Rapid test COVID-19 dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang pernah atau sedang terinfeksi virus Corona atau tidak. Bila hasilnya negatif, ada kemungkinan Anda tidak tertular virus ini. Lantas, bagaimana bila hasil pemeriksaan rapid test COVID-19 positif?
Bila Anda memerlukan pemeriksaan COVID-19, klik tautan di bawah ini agar Anda dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat:
- Rapid Test Antibodi
- Swab Antigen (Rapid Test Antigen)
- PCR
Rapid test atau tes serologis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil sampel darah dari ujung jari. Setelah itu, sampel darah akan diteteskan ke alat rapid test untuk mengetahui apakah darah mengandung antibodi yang menandakan orang tersebut sedang atau pernah mengalami infeksi suatu virus atau tidak.
Beberapa penyakit yang membutuhkan pemeriksaan jenis ini adalah penyakit demam berdarah, virus Zika, hepatitis B, chikungunya, dan COVID-19.
Ini Penjelasan Rapid Test COVID-19 Positif
Rapid test tidak bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan virus Corona atau SARS-CoV-2 di tubuh Anda. Oleh karena itu, pemeriksaan ini tidak bisa menjadi patokan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19.
Rapid test COVID-19 dilakukan untuk mendeteksi apakah di dalam darah terdapat antibodi IgM dan IgG yang bertugas melawan virus Corona atau tidak. Kedua antibodi ini diproduksi secara alami oleh tubuh ketika seseorang telah terpapar virus Corona.
Melalui pemeriksaan tersebut akan terdapat dua kemungkinan hasil, yakni positif (reaktif) dan negatif (non-reaktif). Jika hasil rapid test Anda positif atau reaktif, ada 4 kemungkinan yang sedang terjadi:
- Anda sedang mengalami infeksi SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dan daya tahan tubuh Anda sedang melawannya.
- Anda sudah lama terinfeksi SARS-CoV-2 dan daya tahan tubuh masih berjuang melawannya.
- Anda pernah terinfeksi SARS-CoV-2, namun daya tahan tubuh telah berhasil melawannya.
- Anda terinfeksi virus lain yang berada dalam keluarga virus Corona, misalnya HKU1 coronavirus yang umum menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas.
Akan tetapi, ini semua hanya kemungkinan dan tidak dapat dijadikan dasar diagnosis. Untuk pemeriksaan yang lebih akurat, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan menggunakan metode swab dan tes PCR.
Untuk menemukan tempat melakukan Rapid Test atau PCR di sekitar rumah Anda, klik di sini.
Bagaimana Selanjutnya bila Hasil Rapid Test Positif?
Bila rapid test Anda menunjukkan hasil positif, penanganan selanjutnya tergantung pada ada atau tidaknya gejala. Berikut adalah rinciannya:
Hasil rapid test positif dan tidak bergejala
Bila hasil rapid test positif namun tidak bergejala atau hanya bergejala ringan, Anda akan disarankan untuk melakukan isolasi mandiri. Jika pernah ada riwayat kontak erat dengan pasien positif COVID-19, Anda dinyatakan sebagai orang tanpa gejala (OTG). Selanjutnya, akan dilakukan pemeriksaan PCR sebanyak dua kali selama 2 hari berturut-turut untuk konfirmasi.
Sementara bila tidak memiliki kontak dengan kasus COVID-19, Anda tetap dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri. Namun, Anda tidak memerlukan pemeriksaan PCR.
Selama di rumah, Anda tetap harus menerapkan physical distancing dan tidak melakukan kontak dengan anggota keluarga lainnya yang sehat, apalagi jika Anda memang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif COVID-19.
Jika selama isolasi mandiri muncul gejala gangguan sistem pernapasan yang mengarah ke COVID-19, hubungi layanan kesehatan terdekat atau hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan arahan lebih lanjut.
Hasil rapid test positif dan bergejala
Jika hasil rapid test positif dan pasien mengalami keluhan seperti demam ≥ 380 C, batuk, atau sesak napas, Anda akan dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19. Di sana, Anda akan melakukan tes PCR dan akan ditangani sesuai hasilnya. Berikut adalah kemungkinan yang bisa terjadi:
1. Tes PCR positif
Bila hasil tes PCR positif barulah diagnosis COVID-19 bisa ditegakkan. Pasien yang memiliki gejala ringan dan tidak memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes atau hipertensi, mungkin boleh melakukan isolasi dan pengobatan mandiri di rumah. Namun, hal ini harus berdasarkan keputusan dokter.
Sementara itu, pasien yang memiliki penyakit penyerta dan bergejala berat akan dirawat rumah sakit, tepatnya di ruangan isolasi khusus pasien COVID-19, dan mendapatkan perawatan yang intensif untuk meredakan gejala dan meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Tes PCR negatif
Bila hasil tes PCR menyatakan pasien negatif dari SARS-CoV-2 atau virus penyebab COVID-19, pasien tetap akan diperlakukan sebagai pasien dengan gangguan pernapasan. Bila gejala yang dialami cukup berat dan dokter menilai pasien perlu menjalani rawat inap, pasien akan dirawat di rumah sakit, namun terpisah dari pasien COVID-19.
Pemeriksaan rapid test tidak bisa memastikan ada tidaknya infeksi virus Corona dalam tubuh Anda. Jadi, terlepas dari hasil rapid test-nya, setiap orang tetap harus melakukan tindakan pencegahan untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar dari virus ini.
Bila Anda sewaktu-waktu Anda mengalami gejala virus Corona, seperti batuk, demam, suara serak, dan sesak napas yang memburuk, segera hubungi fasilitas layanan kesehatan atau hotline COVID-19 untuk mendapatkan arahan lebih lanjut.
Jangan ragu untuk chat langsung dengan dokter di aplikasi ALODOKTER bila Anda masih memiliki pertanyaan terkait COVID-19, baik mengenai gejala, langkah pencegahan, maupun pemeriksaannya. Anda juga bisa membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi ini.