Penyebab anjing diare sangatlah beragam. Ada yang bersifat ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi ada juga yang berbahaya karena berisiko menimbulkan komplikasi bila tidak diobati.

Sama halnya dengan manusia, hewan seperti anjing pun dapat mengalami diare. Diare adalah kondisi ketika frekuensi buang air besar meningkat hingga lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang cair. Saat sakit diare, anjing akan tampak lesu atau lemas, kurang mau bermain, muntah, dan susah makan atau minum.

11 Penyebab Anjing Diare dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Sebagian penyebab anjing diare tidak berbahaya dan bisa sembuh sendiri. Namun, ada juga kondisi yang berbahaya dan membutuhkan penanganan dokter hewan, terutama jika diare tidak kunjung sembuh, makin parah, atau disertai gejala berat seperti diare berdarah, pingsan, dan dehidrasi.

Beragam Penyebab Anjing Diare

Berikut ini adalah beragam kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan diare pada anjing:

1. Keracunan makanan

Salah satu penyebab anjing diare paling umum adalah keracunan makanan. Kondisi ini bisa terjadi ketika anjing mengonsumsi makanan yang tidak higienis atau tidak cocok dikonsumsi. Hal ini bisa terjadi karena makanan tersebut mengandung racun, virus, atau bakteri yang dapat menyebabkan diare pada anjing.

Sebagian makanan mungkin aman dikonsumsi oleh manusia, tetapi bisa berbahaya jika dikonsumsi oleh hewan, seperti anjing dan kucing. Contoh makanan ini adalah cokelat, bawang, anggur, dan kopi.

Oleh karena itu, saat hendak memberikan makanan tertentu, pastikan bahwa makanan tersebut aman dikonsumsi oleh anjing kesayanganmu, ya.

2. Infeksi parvovirus (distemper)

Distemper adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus, seperti parvovirus. Kondisi ini umumnya ditandai dengan demam, nafsu makan berkurang, dan diare. Parvovirus juga bisa menyerang kucing dan menimbulkan penyakit panleukopenia.

Biasanya, anjing terinfeksi penyakit ini melalui paparan udara yang berasal dari bersin atau batuk hewan yang terinfeksi. Selain itu, penyakit ini juga dapat ditularkan melalui mangkuk dan peralatan makanan yang digunakan bersamaan dengan anjing lain yang sedang terkena distemper.

3. Gastroenteritis 

Gastroenteritis atau flu perut merupakan infeksi atau peradangan yang terjadi pada saluran pencernaan, terutama usus. Kondisi ini bisa menyebabkan anjing muntah dan diare berdarah. Gastroenteritis lebih sering terjadi pada anjing ras kecil, seperti Yorkshire Terrier, Miniature Schnauzers, atau Maltese.

4. Alergi makanan

Sama seperti manusia, anjing juga dapat mengalami alergi terhadap makanan tertentu. Selain diare, alergi juga bisa membuat anjing mengalami gejala lain, seperti gatal, bengkak, dan muntah.

Beberapa jenis makanan yang sering menjadi pencetus alergi dan menyebabkan anjing diare adalah ayam, daging sapi, susu, dan kacang-kacangan.

5. Intoleransi makanan

Intoleransi makanan juga dapat menjadi penyebab anjing diare. Kondisi ini terjadi ketika sistem pencernaan tidak dapat mencerna makanan dengan baik, sehingga menimbulkan diare.

Beberapa jenis makanan yang bisa menyebabkan ajing mengalami diare akibat intoleransi makanan adalah cokelat, susu, atau makanan yang mengandung pemanis buatan dan pengawet.

6. Cacingan

Infeksi cacing parasit, seperti cacing tambang, cacing gelang, dan cacing cambuk, dapat merusak lapisan usus anjing sehingga membuat anjing mengalami diare dan muntah.

Cacing bisa masuk ke dalam tubuh anjing ketika ia menelan makanan atau minuman yang mengandung telur atau larva cacing. Anjing juga bisa terkena cacingan ketika ia menelan benda kotor, seperti tanah atau pasir, yang telah terkontamintasi telur cacing.

7. Kolitis

Anjing diare juga dapat disebabkan oleh penyakit kolitis, yaitu peradangan yang terjadi pada usus besar. Kolitis sering kali meyebabkan diare yang mengandung darah dan lendir. Meski kolitis dapat terjadi pada jenis ras mana pun, penyakit ini umumnya lebih banyak terjadi pada anjing ras Boxer dan Bulldog.

8. Penyakit radang usus

Kondisi berikutnya yang dapat menyebabkan anjing diare adalah radang usus, yaitu peradangan kronis yang terjadi pada saluran cerna. Penyakit ini bisa menyebabkan anjing mengalami diare berkepanjangan atau diare yang sering kambuh.

9. Pankreatitis

Pankreatitis adalah penyakit yang terjadi ketika pankreas mengalami peradangan, sehingga makanan tertentu sulit untuk dicerna. Pankreatitis bisa menyerang manusia dan juga hewan, termasuk anjing.

Selain menimbulkan diare, pankreatitis juga bisa menyebabkan anjing mengalami gejala lain, seperti penurunan berat badan, muntah, dan lesu.

10. Penyakit hati

Hati merupakan salah satu organ penting yang memiliki beragam fungsi, seperti membantu proses pencernaan, menyimpan vitamin dan mineral, serta menghancurkan racun dalam tubuh.

Ketika fungsi hati pada anjing terganggu, misalnya karena penyakit hati seperti hepatitis, ia bisa mengalami gejala berupa diare, muntah, lemas, dan sakit kuning.

11. Anjing menelan benda asing

Benda asing, seperti bola kecil, mainan, biji buah, atau tulang, merupakan benda-benda yang dapat tertelan oleh anjing. Saat tertelan, saluran pencernaan anjing bisa tersumbat atau bahkan terluka. Hal ini bisa menyebabkan anjing mengalami gejala diare, sakit perut, dan buang air besar berdarah.

Tidak hanya itu, diare pada anjing juga dapat terjadi akibat stres, misalnya setelah bepergian atau perubahan lingkungan yang terjadi secara tiba-tiba.

Cara Mengatasi Anjing Diare

Untuk mengatasi diare pada anjing, langkah penanganan perlu disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya. Oleh karena itu, ketika anjing kesayanganmu terkena diare, kamu perlu membawanya ke dokter hewan.

Bila diare yang dialami anjingmu masih tergolong ringan, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya, yaitu:

Cukupi asupan cairannya

Anjing diare umumnya lebih rentan terkena dehidrasi karena hilangnya cairan tubuh dalam waktu singkat. Untuk mencegah hal ini terjadi, pastikan anjingmu mendapatkan asupan cairan yang cukup dengan cara memberinya air putih.

Selain mencukupi kebutuhan cairannya, kamu juga perlu memastikan anjingmu ini istirahat sampai ia benar-benar pulih.

Berikan makanan yang mudah dicerna

Saat anjingmu mengalami diare, kamu bisa memberikannya makanan yang mudah dicerna, misalnya nasi dengan kuah ayam atau kaldu sapi yang bisa ditambahkan dengan sedikit sayur atau telur.

Namun, sebaiknya hindari memberi makanan yang menjadi pencetus anjingmu mengalami diare, terlebih lagi bila ia memiliki alergi terhadap makanan tertentu.

Usahakan anjing berpuasa

Menahan anjingmu untuk tidak makan selama 12–24 jam dan sering memberikannya air dalam jumlah kecil dapat mempercepat proses pemulihan hewan kesayanganmu ini. Namun, kamu perlu berkonsultasi dengan dokter hewan terlebih dahulu untuk memastikan apakah anjingmu memang perlu berpuasa.

Nantinya, dokter akan menjelaskan apa saja makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi serta durasi puasa yang akan disesuaikan dengan kondisi anjingmu.

Setelah berpuasa, kamu bisa mulai memberikan kembali makanan kepada anjingmu. Namun, pastikan makanan yang kamu berikan masih dalam porsi kecil dan lunak. Hal ini bertujuan agar ususnya terbiasa untuk memproses makanan kembali.

Penanganan Diare pada Anjing oleh Dokter Hewan

Bila diare yang dialami anjingmu tidak kunjung membaik setelah lebih dari 24 jam, dokter akan memberikan probiotik guna mempercepat pemulihannya.

Untuk mengobati diare pada anjing yang disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter hewan umumnya perlu memberikan pengobatan antibiotik. Sementara itu, bila disebabkan oleh cacingan, dokter akan memberikan obat-obatan pembasmi cacing untuk membunuh cacing parasit penyebab diare tersebut.

Untuk kasus diare berat, seperti pada anjing yang sudah disertai gejala dehidrasi karena susah makan atau minum, dokter biasanya akan memberikan cairan dan obat-obatan melalui infus.

Anjing diare merupakan salah satu kondisi yang tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, bila anjingmu mengalami kondisi ini, terlebih lagi diare yang dialaminya sudah lebih dari 24 jam, segeralah bawa hewan kesayanganmu ini ke dokter hewan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.