Dokter Bedah

Apa spesialisasi yang dimiliki dokter bedah umum?

Dalam praktiknya, dokter spesialis bedah melakukan diagnosis sesuai keahlian dan ilmu yang dimiliki untuk menentukan rencana penanganan termasuk perlu atau tidaknya prosedur bedah dilakukan.

Dalam menangani pasien, dokter bedah umum bertugas merawat pasien pada saat sebelum, selama, dan setelah prosedur pembedahan. Saat prosedur bedah dilakukan, dokter bedah bekerja sama dengan dokter anestesi dan perawat di ruang operasi dalam menangani pasien.

Penyakit apa saja yang ditangani oleh dokter bedah umum?

Dokter spesialis bedah menangani penyakit dengan cakupan yang cukup luas. Beberapa penyakit yang ditangani dokter bedah umum di antaranya:

  • Usus buntu.
  • Peritonitis.
  • Abses hati.
  • Tumor jinak, seperti lipoma, fibroma, dan adenoma.
  • Tumor atau kanker pada organ tertentu, seperti kanker payudara, kanker usus, dan kanker lambung.
  • Hernia.
  • Cedera/luka seperti luka tusuk dan bakar.
  • Kelainan kongenital (cacat bawaan lahir).
  • Kelainan empedu, seperti adanya batu empedu, infeksi dan radang empedu.
  • Patah tulang dan diskolasi (pergeseran) tulang.

Berapa biaya konsultasi dokter bedah?

Biaya konsultasi dokter bedah umum bervariasi, tergantung pada biaya yang ditetapkan rumah sakit tempat dokter praktik. Rata-rata biaya konsultasi dokter bedah di Indonesia berkisar antara Rp. 150.000,- - Rp. 450.000,- untuk dokter yang praktik di Indonesia. Sedangkan untuk dokter bedah yang praktik di Singapura, biaya konsultasi yang harus dibayarkan mulai dari Rp. 1.600.000,-. Sebaiknya siapkan biaya lebih untuk keperluan tambahan.

Kapan saya perlu memeriksakan diri ke dokter spesialis bedah umum?

Dokter bedah seringkali menerima rujukan dari dokter umum atau dokter spesialis lain. Kemudian dokter bedah akan melakukan diagnosis sesuai keahlian dan ilmu yang dimiliki untuk menentukan perlu atau tidaknya prosedur bedah dilakukan.

Namun Anda juga bisa berkonsultasi langsung ke dokter bedah, terutama jika:

  • Merasakan keluhan pada organ pencernaan seperti nyeri, adanya benjolan yang terlihat pada perut, BAB berdarah.
  • Jatuh dari ketinggian.
  • Mengalami cedera atau luka termasuk luka tusuk, luka infeksi, dan luka bakar.
  • Menelan benda asing/sesuatu yang berbahaya.
  • Memiliki benjolan pada bagian tubuh.

Dalam kasus darurat yang menyangkut keselamatan, pembedahan mungkin harus dilakukan sesegera mungkin.

Tindakan apa saja yang dilakukan oleh dokter bedah umum?

Beberapa tindakan yang dilakukan dokter spesialis bedah antara lain:

  • Memberikan konsultasi, informasi, dan edukasi pada pasien maupun keluarganya terkait penyakit yang diderita.
  • Melakukan diagnosis penyakit berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang tersebut antara lain laparoskopi, endoskopi, pemeriksaan radiologis termasuk USG, Rontgen, CT-scan, MRI, PET-scan, dan pemeriksaan laboratorium.
  • Biopsi (pengambilan sampel jaringan) misalnya pada benjolan atau tumor pada bagian tubuh tertentu seperti tulang, kulit, usus, atau kelenjar getah bening.
  • Melakukan terapi dalam bentuk bedah invasif (operasi terbuka) maupun invasif minimal (sayatan kecil atau bahkan tanpa sayatan) beserta penanggulangan komplikasinya. Tindakan bedah dapat bersifat elektif (terjadwal lebih dini), atau emergensi (harus dilakukan sesegera mungkin).
  • Pembedahan pada usus buntu, hernia, mastektomi (pengangkatan payudara), kolektomi (pengangkatan usus besar), pengangkatan kandung empedu, dan amputasi.
  • Bedah emergensi seperti pada kasus perforasi usus buntu, peritonitis, abses hati, pecahnya varises esofagus, sumbatan usus, komplikasi tukak lambung (perdarahan atau bocor lambung), hernia inkarserata, dan pneumothorax.
  • Pembuatan akses untuk prosedur cuci darah melalui pembuluh darah atau rongga perut.
  • Manajemen dan perawatan luka termasuk luka bakar, luka infeksi, dan luka pasca operasi.
  • Melakukan perawatan pasien sebelum, selama, dan setelah prosedur bedah, termasuk merencanakan terapi rehabilitasi kasus bedah.

Apa yang harus disiapkan sebelum bertemu dengan dokter bedah?

Agar dokter bedah dapat memutuskan perlu tidaknya dilakukan operasi atau tindakan lainnya, Anda akan diminta menjalani serangkaian pemeriksaan medis, terutama jika memiliki:

  • Kebiasaan merokok berat atau memiliki tekanan darah tinggi.
  • Masalah pembekuan darah.
  • Diabetes atau memiliki gula darah tinggi sebelum operasi.
  • Apnea tidur obstruktif di mana mungkin terjadi henti napas atau tersedak saat tidur.
  • Alergi obat, termasuk alergi obat bius.
  • Kelainan jantung, hati, dan ginjal.

Pemeriksaan yang diperlukan antara lain:

  • Pemeriksaan fisik lengkap.
  • Tes laboratorium, termasuk hitung darah lengkap dan gula darah.
  • EKG (elektrokardiogram) untuk menilai kerja listrik jantung.
  • Endoskopi.

Anda juga perlu menanyakan hal-hal berikut kepada dokter bedah seputar prosedur operasi yang akan dijalani:

  • Bagaimana bedah dilakukan?
  • Tipe sayatan apa yang dibutuhkan? Apakah operasi terbuka, nonivasif atau invasif minimal (hanya membutuhkan sayatan kecil), atau tipe laparoskopi?
  • Apakah harus menjalani puasa sebelum operasi dilakukan?
  • Apakah operasi ini berisiko?
  • Berapa lama proses penyembuhan yang diperlukan?
  • Bagaimana merawat luka pascaoperasi?

Jika Anda memiliki asuransi baik itu swasta maupun milik pemerintah, siapkan berkas yang diperlukan agar biaya dapat menjadi tanggungan pihak asuransi, sesuai dengan jenis perlindungan yang Anda miliki.