Farsiretic adalah obat untuk mengatasi penumpukan cairan di dalam tubuh (edema) akibat penyakit jantung, penyakit hati, atau penyakit ginjal. Selain itu, Farsiretic juga bisa digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi).

Kandungan furosemide di dalam Farsiretic termasuk dalam obat golongan diuretik. Obat ini bekerja dengan membantu ginjal membuang lebih banyak cairan dan garam melalui urine. Dengan demikian, tekanan darah akan menurun dan penumpukan cairan akibat edema pun bisa dikurangi.

Farsiretic

Farsiretic tidak bisa dibeli bebas. Anda perlu resep dokter untuk mendapatkan obat ini.

Apa Itu Farsiretic

Bahan aktif Furosemide
Golongan Obat resep
Kategori Diuretik
Manfaat Menangani edema akibat gagal jantung kongestif, penyakit ginjal, atau sirosis
Mengobati tekanan darah tinggi
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Farsiretic untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Kandungan furosemide di dalam Farsiretic dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter.
Bentuk obat Tablet

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Farsiretic

Farsiretic tidak boleh digunakan sembarangan. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi Farsiretic:

  • Beri tahu dokter riwayat alergi yang Anda miliki. Farsiretic tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita sulit buang air kecil, penyakit ginjal, penyakit liver, sirosis hati, penyakit asam urat, lupus, pembesaran prostat, ketidakseimbangan elektrolit, kolesterol tinggi, diabetes, atau penyakit Addison.
  • Hindari paparan sinar matahari yang terlalu lama, karena kandungan furosemide di dalam obat ini bisa menyebabkan kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari. Gunakan tabir surya sebelum Anda beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi Farsiretic jika Anda akan menjalani MRI atau pemeriksaan yang melibatkan penyuntikan zat kontras ke dalam pembuluh darah.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan selama menjalani terapi dengan Farsiretic, karena obat ini dapat menyebabkan pusing atau penglihatan kabur.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Farsiretic, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping. Beri tahu dokter jika kesulitan mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
  • Beri tahu dokter jika sedang mengalami dehidrasi atau kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi, seperti muntah-muntah atau diare, baik sebelum maupun selama mengonsumsi Farsiretic.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan sebelum mengonsumsi Farsiretic.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obat lain maupun produk herbal, untuk menghindari terjadinya interaksi obat.
  • Segera temui dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius setelah minum Farsiretic.

Dosis dan Aturan Pakai Farsiretic

Farsiretic tersedia dalam bentuk tablet 40 mg. Dosis Farsiretic yang diberikan oleh dokter tergantung pada kondisi, usia, dan respons tubuh terhadap pengobatan. Untuk anak-anak, dosis obat juga diberikan berdasarkan berat badan.

Berikut adalah dosis umum penggunaan Farsiretic berdasarkan kondisi yang ingin diobati:

Kondisi: Edema karena gagal jantung kongestif, penyakit ginjal, atau sirosis

  • Dewasa: dosis awal 40 mg per hari yang dikonsumsi pada pagi hari. Jika kondisi membaik, dosis dapat dikurangi menjadi 20 mg per hari atau 40 mg setiap 2 hari sekali. Dosis maksimal hingga 80 mg per hari yang dibagi dalam 1–2 dosis.
  • Anak-anak: 1–2 mg/kgBB per hari yang diberikan sebagai dosis tunggal. Dosis maksimal 6 mg/kgBB.

Kondisi: Tekanan darah tinggi (hipertensi)

  • Dewasa: 40 mg, 2 kali per hari. Pemberian Farsiretic bisa dikombinasikan dengan obat antihipertensi.

Cara Mengonsumsi Farsiretic dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk yang tertera pada kemasan sebelum mengonsumsi Farsiretic. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.

Farsiretic sebaiknya diminum pada saat perut kosong. Namun, jika Anda mengalami mual atau sakit perut, konsumsilah obat ini bersama makanan atau susu. Telan tablet dengan bantuan air putih.

Bila Anda lupa mengonsumsi Farsiretic, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, jika jeda dengan dosis berikutnya sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.

Jika Anda juga sedang minum obat sukralfat, cholestyramine, atau colestipol, beri jeda setidaknya 2 jam sebelum atau sesudah mengonsumsi Farsiretic.

Farsiretic harus digunakan secara teratur agar lebih efektif. Pastikan Anda tetap minum obat ini hingga batas waktu yang ditentukan oleh dokter meski sudah merasa lebih baik.

Perlu diketahui bahwa Farsiretic dapat meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi. Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter terkait jumlah asupan cairan harian yang sesuai dengan kondisi Anda.

Lakukan kontrol sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter sehingga kondisi Anda terpantau. Selama menjalani pengobatan dengan Farsiretic, Anda mungkin perlu menjalani tes fungsi ginjal, kadar elektrolit, dan tekanan darah secara berkala. Tujuannya untuk memantau respons tubuh terhadap penggunaan obat.

Untuk membantu menurunkan tekanan darah, penggunaan Farsiretic sebaiknya diiringi dengan penerapan gaya hidup sehat, seperti berolahraga teratur setidaknya 30 menit setiap hari, menjalani diet rendah garam dan rendah lemak, serta tidak merokok maupun mengonsumsi minuman beralkohol.

Simpan Farsiretic di tempat yang sejuk, kering, dan tidak terkena paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Farsiretic dengan Obat Lain

Beberapa interaksi yang dapat terjadi jika Farsiretic digunakan bersama obat-obatan tertentu adalah:

  • Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia jika digunakan bersama obat diuretik hemat kalium, seperti spironolactone atau amiloride
  • Penurunan efektivitas Farsiretic jika digunakan dengan aliskiren atau OAINS, seperti ibuprofen
  • Peningkatan risiko terjadinya tekanan darah terlalu rendah jika digunakan dengan obat antihipertensi ACE inhibitor dan ARB atau antidepresan MAOI
  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan jantung jika digunakan bersama antihistamin, antipsikotik, atau obat glikosida jantung, seperti digoxin
  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal dan gangguan pendengaran jika digunakan dengan antibiotik dari golongan aminoglikosida, cisplatin, atau vancomycin
  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan ginjal jika digunakan bersama dengan antibiotik golongan sefalosporin
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari lithium, seperti diare, muntah, kantuk, gemetar, dan lemah otot
  • Penurunan efektivitas obat antidiabetes
  • Peningkatan risiko terjadinya hiponatremia jika digunakan bersama dengan carbamazepine
  • Peningkatan risiko terjadinya asam urat jika digunakan dengan ciclosporin

Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi Farsiretic bersama dengan obat lain.

Efek Samping dan Bahaya Farsiretic

Mengingat Farsiretic mengandung furosemide, ada efek samping yang mungkin terjadi setelah meminum obat ini, antara lain:

  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Penglihatan buram
  • Mual atau muntah
  • Kram perut
  • Diare
  • Sembelit
  • Hilang nafsu makan

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung mereda. Segera cari pertolongan medis bila Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Telinga berdenging atau gangguan pendengaran
  • Kejang atau kontraksi otot
  • Kulit pucat, mudah memar, atau perdarahan yang tidak wajar dan sulit dihentikan
  • Tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit, seperti kebas atau kesemutan, lemah otot, kram kaki, gelisah, atau jantung berdebar
  • Hiperglikemia, yang ditandai dengan mudah haus, sering buang air kecil, atau mulut kering
  • Gejala penyakit ginjal, seperti penurunan jumlah urine, nyeri saat buat air kecil, atau mudah lelah
  • Gangguan hati yang bisa menimbulkan gejala nyeri perut, urine berwarna gelap, atau penyakit kuning