Spondilitis ankilosa atau ankylosing spondylitis adalah peradangan kronis yang dapat menyebabkan menutupnya celah antara ruas tulang belakang. Gangguan ini dapat membuat penderita ankylosing spondylitis menjadi bungkuk.

Tulang belakang terdiri dari beberapa ruas tulang yang dihubungkan oleh bantalan tulang yang lunak. Pada penderita ankylosing spondylitis, celah bantalan melebur menjadi tulang sehingga tulang belakang hilang kelenturannya. Kondisi ini dapat mengubah postur tubuh penderitanya.

Ankylosing spondylitis lebih sering menyerang pria daripada wanita. Gejalanya berkembang secara bertahap dalam hitungan bulan hingga tahun.

Penyebab Ankylosing Spondylitis

Penyebab ankylosing spondylitis belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terkait dengan kelainan gen HLA-B27. Meski demikian, bukan berarti orang yang memiliki kelainan gen HLA-B27 pasti akan terkena ankylosing spondylitis.

Walau penyebabnya belum diketahui secara pasti, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita ankylosing spondylitis, yaitu:

  • Berjenis kelamin pria
  • Berusia remaja atau 30 tahun ke atas
  • Memiliki orang tua yang menderita ankylosing spondylitis

Gejala Ankylosing Spondylitis

Ankylosing spondylitis pada awalnya ditandai dengan rasa nyeri atau kaku di leher, punggung bawah, dada, dan panggul. Nyeri tersebut lebih terasa saat bangun tidur atau setelah penderita diam dalam waktu yang lama.

Gejala nyeri ini dapat hilang dan muncul dalam periode-periode tertentu selama berberapa bulan hingga beberapa tahun. Bila tidak tertangani, penyakit ankylosing spondylitis dapat mengubah postur tubuh penderitanya menjadi lebih bungkuk (kifosis).

Selain nyeri dan perubahan postur tubuh, penderita ankylosing spondylitis juga dapat merasakan gejala berikut:

  • Demam
  • Tubuh mudah lelah
  • Nyeri lutut
  • Peradangan di jari-jari
  • Diare dan sakit perut
  • Kulit kemerahan, bersisik, dan terasa gatal
  • Gangguan penglihatan
  • Kesulitan bernapas

Kapan harus ke dokter

Konsultasikan ke dokter jika merasakan gejala awal ankylosing spondylitis, yaitu nyeri di area sekitar tulang belakang yang berkepanjangan dan hilang timbul.

Penderita ankylosing spondylitis perlu menjalani pemeriksaan secara rutin ke dokter agar mengetahui perkembangan penyakit yang dideritanya. Umumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan prosedur pemindaian dan tes darah.

Diagnosis Ankylosing Spondylitis

Untuk mendiagnosis ankylosing spondylitis, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatannya. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa peradangan pada sendi atau penurunan pada kelenturan gerak punggung.

Selanjutnya, dokter akan menjalankan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Pemindaian dengan foto Rontgen, CT scan, atau MRI, untuk memeriksa kondisi tulang belakang atau tulang lain
  • Pemeriksaan genetik, untuk memeriksa apakah pasien memiliki kelainan pada gen HLA-B27
  • Pemeriksaan darah, untuk melihat tanda-tanda peradangan yang terjadi di bagian tubuh tertentu

Pengobatan Ankylosing Spondylitis

Tidak ada penanganan khusus untuk mengatasi ankylosing spondylitis. Namun, dokter dapat melakukan tindakan untuk meredakan sakit, memperbaiki kelainan postur tubuh, mencegah terjadinya komplikasi, dan membantu pasien untuk beraktivitas kembali secara normal.

Metode pengobatan yang dapat dilakukan untuk menangani ankylosing spondylitis adalah:

Fisioterapi

Terapi fisik bertujuan untuk meredakan rasa sakit, serta meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot penderita. Fisioterapi perlu disertai dengan olahraga rutin, untuk membantu melemaskan otot-otot yang kaku dan memperkuat otot di sekitar sendi.

Obat-obatan

Ada beberapa obat-obatan yang bisa digunakan untuk meredakan peradangan akibat ankylosing spondylitis, yaitu:

Operasi

Prosedur operasi dilakukan jika pasien mengalami rasa sakit dan kerusakan sendi yang parah. Tujuan operasi adalah untuk mengganti sendi yang rusak dengan sendi tiruan di bagian tubuh tertentu, seperti panggul dan lutut.

Komplikasi Ankylosing Spondylitis

Ankylosing spondylitis yang sudah parah dapat menyebabkan celah di antara ruas tulang belakang tertutup akibat pertumbuhan tulang yang baru. Kondisi ini membuat bagian tulang belakang menjadi kaku sehingga mengubah postur tubuh penderita menjadi lebih bungkuk.

Komplikasi lain yang dapat ditimbulkan akibat ankylosing spondylitis adalah:

  • Patah tulang belakang
    Ankylosing spondylitis dapat menyebabkan osteoporosis sehingga tulang menjadi lemah dan rapuh dan meningkatkan risiko patah tulang belakang.
  • Radang mata (iritis)
    Peradangan pada penderita ankylosing spondylitis juga dapat terjadi di mata. Kondisi yang dikenal juga sebagai uveitis ini menyebabkan mata lebih sensitif terhadap cahaya, terasa sakit, dan pandangan menjadi kabur.
  • Gangguan jantung
    Ankylosing spondylitis dapat menimbulkan peradangan pada pembuluh darah besar sehingga menimbulkan penyakit jantung.
  • Sindrom cauda equina
    Kondisi ini menimbulkan rasa sakit di bokong dan panggul, tungkai terasa lemas, sulit berjalan, inkontinensia urin, dan inkontinensia tinja. Sindrom cauda equina terjadi akibat tekanan pada ujung saraf tulang belakang.

Pencegahan Ankylosing Spondylitis

Ankylosing spondylitis sulit dicegah. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah akibat ankylosing spondylitis, di antaranya:

  • Hindari konsumsi minuman beralkohol untuk menjaga tulang tetap kuat.
  • Cukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D melalui makanan atau suplemen.
  • Lakukan olahraga secara rutin setiap hari.
  • Gunakan sepatu dengan ukuran yang sesuai agar tidak mudah jatuh.
  • Duduk dan berdiri dengan tegak, serta tidur dengan bantal yang tidak terlalu tinggi.
  • Hindari kebiasaan merokok.
  • Tidur yang cukup dan hindari kafein agar tidur lebih berkualitas.