Perbedaan demensia dan alzheimer sering membuat banyak orang salah paham, padahal keduanya berbeda meski sama-sama menyebabkan gangguan daya ingat dan fungsi otak. Memahami perbedaan ini penting agar penanganan yang diberikan bisa lebih tepat dan sesuai kebutuhan penderita.
Demensia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok gejala penurunan fungsi otak, seperti hilangnya ingatan, kesulitan berpikir, dan perubahan perilaku. Salah satu jenis demensia yang paling sering terjadi adalah Alzheimer, tetapi tidak semua demensia disebabkan oleh Alzheimer.

Perbedaan demensia dan alzheimer penting untuk dipahami agar Anda dapat mengenali gejala sejak dini dan menentukan langkah penanganan yang tepat. Dengan mengetahui perbedaannya, Anda bisa lebih waspada dan sigap membantu orang terdekat yang mengalami gangguan daya ingat atau penurunan fungsi otak.
Beberapa Perbedaan Demensia dan Alzheimer
Berikut ini beberapa perbedaan mendasar antara demensia dan Alzheimer yang penting untuk Anda pahami:
1. Berdasarkan definisi
Demensia adalah istilah umum yang menggambarkan sekelompok gejala berupa penurunan fungsi memori, kemampuan berpikir, dan interaksi sosial hingga berdampak serius pada aktivitas sehari-hari. Misalnya, seseorang dengan demensia bisa saja lupa jalan pulang, kesulitan mengikuti percakapan, atau mengalami kesulitan merencanakan suatu kegiatan.
Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling umum, tetapi ada juga jenis lain seperti demensia vaskular (akibat gangguan pembuluh darah otak), demensia Lewy body, dan demensia yang terkait Parkinson.
2. Berdasarkan penyebabnya
Demensia dapat muncul akibat berbagai kondisi yang memengaruhi kesehatan otak, bukan hanya penyakit Alzheimer. Misalnya, demensia vaskular terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu akibat stroke atau kerusakan pembuluh darah, sedangkan demensia pada penyakit Parkinson berhubungan dengan gangguan progresif pada sistem saraf.
Sementara itu, Alzheimer ditandai oleh penumpukan protein beta-amiloid dan tau di otak, yang secara bertahap merusak sel-sel saraf serta mengganggu komunikasi antarsel. Oleh karena itu, meski Alzheimer merupakan penyebab demensia yang paling sering, ada berbagai kondisi lain yang juga dapat menimbulkan gejala serupa.
3. Berdasarkan gejala awal
Gejala awal demensia bisa berbeda-beda, tergantung penyebabnya. Pada demensia vaskular karena stroke, gejalanya bisa muncul mendadak, seperti sulit bicara atau lemah di satu sisi tubuh. Pada demensia frontotemporal, tanda awal biasanya berupa perubahan sikap, misalnya jadi kasar atau cuek pada orang sekitar.
Sedangkan pada Alzheimer, gejala pertama yang sering muncul adalah mudah lupa, seperti menanyakan hal yang sama berulang kali atau sering salah meletakkan barang.
4. Berdasarkan perjalanan penyakit
Perjalanan demensia dapat berbeda pada setiap orang, tergantung jenis dan penyebabnya. Pada demensia vaskular, gejala sering muncul mendadak dan bisa berkembang cepat setelah terjadi stroke. Sementara itu, Alzheimer biasanya berkembang secara perlahan dalam hitungan tahun.
Pada tahap awal, penderita mungkin hanya mengalami gangguan ingatan ringan, tetapi seiring waktu gejala semakin memburuk hingga kesulitan mengenali orang terdekat atau melakukan aktivitas sederhana sehari-hari.
5. Berdasarkan pengobatan
Pengelolaan demensia sangat bergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya dapat diatasi, misalnya demensia akibat gangguan aliran darah karena tekanan darah tinggi atau stroke, maka pengendalian tekanan darah dan terapi stroke dapat membantu memperbaiki kondisi.
Pada Alzheimer, pengobatan yang tersedia tidak dapat menyembuhkan, tetapi dapat memperlambat perkembangan penyakit dan mengurangi gejala. Selain obat, terapi non-obat, seperti stimulasi mental, olahraga teratur, serta dukungan keluarga juga berperan penting untuk mempertahankan kualitas hidup penderita.
6. Berdasarkan prognosis
Setiap jenis demensia memiliki prognosis atau perjalanan penyakit yang berbeda. Pada demensia yang disebabkan oleh infeksi atau gangguan metabolik, gejala dapat membaik bila penyebabnya segera ditangani. Namun, pada Alzheimer, gejala bersifat progresif, yaitu terus memburuk seiring waktu, dan hingga kini belum ada obat yang dapat menyembuhkannya.
Oleh karena itu, mengenali gejala sejak dini penting agar penanganan bisa dilakukan lebih optimal, sehingga laju penurunan fungsi otak dapat diperlambat dan kualitas hidup penderita tetap terjaga.
Memahami perbedaan demensia dan Alzheimer dapat membantu Anda lebih sigap dalam merawat orang terdekat, ataupun mengambil tindakan pencegahan. Mulailah dengan menerapkan pola makan sehat, rutin beraktivitas fisik, serta melakukan stimulasi mental sejak dini untuk menjaga kesehatan otak.
Jika Anda atau keluarga mengalami keluhan penurunan daya ingat, perubahan perilaku mendadak, sering bingung terhadap waktu atau tempat, bahkan sampai sulit berpikir, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter.
Konsultasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER. Diagnosis dan penanganan yang tepat sejak dini sangat penting agar kualitas hidup penderita tetap terjaga.