Rasa legitnya buah membuat banyak orang mempertanyakan, benarkah rambutan bikin batuk? Tidak jarang, orang jadi enggan makan rambutan karena khawatir batuk, padahal buah ini kaya akan manfaat, terutama dalam meningkatkan energi dan daya tahan tubuh. 

Rambutan merupakan buah tropis yang identik dengan kulit berambut. Daging buah yang kenyal dengan rasa manis segar membuat buah ini populer kala musimnya tiba. Rasanya yang segar dan manis, membuat penggemar buah rambutan pun tidak sedikit. Belum lagi nutrisi di dalam rambutan juga beragam, mulai dari serat, vitamin, mineral, hingga antioksidan.

Benarkah Rambutan Bikin Batuk? Ini Faktanya - Alodokter

Namun, di balik rasa manis yang menggigit, rambutan sering dianggap biang kerok batuk-batuk. Lantas, benarkah rambutan bikin batuk? Atau sekadar mitos belaka? 

Fakta dari Dugaan Rambutan Bikin Batuk 

“Jangan banyak-banyak makan rambutan deh, bikin batuk!” 

Anda mungkin tidak asing dengan nasihat ini, terlebih dari orang tua ke anaknya. Belum lagi, beberapa orang juga mengeluhkan batuk setelah makan rambutan, sehingga makin menguatkan anggapan bahwa buah ini memang menyebabkan batuk. 

Benarkah buah rambutan bikin batuk? Faktanya, sejauh ini belum ada studi yang menunjukkan bahwa kandungan dalam buah rambutan bisa memicu batuk. Jadi, anggapan bahwa buah rambutan bikin batuk hanyalah mitos ya. 

Keluhan batuk yang dialami sebagian orang mungkin karena kandungan gula tambahan pada rambutan, bisa dari rambutan kalengan ataupun olahan rambutan seperti asinan. Nah, gula tambahan inilah yang diduga menyebabkan radang pada tenggorokan dan memicu batuk. 

Namun, batuk setelah makan rambutan bisa berbeda-beda, tergantung kondisi setiap orang. Pada orang yang sehat, konsumsi rambutan mungkin tidak menimbulkan keluhan sama sekali. Sementara pada orang yang sedang batuk, gula tambahan pada olahan rambutan dapat menempel di tenggorokan dan memperburuk batuk. 

Walau tidak terbukti dapat menyebabkan batuk, buah rambutan terkadang bisa menimbulkan reaksi alergi pada sebagian orang. Ini bisa membuat tenggorokan kering dan gatal, sehingga kerap menyebabkan batuk. Namun, hal ini jarang terjadi. 

Secara umum, penyebab batuk yang lebih umum adalah karena infeksi, seperti flu dan ISPA, iritasi saluran napas, serta paparan polusi atau iritan berlebihan, bukan karena makan rambutan.

Tips Sehat Makan Rambutan 

Di balik mitos makan rambutan bikin batuk, buah yang tumbuh subur di Indonesia, Malaysia, hingga Thailand ini kaya akan nutrisi penting, seperti serat untuk melancarkan pencernaan, vitamin C yang dapat memperkuat daya tahan tubuh, serta asam folat untuk kesehatan ibu hamil dan janin dan mencegah anemia. 

Walaupun manis, kalori dalam buah rambutan tergolong rendah, yakni 75 kalori per 100 gramnya. Jadi, rambutan aman dikonsumsi bagi yang sedang berusaha menurunkan atau mengontrol berat badan.  

Manfaat yang melimpah ini tentunya sayang sekali untuk dilewatkan, kan? Jadi, setelah mengetahui kebenarannya, jangan ragu lagi untuk mengonsumsi buah rambutan ya. 

Agar lebih sehat dan aman, ada beberapa tips mengonsumsi buah rambutan nih, di antaranya:

  • Belilah buah rambutan segar, bukan rambutan kalengan
  • Hindari mengolah rambutan dengan menambahkan banyak gula atau pemanis  
  • Belilah buah rambutan yang masih berkulit untuk meminimalkan kontaminasi bakteri atau bahan kimia selama proses pengemasan
  • Cucilah daging buah rambutan sebelum dikonsumsi 

Meski kaya akan nutrisi dan manfaat, tetaplah bijak dalam mengonsumsi rambutan. Pasalnya, selain bisa memperburuk batuk, buah rambutan juga bisa menimbulkan gangguan pencernaan, seperti perut kembung, bergas, dan kram, pada orang yang sensitif. 

Selain itu, walau jarang terjadi, rambutan juga bisa memicu reaksi alergi bagi sebagian orang. Jadi, apabila Anda mengalami gatal-gatal pada mata dan kulit atau tenggorokan terasa bengkak, segera hentikan konsumsi rambutan dan konsultasikan langsung dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Perlu diingat pula, bagi penderita diabetes yang ingin makan buah berdaging putih ini, ada baiknya tanyakan dulu dengan dokter untuk mengetahui porsi rambutan yang aman sesuai dengan kondisi kesehatan Anda ya.