan tubuh. Infeksi bakteri ini pun bisa menyebabkan kematian.

Penyebab Infeksi Bakteri Pemakan Daging

Infeksi bakteri pemakan daging dapat menimbulkan kondisi langka yang disebut necrotizing fasciitis. Kondisi ini merupakan infeksi kulit dan jaringan tubuh yang parah akibat bakteri pemakan daging. Bakteri tersebut dapat masuk melalui celah pada luka, mulai dari luka tusuk, luka memar, luka bakar, hingga luka gigitan serangga.

Beberapa jenis bakteri yang tergolong sebagai bakteri pemakan daging adalah:

  • Streptococcus grup A
  • Aeromonas hydrophila
  • Staphylococcus aureus
  • Escherichia coli (E. coli)
  • Bacteroides, Prevotella, Clostridium, dan Klebsiella

Walau berbahaya, infeksi bakteri pemakan daging tergolong cukup jarang terjadi. Akan tetapi, ada beberapa kondisi medis atau penyakit yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi bakteri berbahaya ini, antara lain:

  • Diabetes
  • Kerusakan organ, misalnya sirosis hati dan gagal ginjal
  • Penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah perifer
  • Tuberkulosis
  • Kanker
  • Daya tahan tubuh lemah, misalnya akibat infeksi HIV atau malnutrisi
  • Efek samping obat-obatan, misalnya kortikosteroid jangka panjang atau kemoterapi
  • Kecanduan alkohol atau penggunaan narkoba dalam bentuk suntik

Berbagai Gejala Infeksi Bakteri Pemakan Daging

Gejala infeksi akibat bakteri pemakan daging terbagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap awal, tahap lanjutan, dan tahap kritis. Berikut adalah penjelasannya:

Gejala awal

Gejala awal infeksi biasanya terjadi dalam waktu 24 jam dan meliputi demam serta nyeri berat pada bagian tubuh yang terluka. Rasa sakit yang dirasakan penderita bisa melebihi bentuk atau ukuran luka.

Gejala lanjutan

Gejala lanjutan biasanya terjadi dalam waktu 3–4 hari setelah bakteri masuk ke dalam tubuh. Pada tahap ini, infeksi bakteri pemakan daging dapat menimbulkan gejala mual, muntah, dan diare.

Selain itu, bagian tubuh yang terinfeksi akan tampak kemerahan, bengkak, dan muncul bercak gelap berukuran besar yang tampak melepuh berisi cairan (gangren).

Gejala kritis

Gejala kritis muncul dalam waktu 4–5 hari setelah penderita terinfeksi bakteri. Pada tahap ini, penderita dapat mengalami penurunan tekanan darah drastis (syok) akibat racun yang dikeluarkan oleh bakteri. Jika tidak segera ditangani, penderita bisa mengalami penurunan kesadaran atau koma, bahkan meninggal.

Penanganan Infeksi akibat Bakteri Pemakan Daging

Ketika Anda mengalami luka, segera lakukan perawatan luka dengan baik. Jika luka tersebut semakin parah atau tidak kunjung sembuh, apalagi jika muncul beberapa gejala infeksi bakteri pemakan daging, segeralah berobat ke dokter.

Untuk mendiagnosis necrotizing fasciitis, dokter dapat melakukan serangkaian pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, kultur darah, foto Rontgen, dan CT scan.

Setelah Anda dipastikan terkena infeksi bakteri pemakan daging, dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani rawat inap di rumah sakit dan memberikan penanganan sebagai berikut:

Pemberian obat-obatan

Untuk membasmi infeksi bakteri pemakan daging, dokter biasanya akan memberikan antibiotik dalam bentuk suntik melalui infus. Jenis antibiotik yang digunakan akan disesuaikan dengan jenis bakteri yang menyebabkan infeksi.

Selain itu, dokter juga dapat memberikan obat antinyeri untuk mengurangi rasa sakit. Jika infeksi bakteri pemakan daging sudah cukup parah atau menyebabkan sepsis, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk mengatasi syok, seperti epinephrine.

Operasi

Tindakan bedah atau operasi juga sering kali perlu dilakukan untuk mengangkat jaringan yang rusak atau mati, sekaligus mencegah dan menghentikan penyebaran infeksi. Pada kasus yang parah, dokter mungkin perlu melakukan amputasi pada bagian tubuh yang sudah rusak parah.

Perawatan luka

Selama Anda menjalani perawatan di rumah sakit, dokter akan melakukan perawatan luka agar infeksi bakteri pemakan daging tidak semakin parah.

Selain itu, dokter juga akan menyarankan terapi oksigen hiperbarik untuk menjaga jaringan yang sehat dan mencegah kerusakan jaringan lebih parah. Namun, efektivitas terapi oksigen hiperbarik dalam penanganan infeksi bakteri pemakan daging ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

Tidak ada cara pasti untuk mencegah bakteri pemakan daging penyebab necrotizing fasciitis. Namun, risiko infeksi ini bisa dikurangi dengan melakukan perawatan luka yang benar.

Jika Anda memiliki luka terbuka atau luka yang tampak terinfeksi, seperti bernanah, bengkak, dan nyeri, jangan dulu berendam di kolam renang, bak air panas, danau, sungai, dan laut sampai infeksi tersebut sembuh.

Infeksi bakteri pemakan daging bisa menyebar dengan sangat cepat. Oleh karena itu, apabila Anda mengalami luka yang disertai gejala infeksi bakteri pemakan daging, segeralah periksakan ke dokter.

Semakin cepat penanganan dilakukan, semakin besar pula kemungkinan Anda untuk pulih dan terhindar dari komplikasi serius akibat infeksi bakteri pemakan daging.