Jenis kelamin bayi sebenarnya sudah ditentukan sejak awal pembuahan melalui kromosom yang dibawa oleh sel sperma. Namun, jenis kelamin umumnya baru bisa diketahui dengan jelas melalui pemeriksaan USG saat kehamilan memasuki trimester kedua.

Mengetahui jenis kelamin bayi sering menjadi momen yang paling ditunggu calon orang tua. Secara medis, peluang untuk memiliki bayi laki-laki atau perempuan hampir sama, yaitu sekitar 50 persen.

Hal yang Menentukan Jenis Kelamin Bayi - Alodokter

Meski begitu, jenis kelamin bayi baru bisa dipastikan melalui pemeriksaan medis, seperti USG atau tes DNA janin non-invasif (NIPT) yang dilakukan melalui tes darah sejak usia kehamilan sekitar 10 minggu.

Mengenal Kromosom Penentu Jenis Kelamin

Jenis kelamin bayi ditentukan oleh kromosom dari sperma yang bertemu dengan kromosom dari sel telur. Selain jenis kelamin, kromosom juga menentukan ciri-ciri fisik manusia, seperti warna mata, rambut, hingga tinggi badan.

Kombinasi kromosom X dan kromosom Y membentuk jenis kelamin laki-laki, sedangkan kombinasi dua kromosom X membentuk jenis kelamin wanita. Tiap sel sperma akan mengandung antara satu kromosom X atau satu kromosom Y. Sementara tiap sel telur wanita mengandung satu kromosom X. 

Saat pembuahan, jutaan sperma berusaha mencapai sel telur, tetapi hanya satu yang berhasil membuahi. Sperma inilah, dengan kromosom X atau Y, yang akan menentukan jenis kelamin bayi.

Bayi laki-laki atau perempuan ditentukan oleh sperma manakah (X atau Y) yang lebih dulu mencapai sel telur. Jika sperma dengan kromosom Y berhasil terlebih dahulu mencapai sel telur, maka janin akan berkromosom XY, sehingga Anda akan mengandung bayi laki-laki. 

Namun, jika sperma dengan kromosom X lebih dulu bertemu sel telur, maka janin akan berkromosom XX dan menjadi bayi perempuan.

Mitos Seputar Penentu Jenis Kelamin Bayi

Banyak anjuran untuk melakukan hal tertentu jika Anda ingin memiliki anak laki-laki atau perempuan. Padahal, saran-saran tersebut belum tentu terbukti secara medis. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

Lebih banyak mengonsumsi makanan tertentu.

Wanita yang mengonsumsi makanan tinggi kalsium, magnesium, potasium atau vitamin tertentu dianggap lebih berpeluang untuk memiliki anak perempuan. Ada juga anggapan bahwa wanita yang banyak mengonsumsi makanan asin dan daging lebih berpeluang mengandung bayi laki-laki. Namun, asumsi-asumsi ini belum terbukti secara ilmiah.

Padahal, untuk tetap sehat dan supaya pembuahan terjadi dengan baik, wanita sebaiknya mengonsumsi aneka jenis makanan. Membatasi konsumsi makanan tertentu dan lebih banyak mengonsumsi makanan lain membuat Anda berisiko kekurangan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Melakukan hubungan seksual dengan posisi dan waktu tertentu.

Berhubungan seksual dengan posisi pria di atas, dianggap akan membuat Anda lebih berpeluang untuk memiliki anak perempuan. Sementara berhubungan seksual dengan posisi berdiri akan lebih memungkinkan Anda memiliki bayi laki-laki.

Ada juga yang menyarankan untuk berhubungan seksual saat paling mendekati masa subur atau ovulasi jika ingin memiliki bayi laki-laki. Di waktu tersebut, vagina dan cairan pada leher rahim berada pada kondisi basa atau alkali, sehingga lebih memungkinkan sperma berkromosom Y bertahan. Jika ingin bayi perempuan, dianjurkan untuk melakukan hubungan seksual lebih jauh dari masa ovulasi.

Faktanya, secara ilmiah, posisi hubungan seksual tertentu tidak berpengaruh terhadap jenis kelamin bayi yang akan dikandung. Begitu juga dengan pemilihan waktu sekitar masa subur atau ovulasi untuk melakukan hubungan seks. Justru jika salah menghitung masa subur akan membuat peluang pasangan untuk memiliki bayi menjadi lebih kecil.

Bila Anda ingin mengetahui informasi lebih lanjut terkait jenis kelamin bayi beserta fakta dan mitos terkait hal tersebut, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter, ya. Konsultasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta cepat dan praktis melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER.