Feses bayi ASI normal sering kali menjadi perhatian, terutama bagi orang tua baru. Warna, bentuk, dan frekuensi feses dapat menjadi gambaran kesehatan pencernaan bayi, sehingga penting bagi Bunda untuk memahami ciri-ciri feses bayi yang mendapat ASI eksklusif agar lebih tenang dalam merawat si Kecil.
Pada masa awal kehidupan, feses bayi bisa sering berubah, sesuai dengan perkembangan ususnya. Hal ini wajar terjadi dan biasanya tidak berbahaya, asalkan bayi tampak sehat, aktif, dan berat badannya terus naik.

Feses bayi ASI normal juga berbeda dengan bayi yang minum susu formula. Pada bayi ASI, warna, bentuk, dan frekuensi feses bisa dipengaruhi oleh makanan ibu, usia bayi, dan kesehatan pencernaan si Kecil. Dengan mengenali ciri feses bayi ASI normal, Bunda bisa lebih tenang dan tahu kapan harus berkonsultasi ke dokter.
Ciri Feses Bayi ASI Normal
Berikut adalah beberapa tanda feses bayi ASI normal:
- Berwarna kuning keemasan, yang mana dapat bervariasi dari kuning cerah hingga kuning agak kehijauan
- Konsistensi lembek, berair, atau menyerupai pasta, tidak keras dan tidak cair seperti diare
- Kadang ada butiran kecil seperti biji-bijian halus
- Tidak berbau menyengat, biasanya hanya beraroma sedikit asam atau manis
- Frekuensi buang air besar bisa 4–8 kali sehari pada minggu pertama, lalu berangsur-angsur menurun menjadi 1–6 kali, atau bahkan hanya beberapa hari sekali
- Volume feses yang keluar sedikit-sedikit, tetapi sering
- Umumnya tidak disertai lendir berlebihan atau darah
Faktor yang Mempengaruhi Feses Bayi ASI
Ada beberapa hal yang dapat memengaruhi warna, bentuk, dan frekuensi feses bayi ASI normal, yaitu:
1. Usia bayi
Di hari-hari pertama, feses bayi berwarna hitam kehijauan dan lengket (mekonium). Nah, setelah beberapa hari minum ASI, warna feses bayi akan berubah menjadi kuning dan teksturnya lebih lembek atau cair. Semakin bertambah usia, pola feses biasanya jadi lebih teratur.
2. Makanan yang dikonsumsi ibu
Makanan atau suplemen yang dimakan ibu, seperti sayuran hijau atau zat besi, dapat membuat warna feses bayi lebih gelap, kehijauan, atau kemerahan. Perubahan ini biasanya tidak berbahaya dan menandakan feses bayi ASI normal.
3. Proses pencernaan bayi
Setiap bayi punya jadwal buang air besar yang berbeda. Ada bayi yang sering BAB, ada juga yang jarang. Selama bayi mendapat ASI eksklusif dan tumbuh dengan baik, pola ini masih tergolong normal.
4. Kesehatan bayi secara umum
Bila bayi sehat, aktif, menyusu dengan baik, dan berat badan naik, variasi warna dan tekstur feses umumnya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika ada darah, lendir, feses berubah drastis, atau disertai bayi tampak lemas, sering muntah, dan demam tinggi, segera konsultasikan ke dokter.
Meskipun variasi warna dan tekstur feses bayi ASI normal cukup luas, ada beberapa tanda yang harus diwaspadai dan sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter, di antaranya:
- Terdapat darah segar atau lendir yang banyak pada feses
- Feses berwarna putih pucat, abu-abu, atau benar-benar hitam setelah masa mekonium
- Konsistensi feses sangat cair dan frekuensinya meningkat tajam, kemungkinan mengarah ke diare
- Feses keras dan bayi terlihat kesulitan atau jarang buang air besar
- Bayi tampak lemas, tidak mau menyusu, muntah hebat, demam tinggi, atau tanda dehidrasi, seperti mulut kering dan jarang pipis
- Berat badan tidak naik sesuai grafik pertumbuhan atau justru menurun
Jika Bunda menemukan salah satu tanda di atas, terutama pada bayi baru lahir, segera konsultasikan ke dokter. Pemantauan tumbuh kembang dan kesehatan sistem pencernaan si Kecil sangat penting dilakukan sejak dini untuk mencegah gangguan kesehatan yang serius.
Mengetahui ciri feses bayi ASI normal membantu Bunda lebih percaya diri merawat si Kecil. Jika masih ragu atau merasa ada hal yang tidak wajar pada pola buang air besar bayi, jangan ragu untuk Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER. Konsultasi cepat dengan tenaga medis profesional akan membantu memastikan kesehatan dan tumbuh kembang Si Kecil tetap optimal.