Saat hamil, rahim Bunda bagaikan taman bermain bagi Si Kecil. Ada beragam aktivitas bayi dalam kandungan yang bisa Bunda rasakan, mulai dari menggeliat, bergerak, hingga menendang. Aktivitas tersebut bisa menjadi tanda kalau bayi sedang mempelajari apa yang ia dengar dan rasakan, lho!
Aktivitas bayi dalam kandungan ada berkat pancainderanya. Hal ini menandakan bahwa otak bayi berkembang dengan baik. Meski rahim sangat tertutup, bayi masih bisa mendengar berbagai suara yang berasal dari luar rahim, melihat berkas cahaya, dan membedakan rasa makanan yang dikonsumsi ibunya.
Hal-Hal yang Dipelajari Bayi di dalam Kandungan
Berbagai penelitian menyebutkan bahwa bayi sebenarnya sudah menggunakan pancainderanya mulai dari trimester kedua. Semua keajaiban ini perlahan ia pelajari sebagai persiapan hidup saat ia dilahirkan nanti.
Beragam hal yang bayi pelajari di dalam kandungan antara lain:
1. Suara
Tidak tepat jika rahim dianggap sebagai tempat yang kedap suara. Soalnya dari dalam sana, bayi bisa mendengar berbagai suara lho, mulai dari suara organ tubuh ibunya hingga suara-suara di sekitar ibunya, seperti suara musik atau percakapan. Suara-suara ini akan terdengar sebagai gumaman yang redup.
Di antara semua suara yang dikenal Si Kecil, suara Bundalah yang akan paling diingatnya. Sesaat setelah dilahirkan, bayi juga sudah bisa membedakan mana suara ibunya dan mana suara orang asing.
2. Bahasa dan intonasi
Tak hanya mendengar suara, bayi juga sudah bisa mempelajari bahasa dan intonasi dalam percakapan sejak dalam kandungan. Bahasa yang pertama ia pelajari tentunya adalah bahasa yang diucapkan ibu.
Bayi mempelajari ini bukan hanya saat mendengar ibunya mengajak bicara, tapi juga dari suara orang-orang yang berkomunikasi dengan sang ibu. Meski belum mengerti arti dari tiap kata yang didengarnya, bayi dapat membedakan makna pembicaraan melalui irama dan nada bicara.
3. Cahaya
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa bayi sudah dapat mengenali keberadaan cahaya di sekitarnya saat trimester ketiga, terutama bulan ke-7 kehamilan. Beberapa dokter mengatakan bahwa bila perut ibu disinari dengan cahaya senter yang kuat, bayi akan bergerak sebagai respons terhadap berkas lembut dari kilau cahaya tersebut.
Sebuah penelitian melalui pemeriksaan USG juga mengungkapkan bahwa mata bayi akan semakin sering membuka dan menutup ketika mendekati waktu persalinan, seolah sedang berlatih untuk berkedip dan melihat dunia luar.
4. Rasa
Apa yang dimakan oleh ibu, rasanya akan ikut terbawa ke air ketuban, lho. Terdapat beberapa bukti ilmiah yang mengemukakan bahwa bayi mulai dapat mencicipi rasa asam, manis, dan pahit, sejak usia kehamilan 14 minggu.
Menariknya lagi, rasa yang terbiasa ia cicipi dalam kandungan akan memengaruhi selera makannya setelah ia lahir nanti. Itulah mengapa ibu hamil dianjurkan mengonsumsi makanan dan minuman dengan rasa yang bervariasi guna mempertajam indra perasa bayi nantinya.
Nah, itulah hal-hal yang dipelajari bayi dengan pancainderanya selama di dalam kandungan. Selain itu, selama di dalam kandungan, Si Kecil juga sudah membentuk pola tidurnya lho, Bun. Pola tidur inilah yang kira-kira akan menjadi pola tidurnya saat baru lahir. Beberapa peneliti juga meyakini bayi sudah bisa bermimpi sebelum ia lahir.
Membantu Bayi Belajar sejak dalam Kandungan
Sejauh ini, komunikasi dan musik yang didengarkan bayi dalam kandungan dianggap bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan dan tumbuh kembangnya kelak. Sayangnya, hal tersebut belum cukup dibuktikan oleh penelitian.
Meski begitu, memperdengarkan musik atau mengajak bicara bayi dalam kandungan diketahui dapat membantu bayi mengenal ibunya lebih dekat. Kegiatan ini juga akan membuat Bunda merasa relaks dan tidak stres, sehingga bisa lebih siap menghadapi persalinan.
Selain itu, ada juga beberapa kegiatan yang bisa Bunda lakukan selama hamil yang dianggap dapat membantu bayi belajar selama dalam kandungan, di antaranya membacakannya cerita dan melakukan olahraga yoga.
Pokoknya, apa pun yang Bunda pilih untuk membantu bayi belajar dalam kandungan, lakukan dengan hati-hati, apalagi jika melibatkan kegiatan fisik. Bila perlu, konsultasikan terlebih dahulu ke dokter guna memastikan bahwa hal tersebut aman untuk dilakukan.