Diare BAB bayi berlendir dan ada bercak darah bisa terjadi karena infeksi, iritasi, atau alergi pada saluran cerna. Selain menimbulkan ketidaknyamanan, kondisi ini juga bisa menjadi tanda bahaya jika disertai dehidrasi atau demam. Jadi, penting untuk mengenali penyebabnya dan kapan harus waspada. 

Saat bayi mengalami diare BAB berlendir dan ada bercak darah, orang tua perlu lebih waspada. Feses yang berlendir dan ada bercak darah bisa menandakan adanya gangguan di saluran cerna Si Kecil. Jadi, kondisi ini harus dipantau dengan cermat agar tidak menimbulkan komplikasi seperti dehidrasi.

Diare BAB Bayi Berlendir dan Ada Bercak Darah, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Penyebab Diare BAB Bayi Berlendir dan Ada Bercak Darah

Diare BAB bayi berlendir dan ada bercak darah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Berikut penjelasannya:

1. Infeksi bakteri atau virus

Infeksi saluran cerna adalah penyebab paling umum diare BAB bayi berlendir dan ada bercak darah. Bakteri seperti Shigella, Salmonella, atau E. coli, serta virus seperti rotavirus, dapat masuk ke tubuh bayi melalui makanan, minuman, atau tangan yang terkontaminasi. 

Bakteri dan virus tersebut menyebabkan iritasi dan peradangan pada usus, sehingga selaput lendir di usus memproduksi lebih banyak lendir. Luka kecil akibat peradangan juga dapat membuat pembuluh darah pecah, sehingga muncul bercak darah di feses bayi. 

Infeksi ini sering ditandai dengan diare berulang, feses berbau menyengat, perut kembung, dan kadang disertai demam atau muntah.

2. Infeksi parasit

Parasit seperti Giardia dan Entamoeba juga bisa menyebabkan diare BAB bayi berlendir dan ada bercak darah. Parasit ini biasanya menyebar melalui air minum atau makanan yang terkontaminasi. Saat masuk ke saluran cerna, parasit dapat merusak dinding usus, sehingga feses menjadi encer, berlendir, dan terkadang berdarah. 

Gejala infeksi parasit bisa berlangsung lebih lama dibanding infeksi bakteri atau virus, dan sering disertai sakit perut, mual, serta berat badan bayi yang sulit naik.

3. Alergi atau intoleransi makanan

Bayi yang alergi terhadap protein susu sapi, kedelai, atau makanan tertentu dapat mengalami peradangan pada usus. Reaksi alergi ini membuat usus memproduksi lendir berlebih, dan terkadang terjadi iritasi yang menyebabkan keluar darah di tinja. 

Selain itu, intoleransi makanan, misalnya laktosa, juga bisa menyebabkan diare berlendir, kembung, dan ruam di kulit. Pada umumnya, gejala alergi akan membaik jika pemicunya dihentikan sesuai anjuran dokter.

4. Luka akibat sembelit

Walaupun diare identik dengan tinja encer, pada beberapa kasus, bayi bisa mengalami sembelit terlebih dahulu atau buang air besar dengan feses yang keras. Gesekan dari feses keras ini bisa menyebabkan luka kecil (fisura ani) di sekitar anus bayi. 

Luka ini akan membuat BAB bayi tampak berdarah segar, biasanya berwarna merah terang, terutama pada permukaan feses atau di tisu saat membersihkan anus. Kondisi ini biasanya tidak berbahaya, tetapi penting untuk memastikan luka tidak bertambah parah dan tidak ada infeksi lanjutan.

5. Penyakit pencernaan tertentu

Beberapa penyakit radang usus, seperti kolitis atau penyakit radang usus (IBD), dapat menyebabkan diare BAB bayi berlendir dan ada bercak darah. Penyakit ini terjadi karena adanya peradangan kronis pada usus yang membuat dinding usus mudah luka, sehingga darah dan lendir keluar bersama tinja. 

Gejalanya bisa juga meliputi berat badan tidak naik, perut buncit, dan anak tampak lemas. Jika mencurigai kondisi ini, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosis.

Pertolongan Pertama untuk Diare BAB Bayi Berlendir dan Ada Bercak Darah

Ketika Si Kecil mengalami diare BAB bayi berlendir dan ada bercak darah, Bunda sebaiknya jangan panik dulu. Pastikan bayi tetap mendapat asupan cairan, seperti ASI, susu formula, atau oralit sesuai anjuran dokter. Selain itu, terapkan juga beberapa langkah berikut ini:

  • Perhatikan tanda-tanda dehidrasi, seperti bayi tampak lemas, bibir kering, atau jarang buang air kecil.
  • Jaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah mengganti popok bayi.
  • Bersihkan area anus bayi dengan air hangat secara lembut.
  • Hindari memberi obat diare tanpa resep atau anjuran dokter.
  • Catat jumlah, warna, dan penampakan BAB bayi setiap kali buang air besar.

Namun, Bunda perlu segera membawa Si Kecil ke dokter jika diare BAB bayi berlendir dan ada bercak darah terjadi seperti berikut:

  • Dialami oleh bayi berusia di bawah 3 bulan
  • Kondisi tidak membaik dalam 24 jam atau justru semakin parah
  • Disertai demam tinggi, muntah berulang, bayi menolak makan/minum, atau tampak sangat lemas
  • Terlihat tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering, mata cekung, dan jarang pipis
  • Jumlah darah pada feses banyak atau terjadi berulang

Untuk mencegah terjadinya diare BAB bayi berlendir dan ada bercak darah, penting menjaga kebersihan tangan, alat makan, serta mainan bayi, dan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan. Hal ini bisa mengurangi risiko terjadinya infeksi yang menyebabkan kondisi tersebut. 

Diare BAB bayi berlendir dan ada bercak darah memang membuat cemas. Namun, orang tua tetap bisa mengambil langkah awal di rumah untuk mencegah dehidrasi dan infeksi lebih lanjut. 

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter melalui fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER jika gejalanya ringan, atau segera ke rumah sakit bila kondisi bayi memburuk. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting agar diare BAB bayi berlendir dan ada bercak darah tidak menimbulkan komplikasi yang membahayakan kesehatan si Kecil.