Cukup banyak nih orang tua memberikan susu kental manis untuk anak. Selain rasanya yang enak, susu ini juga memiliki harga yang relatif lebih murah dibandingkan jenis susu lainnya. Namun, bolehkah susu kental manis diberikan kepada anak?

Proses pembuatan susu kental manis (SKM) berbeda dari susu lainnya. Susu kental manis dibuat dengan menghilangkan sebagian besar air dari susu sapi melalui proses penguapan, sehingga susu mengental. Setelah itu, susu ini akan diberikan tambahan gula yang sangat banyak agar rasanya menjadi manis dan tahan lama.

Bolehkah Susu Kental Manis Diberikan kepada Anak? - Alodokter

Penggunaan susu kental manis kerap kali memicu pro dan kontra, apalagi bagi orang tua. Nggak sedikit orang tua yang mempertanyakan keamanan pemberian susu kental manis untuk anak.

Keamanan Susu Kental Manis untuk Anak

Susu kental manis biasanya mengandung gula 5 kali lipat lebih banyak daripada susu sapi biasa. Meski begitu, susu kental manis masih mengandung vitamin dan mineral dalam jumlah yang sangat kecil.

Dilihat dari nilai gizinya, susu kental manis tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak, khususnya anak berusia 1–3 tahun. Apalagi dengan tujuan mengganti ASI atau susu formula.

Bunda perlu tahu bahwa anak-anak yang belum genap berusia 2 tahun tidak dianjurkan mendapatkan tambahan gula sama sekali, lho, baik dari makanan atau minuman. Sementara itu, anak-anak berusia 2–18 tahun dianjurkan mengonsumsi tidak lebih dari 6 sendok teh gula per hari.

Dampak Konsumsi Susu Kental Manis Berlebihan pada Anak

Berikut ini adalah beberapa kerugian yang bisa dialami anak bila sering mengonsumsi susu kental manis:

Gigi berlubang

Segala yang dikonsumsi anak bisa memengaruhi kesehatan giginya. Terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula, seperti susu kental manis, dapat menyebabkan gigi berlubang dan sakit gigi, apalagi jika kebersihan gigi dan mulutnya juga kurang terjaga.

Obesitas

Minuman tinggi gula, termasuk SKM, dapat membuat anak lebih suka makanan-makanan manis. Hal ini dapat membuat Si Kecil mengonsumsi jauh lebih banyak kalori daripada yang sebenarnya ia butuhkan.

Ditambah lagi, makanan dan minuman tinggi gula sangat cepat diproses tubuh, sehingga membuat orang yang mengonsumsinya cepat lapar lagi. Akibatnya, Si Kecil akan lebih sering makan dengan pilihan makanan yang kebanyakan tinggi gula dan kalori. Pola makan seperti ini bisa dibilang “jalan tol” menuju obesitas, lho, Bun.

Resistensi insulin

Resistensi insulin adalah kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat lagi menggunakan gula darah dengan baik. Jika mengalami resistensi insulin, anak berisiko tinggi mengalami diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, perlemakan hati, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, dan gangguan siklus menstruasi pada perempuan.

Hal ini bisa dialami buah hati Bunda apabila ia terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman yang manis, termasuk SKM. Risiko terjadinya resistensi insulin juga akan meningkat jika anak sudah mengalami obesitas.

Kendati memiliki label susu, saat ini susu kental manis sudah tidak termasuk jenis susu. Bahkan berdasarkan BPOM, susu kental manis tidak boleh digunakan sebagai pengganti susu cair dan susu bubuk bagi anak-anak, melainkan hanya sebagai topping atau campuran makanan.

Jadi, mulai sekarang, jauhkan susu kental manis dari anak, apalagi bayi. Kalau selama ini Bunda menggunakan susu kental manis seperti susu biasa, segera ganti dengan susu sapi atau susu formula yang sesuai dengan usia Si Kecil. Akan lebih baik lagi jika Bunda mengutamakan pemberian ASI hingga usia 2 tahun.

Kalau Bunda memiliki kendala dalam memberikan ASI atau susu formula kepada Si Kecil, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar kebutuhan nutrisinya tercukupi dengan baik.