Sebagian wanita mungkin merasa ragu untuk menggunakan toilet umum saat hamil. Karena digunakan oleh banyak orang, fasilitas ini bisa cepat kotor dan jadi sarana penyebaran kuman dan virus penyebab penyakit. Nah, supaya Bumil bisa memakai toilet umum dengan aman, ikuti tips di artikel ini, yuk.

Ibu hamil biasanya akan lebih sering buang air kecil, bahkan hingga sekitar 7 kali sehari. Hal ini bisa disebabkan oleh meningkatnya hormon hCG yang membuat produksi urine bertambah. Ukuran rahim yang membesar juga bisa menekan kandung kemih, sehingga membuat ibu hamil sering pipis.

Ini 6 Tips Aman Memakai Toilet Umum Saat Hamil - Alodokter

Karena merasa sering ingin buang air kecil, Bumil mungkin akan lebih sering bolak-balik ke toilet, termasuk toilet umum. Namun, Bumil perlu berhati-hati dan menerapkan tips aman memakai toilet umum sebelum menggunakannya. Hal ini penting guna mencegah paparan kuman dan virus yang berada di toilet umum.

Tips Pakai Toilet Umum Saat Hamil

Toilet umum bisa jadi “rumah” bagi banyak bakteri, termasuk Escherichia coli (E. coli). Paparan bakteri dapat menyebabkan ibu hamil mengalami berbagai penyakit, seperti infeksi saluran kemih (ISK) dan diare. Jika tidak diobati, bakteri ini bahkan bisa menyebabkan infeksi pada janin dan meningkatkan risiko persalinan prematur.

Guna mencegah infeksi dari mikroorganisme yang ada di toilet umum, Bumil bisa ikuti beberapa tips berikut ini:

1. Pilih toilet jongkok

Pilihlah toilet jongkok bila tersedia. Toilet jenis ini akan meminimalkan paparan infeksi karena tubuh Bumil tidak bersentuhan langsung dengan permukaan toilet saat buang air kecil.

Selain itu, membiasakan pakai toilet jongkok juga dapat mencegah sembelit dan wasir yang biasanya dialami oleh ibu hamil. Posisi jongkok juga bisa membantu memperkuat dan melenturkan otot-otot panggul, sehingga persalinan bisa menjadi lebih lancar.

2. Bersihkan permukaan toilet sebelum disentuh

Sebelum menggunakan toilet duduk, Bumil disarankan membersihkan permukaan dudukan dengan cairan alkohol yang tersedia di dalam toilet atau tisu basah yang mengandung antiseptik. Bumil juga bisa membawa toilet seat sanitizer kemana pun Bumil pergi agar tidak repot mencari cairan pembersih.

Selain itu, hindari menyentuh langsung flush toilet, gagang pintu, atau keran wastafel. Soalnya, permukaan tersebut sering disentuh oleh pengguna toilet yang lain dan berisiko menjadi sarang bakteri. Gunakanlah tisu untuk menghindari kontak langsung dengan benda-benda di toilet.

3. Jangan membilas kloset dalam posisi duduk

Tahukah Bumil, kuman dan virus di dalam toilet bisa menyebar ketika Bumil membilas kloset. Kalau Bumil membilas kloset dalam posisi duduk atau jongkok di atas toilet, bukan tidak mungkin kuman tersebut bisa menyebar ke tubuh Bumil.

Jadi, sehabis buang air kecil, sebaiknya bersihkan organ intim dulu. Setelahnya, tutup kloset duduk saat membilasnya atau berdiri saat menyiram kloset jongkok.

4. Cuci tangan setelah buang air kecil

Setelah keluar dari bilik toilet, segera cuci tangan dengan air mengalir dan sabun cair sampai bersih. Cuci tangan dapat menyingkirkan kuman dan virus yang ada di tangan. Untuk menutup keran air setelah cuci tangan, gunakan siku ya, Bumil.

5. Keringkan tangan

Jangan biarkan tangan Bumil basah dalam waktu yang lama. Soalnya, kuman lebih mudah menempel di tangan yang basah. Oleh karena itu, keringkan tangan dengan tisu kering setelah Bumil cuci tangan.

6. Jangan berlama-lama di dalam toilet

Makin lama Bumil di toilet umum, risiko paparan kuman dan virus akan lebih besar. Jadi, setelah selesai buang air kecil dan cuci tangan, segeralah keluar dari toilet. Bumil juga disarankan untuk tidak menggunakan ponsel selama di dalam toilet guna mencegah kuman dan bakteri menempel di ponsel.

Mungkin awalnya akan terasa repot untuk melakukan cara-cara di atas, tetapi lama-kelamaan Bumil akan terbiasa, kok. Semua ini penting dilakukan demi kesehatan Bumil dan calon buah hati.

Kalau Bumil masih punya pertanyaan terkait tips menggunakan toilet umum atau seputar kesehatan kehamilan lainnya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.