Pemasangan Kateter Urin di Rumah
Berapa Biaya Pemasangan Kateter Urine di Rumah?
Biaya pemasangan kateter urine di rumah dapat bervariasi, tergantung pada layanan kesehatan yang menyediakannya. Namun, Anda dianjurkan untuk mempersiapkan dana lebih sekitar 20-30% dari biaya yang diperkirakan, untuk kebutuhan tambahan yang tidak terduga.
Apa itu Pemasangan Kateter Urine di Rumah?
Pemasangan kateter urine di rumah adalah prosedur yang dilakukan oleh dokter atau perawat pada pasien yang memerlukan tindakan ini tetapi sulit pergi ke rumah sakit.
Apa Tujuan Pemasangan Kateter Urine di Rumah?
Pemasangan kateter urine di rumah bertujuan untuk membantu pasien yang sulit buang air kecil atau tidak dapat mengontrol buang air kecil akibat penyakit atau kondisi medis tertentu.
Kondisi Apa Saja yang Membuat Pasien Harus Menjalani Pemasangan Kateter Urine di Rumah?
Pemasangan kateter urine di rumah umumnya dilakukan pada pasien yang tidak dapat bergerak dalam waktu yang lama, seperti pasien yang lumpuh, menderita stroke, atau baru menjalani operasi panggul maupun tulang belakang. Pemasangan kateter urine di rumah juga dapat dilakukan pada penderita kanker atau inkontinensia urine.
Apa yang Harus Dipersiapkan Sebelum Pemasangan Kateter Urine di Rumah?
Tidak ada persiapan khusus yang harus dilakukan sebelum menjalani pemasangan kateter urine di rumah. Meski demikian, pasien perlu memberi tahu dokter atau perawat terkait riwayat kesehatan yang dialami. Pasien juga bisa menanyakan hal-hal mengenai pemasangan kateter urine, termasuk manfaat dan risikonya.
Bagaimana Prosedur Pemasangan Kateter Urine di Rumah?
Prosedur pemasangan kateter urine di rumah tergantung pada jenis kateter yang digunakan, bisa berupa indwelling catheter atau condom catheter.
Pada indwelling catheter atau kateter Foley, kateter akan dimasukkan melalui lubang saluran kemih (uretra) hingga ke kandung kemih. Sebelum dimasukkan, kateter akan dilumuri dengan gel terlebih dahulu agar lebih mudah masuk ke saluran kemih.
Setelah kateter terpasang, air akan disuntikkan untuk menggembungkan balon kecil agar kateter tidak bergeser atau keluar dari tubuh. Selanjutnya, ujung luar kateter akan disambungkan ke kantung penampung urine.
Sementara pada condom catheter, kateter akan dipasang di bagian luar penis, seperti kondom. Pada prosedur jenis ini, kateter tidak perlu dimasukkan ke dalam kandung kemih, tetapi urine akan tetap mengalir ke kantung penampungan urine.
Apa yang Perlu Diketahui Setelah Pemasangan Kateter Urine di Rumah?
Setelah pemasangan kateter urine di rumah, pasien akan diajari tata cara merawat kateter urine secara mandiri. Beberapa caranya adalah:
- Mengosongkan kantung penampung urine setiap 8 jam sekali
- Membersihkan area kulit yang dimasukkan kateter dengan air dan sabun yang lembut setiap hari
- Tidak memosisikan kantung penampung urine lebih tinggi daripada selang kateternya
- Dokter atau perawat juga akan menganjurkan pasien untuk minum air putih yang cukup, serta mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur-sayuran atau buah-buahan, untuk mencegah sembelit.
Perlukah ke Rumah Sakit Setelah Pemasangan Kateter Urine di Rumah?
Pasien perlu memeriksakan diri ke rumah sakit jika terdapat darah di sekitar tabung kateter atau di dalam kantung penampung urine, atau terjadi kebocoran urine di area selang kateter.
Pasien juga perlu ke rumah sakit jika mengalami nyeri parah di perut bagian bawah atau area kelamin, demam, pembengkakan di saluran kemih, urine sangat sedikit atau tidak ada sama sekali, serta urine sangat bau, kental, atau keruh.
Apa Saja Efek Samping dari Pemasangan Kateter Urine di Rumah?
Pemasangan kateter urine di rumah aman untuk dilakukan. Namun, prosedur ini dapat menimbulkan beberapa efek samping, seperti:
- Rasa nyeri dan tidak nyaman di area kelamin
- Infeksi saluran kemih, akibat bakteri yang masuk ke kandung kemih
- Darah di tabung kateter
- Kebocoran kateter
- Cedera pada saluran kemih atau kandung kemih
- Batu kandung kemih