Bayi jarang pipis tapi berkeringat sering kali membuat orang tua khawatir, terutama jika Si Kecil tampak sehat, tetapi intensitas ganti popok menjadi lebih jarang daripada biasanya. Kondisi ini memang perlu mendapat perhatian, karena frekuensi buang air kecil pada bayi merupakan salah satu tanda kecukupan cairan dan juga berkaitan dengan kesehatan ginjal serta metabolisme tubuhnya.
Pada umumnya, bayi baru lahir membutuhkan penggantian popok sekitar 6–8 kali sehari setelah melewati minggu pertama kelahiran. Jika bayi jarang pipis tapi berkeringat, penting bagi orang tua untuk mengetahui apakah ini merupakan tanda dehidrasi atau ada penyebab lain yang harus diwaspadai.
Selain itu, perlu dipahami juga bahwa jumlah keringat yang keluar pada bayi tidak selalu berkaitan dengan jumlah urine yang dikeluarkan, karena kedua proses ini diatur oleh mekanisme tubuh yang berbeda.
Penyebab Bayi Jarang Pipis Tapi Berkeringat
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bayi jarang pipis tapi berkeringat. Berikut penjelasannya:
1. Kekurangan cairan
Bayi jarang pipis tapi berkeringat bisa menjadi tanda kurang cairan lho, Bunda. Kondisi ini biasanya terjadi ketika bayi tidak cukup mendapat ASI atau susu formula sehingga tubuhnya menghemat cairan dan urine yang keluar lebih sedikit.
Dehidrasi pada bayi dapat ditandai dengan bibir kering, mata dan ubun-ubun cekung, kulit kering, serta bayi tampak lemas. Segera penuhi kebutuhan cairannya agar tidak menimbulkan gangguan serius pada kesehatan.
2. Suhu ruangan terlalu panas
Paparan suhu ruangan yang tinggi dapat menyebabkan bayi lebih banyak berkeringat. Walaupun banyak berkeringat, frekuensi pipis biasanya tidak akan berkurang jika asupan cairan tetap cukup.
Namun, jika bayi terus-menerus berada di ruangan panas tanpa asupan cairan yang mencukupi, lama kelamaan risiko dehidrasi akan meningkat dan jumlah pipis pun bisa ikut menurun.
3. Gangguan pola menyusui
Jika jadwal menyusui bayi tidak teratur atau bayi sering melewatkan waktu menyusu karena sedang tidur, kebutuhan cairan tubuhnya tidak tercukupi. Hal ini dapat menyebabkan produksi urine menurun dan bayi menjadi jarang pipis.
Gangguan pola menyusui juga dapat terjadi jika bayi mengalami kesulitan menyusu, seperti pelekatan yang tidak baik atau mengidap kondisi medis tertentu.
4. Kondisi medis tertentu
Beberapa penyakit, seperti gangguan ginjal, infeksi saluran kemih, atau masalah metabolisme, dapat menyebabkan bayi jarang pipis. Penyakit ini biasanya disertai gejala lain, seperti demam, bayi rewel, berat badan tidak naik, atau popok benar-benar kering dalam waktu yang lama. Kondisi medis ini perlu diwaspadai dan segera diperiksakan ke dokter.
5. Efek konsumsi obat-obatan tertentu
Obat-obatan tertentu yang dikonsumsi ibu menyusui atau diberikan langsung pada bayi dapat memengaruhi produksi urine. Efek samping obat bisa membuat bayi buang air kecil lebih sedikit dari biasanya. Oleh karena itu, selalu konsultasikan ke dokter jika bayi sedang mengonsumsi obat dan mengalami perubahan pada frekuensi pipis ya, Bun.
Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua Jika Bayi Jarang Pipis Tapi Berkeringat?
Jika Bunda menemukan bayi jarang pipis tapi berkeringat, jangan khawatir berlebihan dahulu. Beberapa langkah berikut ini perlu Bunda lakukan, yaitu:
Pantau frekuensi ganti popok
Catat berapa kali bayi buang air kecil per hari. Bayi sehat umumnya mengganti popok 6–8 kali sehari setelah minggu pertama kelahirannya.
Pastikan kecukupan asupan cairan
Susui bayi sesering mungkin sesuai dengan keinginan buah hati. Jika menggunakan susu formula, ikuti takaran sesuai anjuran dan kebutuhan usianya ya, Bunda.
Cek tanda-tanda dehidrasi
Periksa apakah bayi tampak haus, bibir kering, berat badan turun, menangis tanpa air mata, atau ubun-ubun cekung. Ini semua merupakan tanda-tanda dehidrasi yang perlu diperiksa oleh dokter.
Atur suhu ruangan
Pastikan lingkungan atau suhu ruangan tetap sejuk dan tidak terlalu panas agar bayi tidak kehilangan cairan berlebihan lewat keringat.
Berkonsultasi ke dokter
Segera hubungi dokter jika bayi tidak buang air kecil lebih dari 6–8 jam, popok tetap kering sepanjang hari, tampak lemas, atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi berat dan sangat membutuhkan pertolongan medis.
Penting untuk diingat, bayi yang jarang pipis tapi berkeringat belum tentu mengalami masalah serius. Namun, pemantauan dan perhatian sejak dini sangat penting untuk mencegah komplikasi, terutama dehidrasi.
Selalu pastikan bayi mendapatkan asupan cairan cukup sesuai kebutuhannya dan jangan ragu bertanya pada dokter jika merasa khawatir dengan kondisinya ya, Bunda.
Jika bayi tiba-tiba sangat jarang pipis, tampak haus, atau muncul tanda-tanda dehidrasi, segera konsultasikan ke dokter. Anda dapat menggunakan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan jawaban cepat mengenai kondisi bayi, atau buat janji kunjungan ke dokter jika diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. Deteksi dan penanganan dini sangat penting untuk menjaga kesehatan bayi tetap optimal.
